Malam yang berkali lipat begitu dingin bagi Taehyung, rasanya hingga menusuk ke ulu hatinya. Tangannya saling bertaut berharap dirinya lebih tenang, pikirannya semakin kalut. Melihat Sehun tak sadarkan diri tepat didepannya adalah hal yang tak pernah anak itu bayangkan. Ditambah dengan teriakan hawatir dari wanita yang sebagai ibu Sehun menghubungi ponsel yang sedari tadi ia genggam.
Ini kedua kalinya dan dengan posisi yang sama Taehyung berdiri memucat, setelah Sehun kehilangan kesadarannya. Kyungsoo kebetulan melihatnya dan segera menghubungi para medis, sesampainya di UGD rumah sakit itu. Salah seorang dokter menemukan secarik kertas di saku almamater Sehun. Yang ia bilang itu adalah kertas rujukan dokter, belum genap 30 menit penanganan. Sehun kembali di masukkan kedalam ambulance dan berpindah rumah sakit.
Taehyung tak tau apa yang sedang terjadi dengan pemuda yang beberapa minggu ini menjadi penolongnya. Kyungsoo beberapa kali menyadarkan anak itu, dia seperti manusia hidup tanpa jiwa. Dan demikian Kyungsoo menyimpulkan bahwa pemuda pengunjung kedai makan miliknya ini begitu berharga bagi karyawannya.
Fokus Taehyung teralihkan melihat dokter muda bertubuh jakung bergerak cepat menjemput dokter yang lebih tua. Kehadirannya seperti tak dianggap sekarang, lantas ia menyimpulkan bahwa memang Sehun sudah lama seperti ini tanpa sepengetahuannya. Betapa bodohnya ia tak pernah peka apa yang sedang di alami kawannya itu, sangat tidak tau diri dirinya atas keadaan orang yang hanya dengan sepekan dapat memahaminya.
"Tenanglah, Sehun pasti baik saja. " entah sudah keberapa kali Kyungsoo mengucapkannya, namun Taehyung tak pernah bisa berpikir begitu sekarang. Dia tetap berdiri didepan pintu IGD, menunduk memandang ponsel Sehun yang sejak tadi ia genggam.
Seperkian detik kemudian, ia terhenyak karena rasa kebas panas menyapa pipi kirinya. Lantas ia segera berlutut dihadapan seseorang yang ia yakini ibu dari Sehun, Taehyung tak keberatan jika saja ia dibunuh oleh wanita ini.
"Apa yang sudah kau lakukan pada putraku?! " Taehyung hanya bergeming pada posisinya, membiarkan wanita itu menyikasanya. Dan Kyungsoo mencoba menghentikannya.
"Eomma tenanglah, Sehun hyung pasti baik saja. "
"Bagaimana kau bisa bilang seperti itu sedang kakakmu bisa saja mati sekarang Jungkook! " Jihyun tentu saja tak ingin itu terjadi, putranya adalah jiwanya. "Dan kau! Jangan pernah berdekatan dengan putraku! " Taehyung memang pantas jika diperlakukan seperti ini, menurutnya.
Jungkook berbuat sebisanya agar sang ibu tenang, walaupun hanya sekedar memelukanya saja. Ia mengerti seberapa berharganya kakaknya itu bagi sang ibu, meskipun dia juga sama dimata ibunya. Kejadian itu begitu cepat tadi, wajah pias wanita berharganya itu hampir membuat Jungkook tak tau harus berbuat apa, ketika sang ibu memilih mengemudikan mobil sendiri setelah berbicara diponsel.
Suasana menjadi hening sejenak dan hanya terdengar isakan Jihyun dipelukan Jungkook, sampai kemudian kedatangan Joohyun mengalihkan. Dokter muda itu masih terengah, maraton dari lantai 10 ke lantai dasar bukanlah hal yang mudah. Meskipun ada elevator membantu, pesan singkat dari kekasihnya itu tak bisa membuatnya bernapas tadi.
"Eomma. " Jungkook hanya diam ditempatnya melihat dua wanita berharganya saling bertukar perasaan. "Semua akan baik saja eomma, Haejin gyungso-nim sudah menolong Sehun tepat waktu. Tenanglah, percayalah padaku. " Joohyun hanya bisa mengucapkan kata yang dianggapnya lebih baik.
"Jungkook-ah temani eomma duduk. "
"Ne. "
Joohyun menghela napas panjang, hari ini begitu berat. Ia menduga pasti ini karena kegiatan gila yang Sehun lakukan, jika memang benar dia tak segan akan memaksa adiknya itu berhenti bagaimanapun caranya. Situasi sudah terkendali lebih tenang, Joohyun hendak beranjak menemani sang ibu sampai ia berhenti melihat sosok pemuda yang masih bersimpuh dan seorang membantunya berdiri kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
souls (end)
Fanfiction[Amazing cover by: @me] "Aku hanya ingin 'cinta' ayahku kembali."