dilema

140 13 1
                                    

"Iya bang... Kasian kaka udah nunggu dari tadi"
Ucap bilqis keceplosan. Bukankah ia udah janji gabakalan bikin babas dan vigail ketemu.

"Loh bareng kakanya? Knp ga diajak kesini? "

"Eh emm engga bang.. Ituu,-"
Ucap bilqis terbata gatau mau jawab apa.

"Kasian loh kakanya jadi nunggu lama"
Modus babas yg ternyata ingin ketemu si kaka.

"Eh bang bunganya bagus bgtt yak"
Bilqis mengalihkan pembicaraan kerena kebetulan ia melihat bunga pemberian sang kaka dgn cantik telah berpindah ke vas kaca. Bunga itu diterimanya special.

"Hadeh ni bocah pinter bgt lagi ngelesnya"
Batin babas sedikit kecewa.

"Bang dari siapa nih bunganya? Dari pacarnya ya? "
Ledek bilqis so gatau.

"Iya dari pacar abang"
Jawab babas simple.

"Ih bilqis cemburu tau bangg"
Ucap bilqis sambil mengerucutkan bibirnya seolah cemberut.

"Eh ehh kecil2 udah ngerti cemburu.. Siapa yg ngajarin hehh"
Ucap babas lalu menggelitiki bilqis.

"Hhihii bangg udah bangg gelii... Kakaaa bang babasnya jaill"
Bilqis yg tak tahan geli spontan sedikit berteriak. Untung saja gaada yg denger karna mereka di kamar atas sedangkan yg lain ngumpul dibawah.

°°°

"Bang.. Makasih yaa buat hari ini.. Bilqis balik dulu byeee.. Dahh romaa"
Ucap bilqis terlihat bahagia sambil berjalan mundur dan terus2 an mendadahi babas & roma.

Dua jugul itu menghantar bilqis hingga teras. Tadinya babas memaksa untuk menghantar bilqis hingga ke rumah yg katanya tak terlalu jauh dari sana. Tapi bilqis menolak.
Babas juga meminta menghantarnya ke sang kaka ia juga menolak. Kayanya jugulnya babas dicontoh juga.
Akhirnya babas ngalah tak bisa memaksanya. Namun tetap saja babas khawatir.
Bagaimana tidak? Bilqis masih terlalu muda untuk harus dilepas begitu saja.
Bagaimana jika anak itu kenapa-napa?

"Gue gamungkin biarin dia sendiri" -batin babas.

Bilqis sudah tak tampak lagi dipandangannya.
Tiba-tiba ia sangat khawatir pd anak itu. Babas lalu melangkah keluar dari pekarangan rumahnya hendak memastikan bilqis baik-baik saja.

____

"Kakk maafin bilqis ya.. Bilqis lama bgt ya.. Pasti kaka bete nungguin bilqis..maaf ya kaak"
Bilqis terlihat sangat ngerasa bersalah pada saat itu.

Vigail hanya membalasnya dgn senyum.
"Engga papa sayang.. Kamu udah ketemu bang babas kan ya? "

Balas vigail sambil tetap sibuk memandangi layar hpnya.
Memang vigail sedikit jenuh menunggu namun ia tutupi.
Terlihat senyum bahagia di wajah adiknya saat kembali dari rumah itu. Vigail ikut bahagia.

Namun tiba-tiba saja, seorang lelaki tampan yg entah muncul darimana sudah berdiri tepat dibelakang bilqis sambil memegang kedua pundaknya.

Posisinya kini vigail sedang duduk di pos itu sedangkan bilqis dgn seorang lelaki itu berdiri dihadapannya.
Vigail yg terlalu sibuk memandangi layar hp yg menemaninya sedari tadi itu benar2 tak menyadari keberadaan seorang cogan dihadapannya.

Bilqis hanya tertegun saat tau siapa yg tengah berdiri di blkgnya. Ia juga takut jika nanti kakanya akan marah padanya karna ia telah melanggar janjinya.

Hening. Sedari tadi lelaki itu memandangi vigail namun tak ada respon sm sekali. Vigail terlihat begitu asyik sendiri.

"Hm abang cuma mau mastiin kamu baik2 aja de"
Babas memilih buka suara pd bilqis. Gaada gunanya ia menunggu gadis yg disebut kaka oleh bilqis itu. Ia bahkan tak meliriknya sama sekali.
Yah lelaki itu adalah babas.

Vigail yg mendengar suara yg sudah tak asing lagi ditelinganya itu pun langsung kaget namun tak berekspresi. Ia bahkan takut mendongakan kepalanya.
Ia memandangi kakinya bilqis dan terlihat sepasang kaki tegap diblkgnya.
Lalu perlahan matanya mulai beralih memandangi dari ujung kaki lelaki itu hingga kini matanya telah saling bertemu. Saling menatap sendu.

Bilqis hanya melongo. Ia melihat ke kakanya lalu ke babas dan ke vigail lagi.

Babas menatap begitu lekat pd mata coklat milik vigail, seakan tak ingin lepas begitupun vigail.

"Ciptaanmu sempurna tuhan! "
Batin babas.

Sedangkan vigail, ia menatap babas begitu dingin. Tanpa ekspresi sama sekali. Ia pun tak tau harus ngomong apa.

Namun dihatinya tetap ia tak bisa bohong, degupan jantungnya kini bahkan lebih cepat dibanding saat ia disuruh berlari 50kali keliling lapangan.
Oh tuhan vigail gakuat ditatap seperti itu olehnya.

Begitupun babas. Tak biasanya dia terpaku seperti ini. Yg biasanya slalu ada aja guyonan bahkan gombalan yg keluar dr mulutnya saat bersama wanita namun kali ini tidak. Hanya saat bertemu vigail mulutnya terasa tercekat. Ia memilih bungkam sembari menunggu vigail membuka mulut.

"Dari matamu matamu kumulai jatuh cinta.. Ku melihat melihat ada bayangan.. Dari mata bu,-"

Mereka yg tadinya saling tatap kini beralih memandangi bilqis. Ia hanya ngebalas nyengir.
Dasar bilqis😅.

"Gausah melototin bilqis begitu sii.. Tadi terlalu romantis sayang gaada soundtracknya.. Hehe"
Omelnya polos. Tapi bilqis kembali seakan tak mengacuhkan mereka. Ia tak mau mengganggu suasana dua insan yg kini ditumbuhi benih2 cinta itu.

"Ehem ketemu lagi"
Ucap babas canggung yg hanya dibalas senyum oleh vigail.

"Kenapa gue selalu cuek gini ke dia? Kenapa gue jadi munafik gini? Knp gue ngebohongin diri gue sendiri? Seakan gue ga berharap banyak darinya knppp?"
Batin vigail pada dirinya sendiri sambil menggigit bibir bawahnya grogi.

"Hey kenapa diem? "
Babas berusaha membuyarkan suasana yg begitu canggung daritadi.

"Ehm maaf"
Lirih vigail yg kembali memberanikan dirinya menatap mata milik pria yg penuh pesona itu. Babas hanya mengernyitkan dahinya bingung. Gadis ini bisa bicara tidakkah?

"Tuhan... Aku pengen bgttt meluk dia saat inii.. Tapi tanganku, kakiku, knp seolah2 menahannya.. "
Batin vigail yg terus saja berteriak membodohi dirinya sendiri.

"Kalo kamu gamau ngomong ama aku gpp ko!! Aku seneng bisa ketemu kamu lagi.. Oh adikmu.. Dia cerdas! Aku titip dia.. Aku balik dulu byee"
Ucap babas penuh penekanan.
Tersirat dari matanya yg menatap sayu itu. Penuh rasa kecewa.
Setelah mengucapkan itu babas mengelus pundak vigail lalu berbalik dan melangkah pergi dari sana.

Perlahan vigail mengangkat tangannya gemetar, ingin rasanya ia menggapai lengan lelaki itu agar ia menunda kepergiannya. Tapi nyatanya ia tak bisa melakukannya. ia memandangi telapak tangannya. Tangan yg tak berguna sm sekali. Ia mengutuk dirinya sendiri. Ia sungguh bodoh!.
Ia hanya dapat memandangi punggung lelaki itu yg semakin jauh dan tak menoleh sm sekali.

"b b bass.. "
Lirih vigail pelan tak disadari air matanya mengalir begitu saja. Tak seharusnya ia bersikap bodoh seperti tadi.

"Kaak? "
Bilqis yg melihat kakanya seperti menyesali perbuatannya sendiri itu turut sedih. Ia tak sanggup melihat kakanya terluka dan menangis seperti itu.
Bilqis pun kembali berdiri dihadapan sang kaka yg kembali duduk.

"Kaak.. Kaka sayang dia kann? Kaka cinta dia.. Kaka jgn bohongg.. Kejar dia kaakk"
Ucap bilqis yg bicara penuh lemah lembut. Berharap kakanya tak terus2an menyakiti dirinya seperti ini.

"Kejar dia kaak.. Cepeett.. Kaka ga hanya nyakitin diri kaka sendiri.. Kaka ngecewain bangbabas aku gasuka😑" *hiks

Bilqis terus2an memohon agar sang kaka melupakan gengsinya dan menahan langkah babas agar tak terjadi kesalahpahaman diantara keduanya. Namun sia-sia. Karena babas sudah tak terlihat lagi.

Bilqis membenci keadaan seperti ini. Ia sayang keduanya.

Haii readers..
Aku hanya butuh saran dan comment kalian 😊
Terimakasih 😁
#vote

The Possible - bbsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang