2 - Pendekatan

222 36 22
                                    


***

"Soalnya gue akan selalu ada di samping lo, jadi lo gak perlu repot-repot manggil gue"

***

Di kantin mereka makan bersama, hingga tiba-tiba para sahabat Raffa datang. Dan duduk begitu saja tanpa minta izin terlebih dahulu, Raffa menghela nafas lelah. Usahanya untuk PDKT gagal sudah.

"Van, pesenin gue teh botol terus sama mie ayam 1 mangkok" ucap Cio

"Gue juga Van, gue gak banyak-banyak kok cuma mie ayam 2 mangkok, terus teh botol 2 sama cimol ya goceng" ucap Arsen

"Lah tai kali ah, pesen sendiri sana!!" Ucap Vanno dan langsung pergi

"Lah Van gue belum mesen" teriak Vino

Vanno tidak menghiraukan mereka yang teriak-teriak kayak banci lagi nyari mangsa. Raffa sudah siap-siap mengusir mereka, tetapi mereka hanya menatap Raffa heran.

"Tumben lo ama cewek, Bukannya biasanya lo homo ya?" Ucap Vino

"Pala lo lonjong" ucap Raffa jengkel

"Bangke pala gue normal" ucap Vino

"Raf...mereka siapa?" Ucap Caca yang memang dari tadi hanya diam

"Ohh mereka itu bodyguardnya gue" ucap Raffa asal, dan itu malah membuat Vino, Cio, dan Arsen melotot.

"Kok kayak ada tai tai nya gitu ya?" Ucap Arsen

Caca tertawa dengan reaksi mereka bertiga serta ucapan Arsen, dan Raffa?? Beuh dia seneng banget karena sudah membuat Caca tertawa bahagia. Sahabat Raffa melihat mata berbinar Raffa pun mengerti bahwa Raffa sedang jatuh cinta dengan gadis ini.

"Udah ah gue mau mesen makanan"ucap Cio lalu pergi

"Gw juga ikuuuuuttt" ucap Vino dan Arsen berbarengan

Setelah selesai memesan makanan, sahabat Raffa langsung membawanya ke meja Raffa tadi. Lalu memakannya dengan terburu-buru karena sedikit lagi bel masuk akan berbunyi.

"Makannya pelan-pelan sih udah kayak gak dikasih makan seminggu" ucap Raffa memutar bola matanya jengah, namun ucapan tersebut tidak dihiraukan oleh sahabat-sahabatnya itu.

***

Bel masuk berbunyi.

"Yah udah bel lagi" ucap Raffa tidak rela

"Emang kenapa?" Ucap Caca heran

"Soalnya dia gak bisa PDKT sama lo" ucap Vino asal, dan itu membuat Raffa menatapnya tajam serta pipi Caca yang memerah

"Ayo ke kelas Ca" ajak Raffa

"Eh...tapi..."

"Gak ada penolakan, gak usah takut ada gue" ucap Raffa tersenyum meyakinkan

Alhasil Caca hanya mengangguk dan Raffa langsung menggenggam erat tangannya. Tidak ada yang mengetahui bahwa jantung keduanya berdebar kencang. Serta pipi Caca yang memerah. Caca tahu apa yang sedang ia alami. Namun, ia masih takut untuk membuka hatinya, dan takut akan melupakan seseorang di masa lalunya.

Sesampainya di kelas Caca, Raffa melepas genggaman tangannya.

"Udah sampe nih" ucap Raffa
Caca tersenyum,"iyaa makasih ya Raf"

"Sama-sama, oh iyaa kalau ada apa-apa bilang aja ke gue"

"Iyaa iyaa" ucap caca

"Eh tapi jangan deh" ucap Raffa

RelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang