***
"Terlalu sakit mengenang kisah lama."
***
Keesokannya mereka sekolah seperti biasa, dan berkumpul di kantin. Meja mereka yang paling berisik di antara meja lainnya karena sekumpulan laki-laki gesrek berkumpul di meja ini.
"Jadi sekarang kita mulai interogasi nya Vanno, Vino pegangin tangannya" ucap Raffa
Vanno dan Vino memegangi tangan Arsen, "nah Cio kalau dia bohong lo jitak kepalanya" ucap Cio
"Ya Allah, kalian itu sesuatu banget sih" ucap Arsen memelas
"Makasih" ucap sahabat-sahabat nya
"Nyesel gue" ucap Arsen
"Nah...sekarang jawab siapa ustadzah yang lo maksud?" Tanya Raffa
"Itu dibajak ihh" ucap Arsen
Dan Cio menjitak kepala Arsen, "aduh sakit bego" ucap Arsen
"Cuma menjalankan tugas" ucap Cio menahan tawanya
"Tai" ucap Arsen
"Jawab yang jujur makanya" ucap Raffa
"Gak jawab jujur gue kasih kaos kaki nih, udah gak di cuci sebulan" ucap Kelvin
Arsen otomatis seperti ingin muntah, "anjir...iyaa iyaa gue jujur, itu...itu si Aisyah" ucap Arsen
"Bukannya kalian berantem terus ya kalau ketemu?" Tanya Raffa
"Iyaa...yang suka juga gue" ucap Arsen
"Bagus bagus...akhirnya seorang Arsen akan merasakan apa yang gue rasakan" ucap Raffa
"Emang apa yang lo rasain?" Tanya Arsen
"Berjuang untuk mendapatkan hati wanita" ucap Raffa
Arsen mendengus kesal, lalu setelahnya mereka makan dan yang mentraktir adalah Arsen. "Ya elah gue gak bawa uang lagi, uangnya di rumah mampus...siap-siap cuci piring ini mah. Malah Mba' Wati mah gak boleh ngutang, mampus mampus" ucap Arsen panik ketika tahu dompetnya tertinggal dan teman-temannya sudah meninggalkan dia. Kasihan.
Arsen mencoba kabur namun tidak berhasil karena ada yang menghalanginya. Ketika Arsen melihatnya ia hanya cengengesan tidak jelas. "Ehehehe Mba' Wati. Kenapa Mba'?" Ucap Arsen pura-pura tidak tahu
"Kenapa kenapa, bayar!!" Ucap Mba' Wati
"Yahh Mba' duit saya ketinggalan di rumah, besok saya bayar deh janji" ucap Arsen
"Gak ada besok-besok, bayar atau bantuin Mba' jualan selama 2 Minggu" ucap Mba' Wati
"Bantuin ngapain?" Tanya Arsen
"Cuci piring lah" ucap Mba' Wati
"Nanti kalo saya dihukum guru?" Tanya Arsen
"Nanti saya yang izinin"
"Kalo saya ketinggalan pelajaran?"
"Tinggal lihat temen kamu, udah jangan banyak alasan. Mulai besok bantuin Mba' kalau gak... Mba' laporin kamu ke guru, biar gak naik kelas" ucap Mba' Wati
"Iyaa Mba' iyaa, yaudah saya masuk dulu bye" ucap Arsen lalu langsung pergi.
***
"Ayo ca...udah pada nungguin tuh" ucap Raffa ketika Caca keluar dari kelasnya
Caca mengangguk lalu mengikuti Raffa pergi ke parkiran. Oliv dan Raffi naik motor Oliv sedangkan Raffa dan Caca ya naik motor Raffa.
"Kita mau kemana?" Tanya Raffa
"Kemana ya? Hemm" ucap Raffi
"Jangan jauh-jauh ya boy. Di cariin mak nih nanti" ucap Oliv
"Iyaa bawel" ucap Raffi
Tiba-tiba, "kalian pergi gak ngajak-ngajak nih?" Ucap seseorang dari belakang mereka
Mereka menoleh dan melihat sahabat-sahabat Raffa melihat mereka dengan tatapan please-ajak-kita-kek. Raffa hanya mengangguk mengizinkan, "eh tapi jangan gangguin Raffi ya...dia mau PDKT soalnya" ucap Raffa
"Gampang itu mah. Tunggu kita ngambil motor dulu" ucap Arsen dan di setujui oleh yang lain.
Di taman
"Jadi kita mau apa? Gak ada yang seru nih" ucap Vanno
"Bawel banget sih" ucap Oliv
"Tau kayak cewek" ucap Raffi
"Huft, kalian pasangan yang kompak" ucap Vanno meledek
Oliv dan Raffi saling pandang, bedanya Raffi memandang penuh harap sedangkan Oliv dengan tatapan ogah-banget-gue-jadi-pacar-lo. Raffi hanya menghela nafas pasrah. Mereka lanjut pergi ke tempat favorit di taman tersebut, yaitu pinggir danau. "Udah lama gue gak ke sini lagi" ucap Vino
"Sama..." Ucap Raffa
"Terlalu sakit mengenang kisah lama" ucap Arsen lalu tertawa
"Heleh pejuang cinta dasar" ucap Cio
"Wesss masalah?" Ucap Arsen
"Karma menantimu Cio" ucap Raffa
Dan semua tertawa, Caca penasaran dengan masa lalu yang dimaksud Raffa. Namun ia tetap diam menunggu Raffa yang menceritakannya. "Kamu mau beli es krim gak?" Tanya Raffa
"Mau, rasa Oreo yaa" ucap Caca semangat
"Iyaa, ayoo" ucap Raffa lalu mereka pergi membeli es krim.
Sementara itu dengan sahabat Raffa dan juga Raffi serta Oliv. Mereka masih di sana, suasana hening mendominasi mereka kini. Hingga Vanno membuka suara. "Kalian kayak patung pajangan tau gak...dieeemmm aja" ucap Vanno mulai jengkel
"Vanno pengganggu" ucap Oliv
"Ck perusuh" ucap Arsen
Dan Vanno hanya nyengir dengan wajah tanpa dosanya. Semua menatap datar Vanno lalu kembali hening. "Gila...jangan-jangan mereka dikutuk lagi, makanya jadi kayak patung gitu. Bahaya" ucap Vanno lalu langsung pergi daripada dia bosen?.
***
Yeay akhirnya update juga nih, hehehe. Udah mau sebulan kyk nya ya ga update update :p
Thankyou ya yang udah nunggu lama sorry bgt lagi kurang ide maksimal haha. Dah ah bye

KAMU SEDANG MEMBACA
Relieve
Novela JuvenilRaffa si cowok setengah badboy tertarik dengan seorang gadis pendiam yang memiliki masa lalu. Dan Raffa berusaha membantunya untuk bisa melupakan masa lalu tersebut. "Aku punya masa lalu yang susah buat aku lupain Raf" Ucap Caca sedih "Gw bakal ban...