Apakah kita dekat?
Jika tidak mengapa kita sering menghabiskan waktu berharga kita hanya untuk saling berkirim pesan hingga larut malam?
Mengapa aku bisa sulit terlelap hanya karena memikirkanmu?
Mengapa jam tidurku dapat mundur, padahal sebelumnya aku tak pernah?
Mengapa rasa kantukku bisa tertahan hanya karena menunggu pesan darimu?
Mengapa kita tak pernah bosan dengan celotehan kita yang singkat dan tak penting itu?
Mengapa aku selalu merasa asik saat bicara denganmu padahal orang lain menganggapmu sangat tidak bisa diajak bicara?
Mengapa aku selalu bilang bahwa kamu menyebalkan namun aku nyaman bicara denganmu?
Mengapa kita saling memperhatikan masalah satu sama lain?
Mengapa melakukan action yang pasti akan membuat semua wanita berharap lebih padamu?
Mengapa aku ingin tahu semua tentangmu?
Mengapa aku selalu mencari alasan untuk terus bertukar kata denganmu?
Mengapa aku nyaman bercerita semua masalahku padamu?
Mengapa kamu mau mendengar semua keluh kesahku?
Mengapa kau melakukan hal yang jarang kau lakukan dengan orang lain kepadaku?
Mengapa list chat teratasku adalah kamu setiap hari?
Dan jika iya,
Mengapa kita seperti orang yang saling membenci?
Mengapa kita tak pernah akur dalam sebuah obrolan?
Mengapa kita hanya menggunakan bahasa singkat tak berarti?
Dan mengapa pada akhirnya aku yang terakhir?
Dan seringkali aku yang memulainya lagi?
Tak tahukah kamu? Seberapa besar ego yang aku kalahkan demi memulai obrolan denganmu?
Mungkin hanya aku yang merasa kita dekat
Aku sepertinya takut kalau ternyata sebenarnya kita jauh
Namun kenyataan sepertinya tak berpihak padaku
Ketakutanku sepertinya benar
Bahwa kita tak pernah dekat
Dan lebih menyakitkan lagi
Kenyataannya hatimu masih tertahan pada orang lain
Rindumu hanya tertuju pada orang itu
Dan aku pasti takkan mampu berharap lebih padamu
Aku cukup senang dengan diam
Berceloteh garing denganmu
Mendengarkan kisahmu dengan dia
Mengetahui film dan lagu kesukaanmu
Ya sepertinya aku hanya akan diam
Aku tak mau kehilanganmu hanya karena perasaanku
Jadi aku hanya akan berpura-pura seperti biasa
Seperti tak ada perasaan, walaupun banyak perasaan yang tertahan di dalam dada
Aku hanya akan diam, agar aku bisa tetap mendengar cerita darimu
Agar kita masih bisa mengahabiskan waktu bersama walau hanya dalam ruang obrolan
Aku akan tetap diam, hingga tau sebenarnya kita dekat atau jauh
Aku sudah terlalu sering memulai, jadi aku tak akan memulai lagi
Biar waktu yang akan menjawab
Sejauh apa kita akan melangkahSurakarta, 6 Februari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang
Teen FictionHanya tentang sedikit coretan kata yang tak mampu terucap oleh bibir yang lahir menjadi syair, bukan oleh seorang mahir hanya khayalan si amatir.