12- Ditinggal

8.1K 395 2
                                    

"Lo kenapa sih Ki, senyum senyum gajelas" ucap Ellen yang melihat tingkah aneh dari sahabatnya.

"Eh, enggak kok ngga papa" ucapnya masih dengan senyum yang sama

"Eh guys, kemarin kan gue pergi nih sama nyokab. Terus di jalan gue ngeliat cowok ganteng banget mirip kayak jefri nichol" ucap Meisa dengan antusiasnya.

"Kumat deh si kunyuk satu ini" ujar Raina dengan kesal

"Bilang aja lo ngiri sama gue kan" ujar meisa sambil menjulurkan lidahnya.

"Apaan sih capek deh gue dengernya, artis mulu yang di bahas, ganti topik napa sih" protes Ellen.

"Udah gausah ribut, nggak guna tau nggak sih" sahut Azkia.

"Eh tugas drama bahas jawa tuh belum kita diskusiin sama sekali loh. Gimana kalau entar pulang sekolah aja kita langsung ke rumah Kia sekalian gue kangen banget sama Alam" ucap Neta girang.

"Eh jangan kerumah gue. Mending rumah lo Len" ucap Azkia sedikit gugup.

Raina dan Meisa menyipitkan matanya sambil menatap Azkia. "Lo nyembunyiin sesuatu ya dari kita" ucap Meisa sambil menunjuk Azkia menggunakan pensil.

"Nyembunyiin apaan sih, ya nggak lah" ujar Azkia dengan ekspresi yang di buat sebiasa mungkin.

"Ya kalo gitu dirumah lo aja. Jangan di rumah gue, Meisa kan takut kucing entar nugasnya ngga tenang. Jangan di rumah Meisa kan rumahnya jauh entar lo di cariin. Jangan di rumah Neta kan dia tinggal sama kakaknya di Surabaya, rumah aslinya kan di Tuban. Jang.." belum sempat Ellen meneruskan ucapanya segera Raina menimpuknya dengan penghapus.

"Lo ceramah atau gimana sih, panjang bener" protes Raina.

"Jangan di rumah gue, masih berantakan belum gue beresin" tambah Raina

"Ya udah gue yang mutusin kalo kita kerja kelompok di rumah Azkia" ujar Neta

Akhirnya dengan sangat terpaksa Azkia menyetujui permintaan para sahabatnya yang sangat bawel. Sebelum itu ia sudah menghubungi Arta kalau dia pulang kerumah mamanya untuk kerja kelompok dengan temanya.

"Tapi gue ga bawa motor lo, tadi pagi diantar"

"Tenang kan ada gue" ujar Raina

Di pabrik Arta yang sedang makan siang dengan Hasan langsung membuka pesan yang dikirim oleh Azkia.

Istriku
Assalamualaikum kak,
nanti pulang sekolah Kia langsung ke rumah mama ya mau kerja kelompok sama temen

Dengan segera dia mengetikkan balasan untuk istrinya.

Arta
Waalaikumsalam
Iya, nanti kalo mau pulang bilang ya, biar aku jemput kamu.

"Pasti dari si istri, tau deh yang udah punya istri" ujar Hasan menyindir.

"Makanya cepet nikah, ngiri aja lo" sahut Arta dengan meremehkan Hasan.

°°°
Setelah mengerjakan tugas yang malah banyak bicaranya, kini semua teman Azkia pamit untuk pulang karena hari sudah sore.

"Eh, Ki gue nginep di rumah lo ya. Ini mama wa kalo katanya lagi perjalanan ke Malang, kakak gue opname. Terus gue di suruh nginep di rumah lo atau nggak rumah Ellen" ucap Meisa memelas.

"Yah, kalo di rumah gue kayaknya gabisa deh Sa, kan ada bude gue makanya gue males pulang, di omelin mulu sih" jawab Ellen.

Azkia yang mendengar keterangan dari teman temanya bingung sendiri. Kalau Meisa nginep di rumahnya itu berarti dia nggak akan pulang ke rumah mertuanya. Dan yang membuat dia semakin bingung adalah kalau tiba tiba Arta datang menjemputnya.

"Aduh gimana ya? Bukanya gue ngga mau tapi," ucap Azkia menggantunkan ucapannya.

"Tapi gue harus pulang ke rumah mertua gue. Kalo suami gue nyariin gimana?" Jeritnya dalam hati.

"Udah ah gue ijin sama tante Susi dulu" belom sempat Azkia mencegah Meisa, tetapi Meisa sudah terlebih dulu masuk ke dalam rumahnya.

"Ya udah ya Ki, kita pulang dulu. Assalamualaikum" ucap Neta

"Iya waalaikumsalam"

Azkia hanya pasrah untuk membiarkan Meisa menginap di rumahnya. Kalau dia melarang pasti Meisa akan curiga. Azkia meninggalkan Meisa yang sedang berbicara dengan mamanya. Segera dia hibungi Arta untuk memberitahu bahwa dia menginap di rumah mamanya.

"Hallo, assalamualaikum" sapa Arta di seberang sana

"Waalaikumsalam kak, Kia mau ijin. Hari ini Kia nginep di rumah mama ya. Soalnya temen Kia ada yang mau nginep, mamanya ke malang nemenin kakaknya yang sakit" ujar Azkia dengan menggigit bibir bawahnya takut kalau Arta tidak memberinya ijin.

"Oh gitu, iya nggak papa kok" ujar Arta dengan nada yang sedikit kecewa.

"Jangan telat makan ya kak. Soalnya biasanya kakak males makan kalau nggak Kia geret"

Arta terkekeh pelan mendengar penuturan Azkia. "Iya istriku, kamu juga ya jangan telat makan. Jangan baca novel terus"

"Siap laksanakan. Emmm, udah dulu ya kak, takutnya nanti Meisa nyariin aku. Aku matiin ya, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah menerima telepon dari Azkia, entah kenapa semangat Arta jadi menurun. Biasanya saat jam pulang kerja dia akan semanagat pulang ke rumah. Tetapi kali ini dia malah lemes saat jam pulang kerja.

Tit....tit..
Bunyi klakson motor terdengar memekakkan telinga Arta, siapa lagi kalau bukan Hasan teman kerjanya.

"Woi, tumben lo pulang kerja lemes gitu, kan biasanya semangat soalnya mau ketemu pacar halal" ucap Hasan yang duduk di atas motornya menunggu Arta yang sedang memasang helm.

"Males pulang gue, istri lagi ngga di rumah" ucap Arta seadanya

"Pantesan loyo, biasanya juga langsung ngibrit pengen cepet sampai rumah. Eh btw, emang kemana istri muda lo" celetuk Hasan

Arta yang mendengar penuturan Hasan langsung memukul Hasan, untung saja ada helm yang melindungi kepalanya. "Lo ngomong ngga di saring dulu ya. Lo pikir istri gue dua, pake bilang istri muda segala. Udah ah, pulang gue dari pada ngeladenin omongan cowo jomblo kaya lo" ucap Arta yang sudah tancap gas meninggalkan Hasan.

"Woi, gue bukan jomblo tapi singel. Lagian kan elo yang nglarang gue pacaran. Dasar lo" teriak Hasan memaki Arta yang sudah jauh.

"Untung temen gue. Kalo nggak, ya ngga gue apa apain sih" ucap Hasan pada dirinya sendiri

TBC

15-3-2018
Arazna

Arta & AzkiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang