Selamat tanggal dan bulan kelahiran
Dari aku yang senantiasa menahan
Menahan untuk menjadi pemberi ucapan pertama
Resah gelisah menebar sejak pagi hingga senja
Ingin langsung mengucapkan padamu dengan tenang
Namun terlanjur berjanji pada diri untuk tidak menengok kebelakang
Namun hati tetap menolak pernyataan
Hati ini masih milikmu, walaupun kamu sudah membuangnya
Aku tak bernilai apalagi berharga sekarang
Jadi aku hanya diam mengamati saat-saat
Dalam benakku bertanya
"Apakah seseorang itu menjadi pengucap pertama?"
"Apakah seseorang itu mengucapkan layaknya teman biasa?"
"Ataukah seseorang itu menjadi pengucap terakhir sehingga kamu tetap menanti, dan akhirnya mendapat jawaban?"
"Apakah kamu sangat berharap seseorang itu memberi ucapan?"
"Atau kamu teringat masalalu (lagi) tentang kamu dan dia?"
"Atau kamu malah selalu membayangkan dia setiap masanya?"
Huh! bodohnya aku bertanya
Sudah jelas jawabannya ada pada perpisahan kita
Perpisahan sebelum kita sempat bertemu rasa
Akhir cerita sebelum dimulai kisahnya
Mungkin memang harus seperti ini ya?
Kamu dengan masalalumu yang masih kau sayang
Aku dengan pandangan harus kedepan dan tak boleh menoleh kebelakang
Namun bagaimana jika suatu saat aku tergelincir dan tak sengaja menatap ke belakang?
Masihkah kamu disitu dengan masalalu sebagai pemilik rasa?
Atau apakah kamu akan berubah menerima?
Tentu saja harapanku selalu pada pilihan kedua
Namun kenyataan akan selalu berpihak pada nomer satu kan?
Aku benar-benar harus sadar diri sekarang
Namun sehebat apapun kamu menyakiti harga diri yang sangat aku jaga
Kamu tetap dapat melumpuhkan dengan rasa yang kupunya
Harus bagaimana aku sekarang?
Tolong ajari aku untuk melupakan rasa!
Aku lelah terlalu memaksa berusaha
Tak maukah kamu menemaniku dengan berusaha juga?
Berusaha melupakan masalalu misalnya?
Ups! Bodohnya aku! Mana mungkin hal itu terjadi begitu saja
Aku kan tidak pernah berharga untukmu kan?
Jadi kamu tidak pernah mau repot-repot memikirkan rasa?
Ah yasudahlah
Apa yang bisa kuperbuat?
Aku akan menahannya entah sampai kapan
Semampu dan sebisaku walau takkan pernah mampu dan takkan pernah bisa
Aku akan mencobanya memaksa meninggalkan
Dan memaksa untuk tidak menoleh kebelakangSurakarta, 24 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang
Teen FictionHanya tentang sedikit coretan kata yang tak mampu terucap oleh bibir yang lahir menjadi syair, bukan oleh seorang mahir hanya khayalan si amatir.