11- Sholawat

8.7K 440 5
                                    

Selesai sholat Ashar, kini Azkia duduk di ayunan samping rumahnya, lebih tepatnya di rumah mertuanya. Sejak dua hari lalu dia tinggal di rumah Arta, meninggalkan mama, papa, serta adiknya.

"Hei, lagi nglamunin apa. Aku udah salam loh, tapi nggak dijawab?" Tanya Arta yang baru datang.

"Eh, waalaikumsalam kak. Nggak nglamunin apa apa kok" ucap Azkia setelah mencium punggung tangan Arta.

"Kak Ta kok udah pulang. Tumben banget pulang sore. Biasanya juga malam"

"Iya tadi habis keluar sama bos, terus langsung diijinin pulang"

Azkia menganggukkan kepalanya. "Ya udah ayo kak masuk. Kia bikinin teh" ucap Azkia yang mulai memasuki rumah dengan diikuti Arta di belakangnya.

Setelah membuatkan teh untuk Arta. Kini Azkia duduk di samping Arta, menemaninya sambil menyenandungkan lagu barat yang tengah hits di kalangan remaja.

"Daripada kamu nyanyi lagu nggak jelas kayak gitu mending kamu shalawat aja, biar adem" ucap Arta mengingatkan Azkia.

"Ya kan nggak papa juga dong kak sekali kali nyanyi" jawab Azkia membela diri

Arta menggelengkan kepalanya "hampir setiap hari aku denger kamu nyanyi. Dan aku cuma denger kamu baca sholawat cuma sekali tadi pagi. Itupun kamu diajak sama ibu"

Azkia diam dan menundukkan kepalanya. Yang dikatakan oleh Arta memang benar. Dia tidak pernah menyenandungkan shalawat. Bahkan dia lebih banyak menghafal lagu lagu barat daripada shalawat.

"Maaf kak, makasih udah ingetin Kia. Sekarang Kia sadar. Kia sering banget berharap nanti mendapat syafaat dari rasulullah. Tapi bagaimana mungkin Kia mendapatkan syafaat itu, kalau untuk menyanjung dan merindukannya saja Kia tidak pernah. Bahkan Kia melupakannya."

Setelah mengatakan itu Azkia semakin menundukkan kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bahunya bergetar menandakan kalau dia sedang menangis.

"Kak Kia takut, nanti kalau sudah di hisab, keburukanlah yang lebih banyak Kia lakukan daripada kebaikan"

Arta memandang istrinya yang tengah menangis. Dia tidak heran melihat istrinya yang menangis, karena mertuanya sudah memberi tahu kalau memang Azkia anak yang cengeng. Ditambah lagi Azkia masih berstatus sebagai pelajar.

Dengan sedikit ragu dia menarik bahu Azkia kemudian memeluknya "udah jangan nangis. Alhamdulillah kalau kamu sadar, kakak nggak pernah larang kamu buat nyanyi. Tapi kamu tau kan pilihlah lagu yang disana liriknya tidak mengandung keburukan. Dan ingat, jangan sampai shalawat terkalahkan dengan lagu lagu barat" ucapnya sambil mengusap kepala Azkia pelan. Azkia hanya mengangguk di pelukannya.

"Sekarang diam ya, udah nangisnya. Nanti kalau ada ibu, kakak lagi yang dikira bikin kamu nangis"

Azkia yang mendengar penuturan Arta, langsung melepaskan pelukanya, dan mengerucutkan bibirnya menatap Arta.

"Ya udah, tinggal aku bilang sama ibu kalau yang buat aku nangis emang kak Ta"

Arta tertawa mendengar penuturan dari Azkia. Istrinya benar benar lucu. Dia sangat bersyukur karena telah dijodohkan dengan Azkia. Takdir Allah benar benar indah. Mampu membuat alur cerita yang tidak dapat di tebak oleh makhluknya.

Baik Arta maupun Azkia, keduanya tidak pernah menyangka akan di persatukan dalam ikatan pernikahan melaui perjodohan dari kedua orang tuanya.

°°°
Arta yang baru saja pulang dari masjid tersenyum saat mendengar lantunan sholawat dari bibir istrinya yang sedang menyiapkan makanan untuk makan malam.

"Assalamualaikum. Asyik banget sholawatnya, sampai-sampai nggak sadar suaminya pulang" ujar Arta sambil tetap menampilkan senyum di bibirnya.

"Emm, waalaikumsalam kak. Hehehe Kia nggak denger kak, ngelamun. Loh ayah mana kok nggak bareng sama kak Ta" ucap Azkia sambil celingak celinguk mencari Surya ayah mertuanya.

"Udah masuk ke kamar mungkin, hayo kamu lagi ngelamunin apa??" Ucap Arta yang sudah duduk di meja makan sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanannya.

"Ya aku nyesel aja kak, kenapa selama ini waktu aku habis aku gunakan untuk hal hal yang nggak penting. Yang nggak ada manfaatnya. Padahal ada hal lain yang lebih bermanfaat. Contohnya saja nyanyi. Aku tuh nyesel kak, kenapa aku nggak pernah bersholawat, padahal shalawat kan salah satu bentuk kecintaan kita kepada rasul. Tapi aku malah tinggalin, dan lebih milih nyanyiin lagu lagu galau yang ya gimana ya, aku bingung ngomongnya. Pokoknya aku tuh udah merugi banget kak"

Arta tersenyum mendengar penjelasan dari Azkia "ternyata benar kata mama, istriku sangat cerewet"

Azkia yang mendengar kata istri dari Arta, entah kenapa tiba tiba pipinya menjadi merah. Dia malu. "Ih aku nggak cerewet tau" belanya

"Buktinya kamu bisa ngomong panjang kayak tadi, ngga pake spasi lagi" kekeh Arta

"Iiihh, terserah deh. Eh tapi kak, selama empat hari Kia jadi istri kakak, Kia juga nggak pernah denger kakak sholawat tuh. Malahan kak Ta tuh banyak diamnya, jarang ngomong kecuali sama ibu "

"Memangnya kamu mau aku  sholawat?" Tanya Arta

"Boleh boleh, ayo cepat sholawat kak, aku pengen dengar suara kak Ta" ujar Azkia dengan antusias.

Arta menggelengkan kepalanya, "nggak sekarang. Sekarang mendingan kamu panggil ibu sama ayah buat makan malam, aku udah laper nih" ujar Arta dengan wajah yang di buat memelas dan memegang perutnya.

Azkia tersenyum kemudian mengacungkan jempolnya.

°°°
Makan malam telah usai sesari tadi. Setelah mengobrol dengan ibu mertuanya di ruang keluarga, Azkia segera menghampiri Arta yang sedang memainkan ponselnya di kamar. Dia teringat pada janji Arta yang akan bersholawat untuknya.

"Kak" panggilnya

Arta hanya berdehem tanpa menoleh ke Azkia. Merasa di cuekin, Azkia hanya diam di samping Arta dengan mengerucutkan bibirnya.

Arta yang heran karena istrinya langsung diampun menoleh dan mendapati Azkia yang sedang menatapnya dengan cemberut. Arta langsung menaruh ponselnya di nakas samping tempat tidur dan kemudian menghadap ke Azkia.

"Ada apa sayang?" Tanyanya lembut.

Azkia langsung menatap Arta dengan mengerjapkan matanya beberapa kali. Selama empat hari menjadi istri dari Arta, baru kali ini dia di panggil sayang oleh Arta.

Arta yang melihat istrinya tercengang langsung menyentuh bahu Azkia. "Kok malah bengong sih? Ada apa?" Tanyanya sekali lagi

"Emmmm, enggak. Enggak bengong kok. Eh, Kia kesini tuh mau nagih janji"

Arta mengerutkan keningnya. "Janji apa?"

"Tuh kan lupa. Tadi kan sebelum makan kak Ta janji sama aku kalau mau sholawatan. Kok lupa sih" ucapanya sesikit kesal

"Oh itu, ya udah sini aku sholawat buat kamu" ucap Arta sambil menarik pelan kepala Azkia untuk bersandar di pundaknya.

Azkia hanya menurut dan mulai merebahkan kepalanya di pundah Arta.

Perlahan lantunan sholawat ya rasulullah mengalun dengan merdu dari bibir Arta. Azkia yang mendengar lembutnya sholawat yang di bawakan Arta, perlahan mulai mengantuk dan akhirnya tertidur dalam dekapan Arta.

Arta yang melihat istrinya tertidur, dengan sangat hati hati menidurkan Azkia kemudian menyelimutinya. Dengan penuh kasih sayang Arta mencium kening Azkia sambil berucap "selamat tidur istriku, semoga mulai hari ini bibirmu hanya menyenandungkan sholawat untuk rasulullah"

TBC

Alhamdulillah bisa up lagi, terimakasih atas dukungan kalian. Love u all

6-1-2018
Arazna



Arta & AzkiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang