Bab 23

1.6K 170 133
                                    

AKU MASIH MENUNGGU KEDATANGAN IBU ANGELA

Malam harinya aku duduk-duduk di teras di belakang rumah yang terdapat sebuah pohon besar yang sangat familiar bagiku karena aku melihatnya setiap hari dari jendela di dekat tempat tidurku dan setiap bangun aku melongok dari jendela untuk melihat adakah tanda-tanda Ibu Angela akan datang.

Wilona nampaknya masih ngambek jadi dia nggak ada di sampingku, membuatku bertambah bosan. Nggak ada sama sekali yang bisa kuajak ngobrol di sini.

Ibu selalu menyuruhku untuk bergaul dengan anak-anak di wilayah ini namun aku sama sekali nggak tertarik. Sepertinya aku lebih baik bersosialisasi dengan hantu daripada dengan manusia nyata.

Entah berapa lama aku terdiam ketika sesosok hantu muncul di depanku. Aku hampir terjungkang kebelakang melihat hantu itu yang tiba-tiba muncul dan rasanya samar-samar aku kenal wajahnya walau sebagian wajah itu telah rusak dan berdarah-darah.

“Akhirnya aku bisa juga menemuimu,” ujar hantu wanita tersebut. “Hantu yang selalu mendampingimu itu sedang tidak ada jadi aku bebas untuk bicara denganmu.”

“Siapa ya?” aku menunjuk sambil mengangkat sebelah alisku dan dia terlihat sangat kesal dengan kelakuanku.

“Masa kau tidak kenal? Aku Ibu Rahayu yang mati karena kecelakaan,” jawabnya sambil menggeram.

Sekarang baru aku ingat siapa dia. Ibu Rahayu, si gelandangan dan orang gila yang suka berkeliaran di wilayah ini ketika masih hidup.

“Ibu kan yang berteriak-teriak di depan rumahku? Apa yang Ibu maksud dengan kutukan pada waktu itu?”

“Rumahmu ini mengandung kutukan. Istri kedua Alfred, pemilik terdahulu dari rumah ini adalah tukang sihir! Dia sangat jahat dan sampai sekarang dia masih hidup dan polisi tidak tahu dia berada di mana.”

Ibu Rahayu mendengus dan berbicara lagi, “Selain itu dia juga gila. Dia tega membunuh Alfred, suaminya sendiri.”

Aku terbelalak saking terkejutnya mendengar informasi yang sangat baru dari Ibu Rahayu. Ternyata dia tahu lebih banyak mengenai pemilik terdahulu rumah ini.

“Darimana Ibu tahu mengenai hal itu?”

Dia sekarang menampakkan wajah puas karena akhirnya aku sudi untuk mendengarkannya.

“Tentu saja aku tahu. Istri kedua Alfred, Marsita, adalah saudaraku. Bisa dibilang dia adalah kakak tertuaku. Kakakku menikah muda dengan suaminya yang terdahulu yaitu pada usia 18 tahun dan pernikahan itu dirahasiakan dari keluarga karena kakakku hamil di luar nikah.

Jadi kakakku menyusun rencana bahwa dia akan menikah di Singapura tanpa sepengetahuan ayah dan ibu dan hanya aku saja yang tahu rencana itu. Ayah dan ibuku hanya tahu bahwa kakakku melanjutkan kuliah di Singapura.

Dua tahun kemudian, kakakku kembali ke Indonesia dan memberitahuku bahwa dia dan suaminya sudah bercerai dan dia juga sudah punya anak perempuan yang sekarang dirawat oleh paman dan bibi di sana.

Dia tidak mungkin membawa anaknya ke Indonesia karena orang tua kami pasti akan tahu. Dia juga sudah menyuruh paman dan bibi untuk tidak memberitahukan perihal anaknya kepada siapa pun. Setelah dia berada di Indonesia selama seminggu, dia kembali pulang ke Singapura.”

Hantu Ibu Rahayu menghentikan ceritanya, dia mengeluarkan suara tangisan yang aneh dan kemudian kembali melanjutkan ceritanya,

“Aku nggak bertemu lagi dengan kakakku selama sepuluh tahun setelah itu, namun pada akhirnya dia pulang bertepatan dengan tahun baru. Namun dia jadi aneh. Dia mulai berbicara mengenai ritual kuno dan lembaran sakramen yang kami semua tidak mengerti.

Clara and New House [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang