Salah Kira

23 1 0
                                    

Awalnya kukira aku sudah melupakanmu.
Namun, ternyata aku salah.

Aku masih saja menangis kala harus melihatmu bersamanya.

Aku ingin sepertimu, yang bisa melupa secepat itu.

Kecewa?

Tentu.

Siapa yang tidak kecewa, dengan sebuah kalimat aku akan terus berjuang untukmu.
Namun, nyatanya kaulah yang paling dulu menyerah.

Yang lebih kecewanya lagi, kau tak bisa menghargai sedikit saja perasaanku. Misalnya untuk tidak menampakkan kemesraanmu dihadapanku, mungkin.

Tapi, kurasa aku yang bodoh karena terlalu memercayaimu saat itu. Bukankah memang semua mulut lelaki hanyalah omong kosong?

KA(k)UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang