Bab 10

2.2K 224 136
                                    

HARI YANG BARU, RENCANA YANG BARU.

Dua bulan sudah berlalu semenjak kemunculan hantu Wilona dirumahku. Dia teman hantuku yang baru walau aku masih menaruh curiga dengannya yang tiba-tiba muncul dikamarku dan seolah ingin mengusirku tapi sekarang aku justru akrab dengannya.

Aku menceritakan banyak hal padanya termasuk tentang mencoba memecahkan misteri rumah ini. Seketika itu Wilona sangat bersemangat dan kami selalu mencari petunjuk setelah aku pulang sekolah.

Aku sudah mulai mendapat satu titik terang dari semua misteri ini. Memang masih ada satu keping puzzle yang hilang, tapi lambat laun aku pasti bisa menemukannya.

Aku bisa membayangkan diriku sebagai seorang detektif misteri, memecahkan segala macam misteri yang menyangkut tentang hantu atau apapun itu jenisnya.

Semenit di sekolah sama dengan satu jam bagiku. Hari ini semua pelajarannya membosankan! Tiara nggak masuk sekolah karena harus pergi check up ke dokter. Entah apa penyakitnya, aku pun nggak tahu dan aku juga nggak mau tahu.

Trio Truk Gandeng nggak mengangguku untuk kali ini karena mereka sibuk mempersiapkan acara mereka sendiri untuk ulang tahun sekolah nanti. Anak kelas enam juga sudah mulai mengikuti bimbingan belajar yang diadakan di sekolah jadi otomatis Trio Truk Gandeng nggak bisa banyak-banyak bersantai.

Hantu Wilona rasa-rasanya sudah menjadi bagian dari kelas kami saja, walau cuma aku yang menyadari dia berada di sekitar kami. Dia ikut belajar dan mendengarkan guru menerangkan dan ikut-ikut tertawa kalau ada murid yang dimarahi guru karena nggak bisa mengerjakan soal.

Semenjak dia berada di kelas kami, banyak murid yang terjatuh dengan sendirinya, entah karena bangkunya ditarik Wilona atau dia sengaja mendorongnya atau dengan cara lainnya.

Banyak anak yang mengeluh dan mengatakan kepada wali kelas kami bahwa mungkin kelas kami berhantu dan wali kelas kami hanya bisa menjawab bahwa nggak ada hantu di kelas dan mungkin juga menertawakan kami dalam hati.

Pulang sekolah, hal yang sangat kutunggu-tunggu sedari tadi. Seperti biasa, Ibuku menjemputku dan kami memulai percakapan mengenai hal-hal apa saja yang terjadi sehari itu. Ibuku mengajakku ke mall, tapi aku menolak dengan alasan aku banyak PR yang harus diselesaikan.

Sebenarnya alasanku menolak ajakan itu karena aku akan menyusuri gudang dengan Wilona untuk menemukan petunjuk sekecil apapun tentang keberadaan hantu Winda.

Sesampainya di rumah aku langsung berlari ke kamar. Di kamar, aku segera berganti baju dan nggak sabar lagi untuk segera membongkar gudang. Wilona kayaknya juga senang, tapi sepertinya ada sesuatu yang disembunyikannya.

Aku mendengar suara Paman Bibir Tebal yang datang untuk memberitahu Ibu bahwa akan ada acara syukuran di rumah Pak Samsudin nanti malam.

“Sudah siap nggak? Kelihatannya kau bersemangat sekali.” Wilona mengulurkan tangannya.

Aku mengangguk. “Tentu dong! Ayo kita pergi!” aku menerima uluran tangan Wilona dan seperti biasa hanya dalam waktu beberapa detik saja kami sudah sampai di tempat tujuan.

Aku langsung batuk-batuk. “Debunya lebih tebal dari terakhir aku ke sini!” ujarku di sela-sela batuk. “Dan udaranya juga jauh lebih pengap.”

“Namanya juga gudang yang jarang dibersihkan,” ucap Wilona santai. Dia mulai melayang-layang di udara. “Sebaiknya kau segera memeriksa semuanya sebelum Ibumu memeriksa kamarmu.”

“Tanpa disuruh pun aku juga sudah tahu.”

Aku segera menyingkirkan kain-kain putih yang menutupi semua benda yang ada di gudang. Pertama, aku menemukan cermin tua dengan kaca yang sudah retak-retak. Kemudian aku menemukan sebuah meja belajar.

Clara and New House [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang