Hamburg, Germany 2025
Banyak hal yang manusia lewatkan dengan sebuah penyesalan dan terkadang ia pun tidak merasakannya. Ketika ada hati yang terkadang mati, ada rindu yang kadang semu, ada rasa yang kadang dusta, dan ada pula cinta yang terenggut nestapa. Tidak peduli berapa lama waktu telah menelannya, penyesalan tetap ada.
[SEORANG KONGLOMERAT PEMILIK SN GROUP, OH GONG YO MEMBUNUH PUTRA BUNGSUNYA SENDIRI]
[SEORANG “J” HARUS MEREGANG NYAWA DI TANGAN SANG AYAH]
{SAHAM “SN GROUP” JATUH MEROSOT TAJAM, SANG CEO MENDEKAM DI PENJARA ATAS PEMBUNUHAN YANG DIAKUINYA}
Setumpuk surat kabar lama bertuliskan Hangeul tertumpuk di atas meja kerja Sehun, lantas ia mendengkus melempar tumpukan kertas tidak berguna itu ke dalam tempat sampah di samping mejanya. Chanyeol pasti yang meletakkannya di sini, entah berapa banyak lagi yang dia punya dan berkali pula Sehun membuangnya.
“Susu hangatmu datang tuan muda,” Yishing muncul dari balik pintu membawa troli makanan, “ingin menambahkan Helgolander Krabbensalat atau franzbrotchen?” lanjutnya.
“Helgolander Krabbensalat?” kemudian diangguki Yishing, lantas ia menyajikannya di hadapan sang tuan muda makanan yang berbahan dasar udang tersebut.
“Tumben sekali memilih daging olahan laut?”
Sehun mengendik bahu, “aku sangat lapar, itu saja.”
“Sempatkanlah untuk sarapan bersama di meja makan, tuan Haejin mencarimu.” Pantas saja seharian penuh Sehun tidak terlihat, sejak kemarin ia mendekam di ruang kerjanya.
“Benarkah?” Yishing mengangguki pertanyaan Sehun, “aku akan meminta maaf nanti pada papa, apa beliau pergi ke rumah sakit?”
“Yeah, kurasa dia lebih keras kepala darimu.” Sehun mendesah setelah mendengar pernyataan Yishing, padahal berulang kali ia meminta Haejin untuk pensiun dan menikmati usia senjanya.
“Apa yang kau kerjakan setelah ini?”
“Menemui investor baru.”
“Baiklah, good luck.” Lantas ia beranjak membawa serta troli yang ia bawa.
Sehun mengangguki sebagai tanda terimakasihnya secara tidak langsung pada Yishing yang telah mendoakannya, dia jadi ingat pastor Yoongi. Kira-kira bagaimana keadaan pria itu sekarang, sudah lama sekali rupanya.Seteguk air susu ditelannya, sedikit menggernyit merasa menyesal karena menjodohkan makanan yang tidak cocok sama sekali. Lagi pula rasa lapar mendominasi, jadi Sehun tidak peduli. Bersamaan dengan tegukan terakhir Chanyeol muncul dari bibir pintu, seperti biasa lelaki itu mungkin akan menceramahinya.
“Apa kegiatanmu hari ini?” Chanyeol menyilangkan kaki setelah nyaman dengan sofa beludru berwarna abu muda sebagai tempat duduknya yang berhadapan dengan Sehun.
“Menemui investor, kerumah singgah anak yatim, menghadiri acara amal, dan mengecek gudang penyimpanan.” Jelasnya, kemudian melanjutkan suapan sarapan paginya.
“Baiklah, kita pergi ke rumah sakit sekarang. Dokter Warren menunggumu.”
Sehun menghentikan kunyahannya, lalu ia meraih selembar tissu untuk makanan yang tidak jadi ia telan, “kau masih menganggapku gila Bruder?”desisnya.
Chanyeol mulai tidak suka dengan reaksi Sehun yang satu ini, “Aku tidak pernah mengatakannya.”
“Lalu apa? Kau bahkan menyuruhku menemui psikieater.”
KAMU SEDANG MEMBACA
souls (end)
Fanfiction[Amazing cover by: @me] "Aku hanya ingin 'cinta' ayahku kembali."