11 - Siapa dia?

52 10 2
                                    

***

"Terkadang kesedihan harus kita tutupi agar lawan tidak mengira kita lemah."

***

Dan lama-lama Raffa tertidur pulas, hingga Lala mengetuk pintu kamarnya dan menyuruhnya turun untuk makan malam. "Iyaa sebentar" teriak Raffa

Ia membuka pintu kamarnya lalu pergi mendahului Lala. "Dih songong" ucap Lala

"Yeuh kan tua an gue" ucap Raffa

"Kenapa sih Lala jadi yang paling mudaa" ucap Lala cemberut

"Tanya sama Papa Mama lah" ucap Raffa

"Ck mereka bilang takdir" ucap Lala

"Yaudah berarti itu takdir lo" ucap Raffa

"Aaaaaaa kaliaan semua sama ajaaa" teriak Lala

Raffa segera berlari, sesampainya di ruang makan semua menatap Raffa meminta penjelasan dan Raffa hanya mengangkat bahunya pura-pura tidak tahu.

Keesokan harinya.
Di sekolah.

"Raf lo kemarin kenapa sih?" Tanya Arsen

"Iyaa Raf, jujur aja" ancam Vanno

"Ck" Raffa berdecak lalu mengeluarkan HP nya dan memperlihatkan pesan teror ke teman-temannya.

"Waah songong nih" ucap Vino

"Gak bisa dibiarin wahh" ucap Cio

"Dari siapa itu Raf?" Tanya Kelvin

"Dari kakek moyang lo, ya mana gue tau" ucap Raffa

Semua terdiam, memikirkan siapa peneror yang meneror mereka. Mereka takut kejadian dulu terulang lagi, ketika mereka kehilangan Rara. Iyaa, itu adalah mantan Raffi salah satu sahabat mereka juga.

"Gue gak mau salah satu dari kita jadi korban lagi" ucap Kelvin

Raffa tiba-tiba tertawa, "kalian serius banget sih. Udah kayak lagi ngadepin psikopat" ucap Raffa

"Yehh bahlul, kita kan khawatir" ucap Kelvin

Raffa tertawa, "selama kita bersama gue yakin Aldo bakalan ketangkep" ucap Raffa

Semua tertawa, entah apa yang mereka tertawakan. Namun perasaan mereka tidak seperti apa yang wajah mereka tunjukkan. Terkadang kesedihan harus kita tutupi agar lawan tidak mengira kita lemah.

***

"Katanya ada anak baru ya?" Tanya Raffi

"Masa kelas berapa? Cowok apa Cewek?" Tanya Vino

"Kelas 12 sih. Cowok" ucap Raffi

"Udah kayak perempuan lu Pi. Ngegosip terus" ucap Oliv

Semua tertawa, "gapapa lah sekali sekali" ucap Raffi

"Terserah, terserah" ucap Raffa

Tiba-tiba Raffa terpaku oleh satu orang, seseorang itu menatap Raffa lalu menyeringai. Raffa mengepalkan tangannya tanpa diketahui oleh yang lain dan melihat ke arah lain. Tak lama, HP Raffa bergetar.

From : 0812********
Haha ketemu lagi? Hati-hati

Raffa mendongak menatap ke arah tadi namun orang itu sudah tidak ada. "Bahaya, Aldo di sini. Apa yang dia rencanain sih?" Pikir Raffa. Tentang Aldo, sebenarnya yang tahu bagaimana wajah Aldo itu hanya Raffa. Yang lain hanya tahu namanya saja, itu pun hanya nama panggilan. Kenapa? Karena saat itu Raffa membuka topeng yang dikenakan Aldo dan sebelum yang lain melihatnya Aldo segera kabur.

"Raf...kamu gak makan?" Tanya Caca membuyarkan lamunan Raffa

"Emm gak ah" ucap Raffa

"Kok gitu? Nanti sakit aja" ucap Caca

"Suapin dong" ucap Raffa

Semua yang lagi makan tersedak kecuali Oliv. "Please Raf, gak usah beradegan romantis di depan para jomblo. Itu sakit Raf" ucap Arsen dengan dramatis

"Iyaa Raf, itu terlalu sakit Raf. Mengingat bahwa kita tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang gadis" ucap Cio

"Suapin dong Ca" ucap Raffa

"Raf, please. Lo gak inget kebersamaan kita selama ini? Lo gak inget kita pernah tidur bareng?" Tanya Kelvin

"Anjir, ambigu banget sih..." Ucap Raffa

"Najis....Homo" ucap Oliv

"Ca...lo kayaknya harus hati-hati deh sama Raffa" ucap Arsen

"Iyaa Ca...kita soalnya sering banget kalo lagi jalan dirangkul, dipegang tangannya" ucap Kelvin

"Duhh ah elah gak bener nih...jangan dengerin mereka Ca. Yang begitu tuh sebenernya mereka" ucap Raffa

Caca hanya tertawa geli melihat mereka, dan pada akhirnya Raffa dan teman-temannya malah saling kata-kataan. Membuat meja mereka ramai karena Raffa dan sahabat-sahabatnya. Membuat Raffa sejenak melupakan masalah teror yang diberikan Aldo.

***

#maaf kan author yang lg mager mageran update ni hehehe. Ditunggu aja ya kelanjutan ceritanya ahay. Bye ily.

RelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang