(a) Mata itu

76K 962 116
                                    


Waktu menunjukan pukul 6.30 dengan malas, gue coba meraih jam wekker yang dari tadi mengoceh tak henti-hentinya.

"Siall!, kesiangan" mata gue membulat sempurna 'aaaaaaaaa' membanting jam yang masih dipegang ke Segala arah kemudian berlari dengan menyambar handuk bergegas mandi. Tak lama karena hari ini adalah hari dimulainya semester 5. Setelahnya, gue berpakaian rapih dan tak lupa membawa sedikit buku

"Pagi ka Reffan!" sapa gue setibanya diruang makan

"Hmm" balasnya sambil menyesap teh hangat

Oh ya, dia kakak kandung gue--Reffan Aldi Putra--dia satu satunya keluarga gue yang masih ada. Gue anak ke-2 dari 3 bersaudara. Tapi sayangnya itu dulu saat sebelum kelulusan SMP.  Orang tua dan adik gue meninggal saat perjalanan dari villa yang ada di bogor ke jakarta. Maka dari itu gue cuma tinggal bertiga sama bi asti--pembantu--di rumah.

"Kenapa buru-buru Ra?" tegur ka Reffan

"Kesiangan ka!" jawab gue panik

Sesegera mungkin gue seruput susu coklat sambil nahan-nahan panas.

"Pelan-pelan minum-"

"Ga sempet ka, yaudah aku berangkat dulu. Bye ka" potongku cepat. Berlari menuju bagasi, mengeluarkan motor dan menyalakannya kemudian melesat membelah jalanan komplek

"7 menit lagi dan gue udah hampir sampai disekolah. untung"

Setelah sampai gerbang sekolah, gue pelanin laju kecepatan motor yang untungnya tuh gerbang sekolah belum ditutup.  Gue melaju kearah parkiran, berhenti, dan turun dari motor sesekali memeriksa apakah ada barang yang tertinggal.

Baru 2 langkah keluar dari parkiran, mata gue tertuju pada satu objek yang  'WOW' postur tinggi, kulit putih bersih, hidung mancung, bibir tipis pink kemerah-merahan

Saat dia ngelirik kearah gue, saat itu pula mata kita bertabrakan mata itu dan 'omg, bagai ngeliat mutiara di Tengah lautan. Bener-bener bersih!'

"Haishhh, gue ini mikir apa? gue normal kan? gue gak belok kan?" gerutu gue gajelas ngelirik ke arah lain. Saat gue ngelirik lagi kearah objek tersebut,

"lahh kok udah ga ada?"

Tingtong...tingtong...saatnya upacara, semua siswa diperkenankan berkumpul dilapangan. Terima kasih

*****

"Hhaaahh..tuh pembina upcara mau bunuh kita apa? pake acara ngasih amanatnya lama banget lagi, mana panas. hadeuh" gumamku saat duduk di meja kelas

"Ya wajarlah lama ra, orang semester baru. Pasti panjang ceramahnya, nih minum dulu" ujar lian duduk di kursi depan sambil nyodorin teh kotak.

Lian itu sahabat gue dari SMP dulu saat kita Mos pernah satu gugus. Sikapnya yang kalem, tenang dan terkesan dingin pada orang lain--ngga pada gue-- yang ngebuat gue nyaman temenan sama dia.
tinggi sekitar 180 dengan wajah yang tampan membuat dia dikagumi oleh cewek cewek disekolah. Tapi anehnya, gue sebagai sahabat gapernah ngeliat dia jalan berdua sama cewe. Entahlah mungkin dia lagi ga mood pacaran

"Oh iya. Thanks" jawabku seraya menenggak minuman tersebut

Kring...kring......kringgg. jam pelajaran pertama dimulai

Ga ada yang spesial saat pembelajaran. kaya biasa pertemuan pertama pengenalan wali kelas, pembagian keorganisasian dan yang lainnya yang ngebuat gue suntuk.

Kring..kring...saatnya istirahat

"Haah akhirnya!" ucapku malas

"Kenapa lo" tanya lian

My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang