"Meski pedih, ku coba tuk tersenyum. Setidaknya dimatamu aku tak terlihat selemah itu."- Milandra Alexandra.
🍂🍂🍂
"Mil udah belum?" Tanya Raya kepada seorang gadis yang masih berkutat dengan buku tulisnya. Entah apa yang dikerjakan hingga membuat wajahnya nampak serius itu, sesekali alisnya menyatu sambil tangannya memutar-mutar bolpoin.
Bel istirahat sudah lewat 5 menit yang lalu, tetapi tiga gadis tersebut tidak ada keinginan untuk beranjak dari kursi masing-masing. Ah bukan tiga, hanya satu orang tepatnya. Kedua sahabatnya mah setia menunggu. Kayak nunggu doi.
"Udah nih." Sahut Mila sambil membereskan barang-barangnya. Ayudia dan Raya yang mendengar itupun beranjak dari kursinya dengan penuh semangat. Ah akhirnya cacing-cacing yang lagi demo diperut mereka bisa dimusnahkan.
Mereka bertiga memasuki kantin, agak sepi karena memang waktu istirahat sudah lewat beberapa menit, dan mungkin siswa lain sudah kembali ke kelas masing-masing.
"Kayak biasa kan? Gue aja yang pesen. Kalian cari tempat." Tidak perlu repot-repot menunggu jawaban, Raya sudah berbalik dan langsung pergi ke salah satu kios penjual makanan.
"Yaudah yuk Mil kita cari tempat." Ajak Ayudia yang dibalas anggukkan dari Mila.
Mereka berdua memilih tempat yang berada agak dipojok kantin. Tak lama kemudian Raya datang dengan laki-laki paruh baya yang mengantarkan makanan mereka.
Setelah makanan dinampan tadi sudah berpindah keatas meja, Raya yang sudah tidak sabar langsung saja mulai makan tanpa memerdulikan dua orang di depannya.
"Pelan-pelan kali ray. Keselek tahu rasa." Kata Ayudia sambil terkekeh diikuti Mila. Raya tidak menjawab, entah dia tidak mendengar atau memang pura-pura tuli.
Ayudia dan Mila mulai melahap makanan yang ada didepannya.Setelah menyelesaikan kegiatan makannya, mereka mengobrol ringan sesekali diselingi canda tawa ketiganya.
"Eh Mil, itu Dio kan?" Pertanyaan Ayudia itu langsung menghentikan tawa Mila dan Raya. Mila menoleh kearah yang ditunjuk Ayudia, begitupun Raya. Sesaat mata Mila dan Dio bertemu, Mila tersenyum dan Dio membalas senyuman itu. Tetapi dengan cepat Mila mengalihkan pandangannya.
"Iya." Kata Mila menjawab pertanyaan Ayudia, dia menunduk lalu menghelas napas. Tanpa dia sadari kegiatannya itu tidak luput dari penglihatan kedua sahabatnya. Mereka merasa ada yang aneh dengan tingkah laku Mila.
"Itu tumben-tumbenan Dio sama Dira." Kata Ayudia lagi dengan mata terus tertuju pada bangku yang diduduki Dio.
"Lah itu kenapa Dira pake nyuapin Dio segala?" Sekarang Raya bersuara,
"Genit banget itu cewek. Dia gatau Dio pacar lo Mil?" Tanya Raya menuntut jawaban.
"Mil lo gamau datengin mereka gitu? Anjirr lah itu pacar lo ngapa mesra banget sama itu cewwk satu?" Kali ini Raya melihat kearah Mila sambil mengguncang sedikit lengannya. Mata Mila tertuju pada seseorang yang sempat mengisi hatinya. "Sudah enggak. Aku sama Dio sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi." Sambil terus melihat sosok Dio, Mila tersenyum miris.
Rara dan Ayudia yang mendengar jawaban Mila itu terkejut. Putus? Sejak kapan? Dan bagaimana bisa? Pasalnya, 1 tahun berpacaran tak pernah sekalipun terdengar mempunyai konflik yang sangat besar. Setahu mereka berdua, hubungan Mila adem ayem tetapi sekarang mereka mendengar bahwa sahabatnya itu putus. Entah apa permasalahannya mereka tidak tahu.
"Udah yuk ke kelas, udah bel." Ajakan Mila membuyarkan lamunan keduanya. Ah mungkin bukan saat yang tepat untuk menanyakan ini. Mungkin mereka bisa bertanya nanti. Iya, mungkin nanti. Atau mungkin menunggu Mila yang akan menceritakannya sendiri.
Tbc..
10 Februari 2018.
528 kata.
![](https://img.wattpad.com/cover/134282108-288-k614660.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MILANDRA
Teen FictionMILA & ANDRA SEBAGIAN CERITA DIPRIVASI FOLLOW SEBELUM BACA :)