BAB 2 : Him

16.2K 256 9
                                    


"Selamat pagi Ms.France"

"Selamat pagi Mr.Clay"

"Wow Jessica, kau terlihat sangat cantik malam ini"

"Ah ini hanya penampilan formal Mr.Clay, oh ya ada apa anda mengajak saya makan malam?"

Mr.Clay mengambil nafas panjang dan menghembuskannya lembut sebelum kembali berbicara.

"Entah mengapa Jess, setiap aku bertemu kau, aku merasa nyaman, setiap aku mengobrol denganmu aku merasa.. terhubung denganmu Jess"

Terdiam sejenak, Mr.Clay menatap dalam Jessica.

"aku menyukaimu Jessica..Will you marry me ?"

Tanya Mr.Clay dengan lembut sambil membuka sebuah kotak kecil berisi cincin permata yang sangat indah. Jessica terkejut sambil bergantian menatap cincin itu dan Mr.Clay.

"Oh my God Mr.Clay its so beautiful" Jessica tidak bisa berkata-kata lagi.

"Yes beautiful like you, and Jess please call me Bob not Mr.Clay..so..you answer ?"

"Well thank you Mr.Clay..ups.. maksudku Bob, thank you so much untuk semua ini dan untuk jawabannya tentu saja Bob!" Kata Jessica sambil tersenyum manis.

Terlihat sangat senang, Mr.Clay memakaikan cincin itu pada Jessica. Trlihat sangat indah pada jemari Jessica.

"Jess apa pun yang kau inginkan aka ku berikan, apapun Jess"

"Kau sangat baik Bob, terima kasih"

"Ya dan kau tak usah bekerja lagi, aku bisa menghidupimu bahkan lebih baik sayang, jadi kau tak perlu menjadi pengacara lagi"

Seketika senyum Jessica hilang dari wajahnya, berganti dengan wajah datar. Dalam pikirannya terngiang kata 'kau tak perlu jadi pengacara lagi' berkali-kali.

"Jess?? baby?? are you okay?"

"Jess"

"Jessica"

...

...

"Ms.Jessica france!!!"

"Ya.. ya Will" jawab Jessica terkejut.

"Anda tidak apa-apa? Anda dari tadi hanya menatap kosong keluar jendela, kadang tersenyum sendiri Ms.France"

"Oh ya? Maaf saya tadi sedang me...memikirkan sesuatu"

"Baiklah kalau begitu, kita sudah sampai didepan apartment anda Ms.France "

Jessica langsung melihat kesekelilingnya menyadari bahwa memang mereka sudah sampai di apartmentnya.

"Thanks Will"

"Tentu saja nyonya"

Jessica keluar dari mobil dengan wajah tidak percaya apa yang baru saja dia lamunkan. Dia sudah sering melamun, tapi ini yang terburuk menurutnya. "what the fuck Jess?" tanyanya pada dirinya sendiri."apa kau sudah tidak waras??" tanyanya kembali pada dirinya sendiri sambil berjalan memasuki lobby apartmentnya dan berjalan ke arah lift. Ia menekan tombol naik dan pintu lift itupun terbuka, Jessica masuk bersama seorang wanita dengan seorang anak kecil yang tampaknya mereka adalah ibu dan anak. Didalam lift Jessica masih merutuki dirinya sendiri karena menciptakan bayangan mengerikan itu.

"Dan kau menerimanya Jess..kau menerimana! dasar bodoh!!" Bicara Jess pada dirinya sambil menundukkan kepala dan tangannya mengurut-urut keningnya seperti orang yang sedang frustasi. Anak kecil yang ternyata memperhatikan Jessica sedari tadi mulai ketakutan karena mengira Jessica orang gila. "Mom wanita itu bicara sendiri mom" . Segera ibu anak itu melihat ke arah Jessica dan mendapati bahwa anaknya benar, Jessica terlihat sedang komat-kamit sendiri dan terlihat sangat stress. Mengira Jessica benar-benar orang gila, ibu itu langsung mengeratkan genggamannya pada anaknya dan menghindarkan anaknya dari Jessica. Ketika lift berdenting dengan segera ibu itu keluar sambil menarik tangan anaknya agar secepatnya keluar dari lift itu sambil berlari kecil menjauhi lift itu. Menyadari ada yang aneh, Jessica terus memperhatikan ibu yang keluar itu, dia bingung mengapa ibu itu terlihat sangat ketakutan ketika keluar dari lift. Pintu lift kembali tertutup dan kembali berjalan naik, Jessica masih heran ada apa dengan ibu yang tadi. Ketika akhirnya sampai di lantai apartmentnya Jessica pun keluar dari lift berjalan menuju kamar apartmentnya. Ketika memasuki apartmentnya Jessica langsung membuang tubuhnya di sofa besar depan tv  sambil memejamkan matanya. Dengan menghela nafas ia kembali bergulat dengan dirinya mengenai lamunannya ketika di mobil tadi. 

My Legal CounselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang