Awalnya kukira aku sudah melupakanmu.
Namun, ternyata aku salah.Aku masih saja menangis kala harus melihatmu bersamanya.
Aku ingin sepertimu, yang bisa melupa secepat itu.
Kecewa?
Tentu.
Siapa yang tidak kecewa, dengan sebuah kalimat aku akan terus berjuang untukmu.
Namun, nyatanya kaulah yang paling dulu menyerah.Yang lebih kecewanya lagi, kau tak bisa menghargai sedikit saja perasaanku. Misalnya untuk tidak menampakkan kemesraanmu dihadapanku, mungkin.
Tapi, kurasa aku yang bodoh karena terlalu memercayaimu saat itu. Bukankah memang semua mulut lelaki hanyalah omong kosong?
KAMU SEDANG MEMBACA
KA(k)U
PoetryAku tak pandai merangkai kata, tapi semua kata disini adalah hasil jemariku. I hope u like it guys❤ "Rasanya lebih miris, ketika aku harus terluka karena keputusanku sendiri."