Perasaan ini masih sama, belum pudar, sedikitpun belum.
Aku masih terus menantimu. Masih terus menyebut namamu dalam setiap doa-doaku.
Kamu masih juga menghantui benakku.
Kenapa kau masih di sini? Di dalam hatiku. Kenapa tidak lari? Lari meninggalkan ku?
Terimakasih, telah singgah dan menetap sampai saat ini di hatiku.
Kau tahu? Apa yang lebih sakit dari patah hati?
Kisah kita, kita sama-sama mencintai, tapi sama-sama bungkam.Kau tahu apa yang lebih berat dari rindunya sepasang kekasih yang LDR?
Kisah kita, kita dekat. Namun, entah kenapa rasanya bahkan lebih jauh dari sepasang kekasih yang LDR.Kita dekat, tapi untuk bicara pun sangat sulit.
Kita saling mendengar, tapi untuk menyelak pun tak mampu.
Kita saling melihat, tapi untuk sekedar tersenyum pun tak bisa.Aku selalu meminta jikalau memang kamu yang ditakdirkan untukku, agar hati kita didekatkan. Namun, aku ingin raga kita terpisah. Jauh, sangaaaat jauh. Sampai saat yang tepat, Allah mempertemukan kita di rumahku, dan menyatukan kita dalam ikatan yang halal.
Namun, jika memang kamu tidak ditakdirkan untukku, jika memang kamu hanya datang untuk pergi pada akhirnya, agar perasaan ini segera hilang dari hatiku. Agar kamu segera lari dari hatiku. Agar kamu tak lagi menghantui benakku.
Apa kini kau masih berusaha memintaku pada Allah?
KAMU SEDANG MEMBACA
KA(k)U
PoetryAku tak pandai merangkai kata, tapi semua kata disini adalah hasil jemariku. I hope u like it guys❤ "Rasanya lebih miris, ketika aku harus terluka karena keputusanku sendiri."