28

2.5K 255 78
                                    

Tarik napaaaassss, buang...

Ini panjang bgt, 5096 word.

Siapkan mental, pencet bintang.

Selamat membaca.









Taehyung menatap kakaknya dengan tegar meski dari sudut hatinya ia ingin menangis. Hoseok terlalu bekerja keras untuknya, mencari bukti yang tidak kunjung menemui titik terang. Meski pengacara tetap berpendirian untuk mengeluarkannya dari jeruji besi.

Ruang sidang mulai dipenuhi oleh manusia dari berbagai golongan, di belakang para wartawan telah mempersiapkan peralatannya untuk memuat berita dari seorang anak politikus yang tersandung kasus.

Krish beberapa kali meyakinkannya bahwa mereka akan memenangkan kasus. Taehyung memang menggantungkan kepercayaannya pada pengacara itu, pengacara yang dua tahun lalu adalah seorang detektif kepolisian menawarkan bantuan namun Taehyung abaikan.

Kasus pembunuhan kedua orang tuanya mana mungkin dapat Taehyung lupakan. Dari sudut kirinya, Hoseok tetap memberikan kekuatan lewat tatapan jelaganya. Dia duduk di bangku terdepan, bersama Jongin yang merelakan jam sekolahnya sekedar memberi sumbang kekuatan pembelaan sebagai saksi kejadian.

"Percaya padaku, kau tahu kita mempunyai banyak bukti. Temanmu hadir untuk membelamu, kita punya banyak suara Taehyung. "

Taehyung menghela napas, terhitung jutaan kali dalam dua minggu ini ia melakukannya. Dia takut sekali, bagaimana jika apa yang sedang ia bayangkan tak menjadi kenyataan.

"Bersemangtlah sedikit nak, " Krish menggenggam tangan kanan Taehyung erat, mengundang senyum ketegaran yang dipaksakan keluar.

Hakim datang menempati tahtanya di atas sana, menandakan sidang dimulai. Jaksa penuntut umum berdiri membacakan tuntutan setelah hakim mempersilahkannya bicara. Dia mengatakan bahwa Taehyung bersalah sebab memukul Jongdae hingga anak itu mungkin akan mereggang nyawa. Berlebihan sekali, Krish terkekeh samar.

"Bukti macam apa yang anda punya? Anda yakin dia sedang koma dan tidak bisa bangun? " Krish beranjak dari tempat duduknya beringsut ke depan menghadap sang jaksa, setelah hakim mempersilahkannya angkat bicara.

"Saya ingatkan kembali, saudara Kim Jongdae di sini jugalah sebagai terdakwa. Kim Taehyung di sini hanya bergerak membela sebagai reflek sebab temannya terjatuh dari atas gedung. Dia hanya melakukan hal wajar, sebagai pembelaan. "

"Lagi pula saudara Kim Jongdae masih mampu menghadiri persidangan. Jadi saya keberatan dengan tuntutan. "

"Apakah anda punya saksi? " Jaksa kembali melontarkan tanya.

"Tentu saja. "

Sidang berjalan cukup membuat Taehyung berkeringat dingin, gugatan masih dilayangkan. Krish bersitegang membelanya, Jongin keluar dari bagkunya. Dia di persilahkan bersaksi.

Jongin mengucapkan kesaksian dari apa yang ia lihat, menceritakan segalanya di depan hakim. Namun kembali disangkal oleh pengacara dari pihak Jongdae, sehingga Taehyung tidak memiliki ruang. Pengacara itu mengeluarkan bukti, namun Krish tidak berdiam. Dia menyerang balik dengan menyerahkan sebuah rekaman vidio, yang ia dapatkan susah payah sebelum CCTV lantai tujuh gedung sekolah diretas.

"Apakah bukti itu belum cukup? Jika masih diragukan, anda bisa memriksanya. Begitu saja yang mulia. " Krish undur diri dari tempatnya, kembali duduk di samping Taehyung.

Persidangan riuh setelah dinyatakan bahwa rekaman itu asli, wartawan gencar mengambil gambar. Hakim pun menyatakan bahwa Taehyung bebas dari tuduhan tanpa syarat. Sedang Jongdae di jerat dengan hukuman lima belas tahun penjara atas apa yang dilakukannya pada Park Jimin.

souls (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang