Pagi ini kamu terlihat sangat senang. Udara segar dan suara burung berkicauan menyambutmu dengan hangat.
"This is my day!" Katamu dengan semangat sambil mengepalkan satu tanganmu ke udara.
Ya, hari ini kamu berada di Changdeokgung dan akan tampil di muka umum sambil memainkan biolamu. 'The Royale Strings' adalah nama channelmu yang membuatmu terkenal sampai saat ini.
Kini kamu sudah berdandan cantik dengan polesan make-up natural, hanbok pink-putih, dan tak lupa hairdo yang elegan. Hatimu terasa gugup mengingat waktu tampilmu tinggal 125 menit lagi. Kamupun memutuskan untuk berjalan-jalan sekitar istana untuk menghilangkan rasa nervousmu itu.
Sebenarnya ini kali keduamu memakai hanbok, namun kamu masih belum terbiasa dengannya. Akhirnya kamu terpaksa berjalan pelan-pelan. Sialnya kamu menabrak seseorang yang tak jauh dari Gerbang Donhwa. Dia seorang lelaki, kau melihat dari sepatu dan pakaiannya. Ia sama-sama memakai hanbok.
"Ah,.. joesonghamnida.." katamu langsung membungkukan badan 90°.
"Ah, ne, neo gwaenchanha?" Jawab pria itu yang masih belum kau ketahui wajahnya karena kamu masih menatap tanah.
"Na gwaenchanha!" Balasmu mulai mengangkat kepalamu menatap wajahnya.
Oh. My. God.
Kamu berani bersumpah bahwa pria yang tak sengaja kau tabrak adalah ciptaan Tuhan paling tampan sedunia.Pria itu tersenyum ramah kepadamu lalu membungkuk dan meninggalkanmu. Apakah ini sebuah keberuntungan dapat menabrak pria tampan? Oh yaampun, kau lupa menanyakan namanya!
Setelah kejadian tadi kamu memutuskan untuk keluar istana dan duduk santai dibawah pohon. Lokasinya tak jauh dari villa tempatmu menginap. Kamu membuka tas biolamu dan mulai memainkan beberapa nada sebagai pemanasan dasar. Tak lama, kamu pun mulai memainkan sebuah lagu ciptaanmu sendiri. Suasana di tempat itu sangat sepi, jadi kamu bisa mendengar melodi yang dikeluarkan biolamu dengan jelas.
Alunan biolamu begitu indah, sampai sampai beberapa orang mencari sumber suaranya dan berkumpul di dekatmu. Ketika kamu menyadarinya, kamu langsung menghentikan permainanmu dan meminta maaf pada mereka karena kamu ingin sendiri.
Kamu sadar kalau permainanmu menarik banyak orang, suaranya juga keras. Jadi akhirnya kamu berakhir dengan bersenandung dan menyanyikan lagu-lagu yang akan kau bawakan nanti.
Tiba-tiba jantungmu dibuat melompat dengan kehadiran seorang pria yang tak tahu darimana jatuh tersungkur kira-kira 7 kaki dari tempatmu duduk.
"Ah! Neo gwaenchanha?" Tanyamu menghampiri pria tersebut. "Eoh? Kau pria tadi?" Tanyamu setelah sang pria duduk dari posisinya yang memalukan itu.
"Ah maaf! Aku tak sengaja mendengar suara biola di dekat sini, jadi aku mencari sumber suaranya dan kesialan menimpaku. Aku bahkan jatuh karena kakiku sendiri. Aku baik-baik saja, terima kasih sudah menanyakannya!" Ucap pria itu panjang lebar.
Hening.
Kau terlalu terpesona dengan ketampanannya sehingga kau tak sadar kalau pria itu bolak-balik bertanya tentang alasan kau menatapnya.
Tiba-tiba saja kau tersadar tanpa alasan. Kalian masih dalam posisi duduk di rerumputan hijau. "Ah, ayo duduk di sana, aku punya teh, kau mau?" Tawarmu padanya. Ia hanya mengangguk menyetujui.
"AKH!" Teriak pira itu setelah mencoba berdiri. Ia memegangi pergelangan kaki kanannya.
"Apa kakimu terkilir?" Tanyamu lembut. Ia mengangguk sambil sedikit merintih. "Kalau begitu tunggu disini. Aku akan mengambil obat di villa itu." Katamu padanya sambil menunjuk beberapa gubuk di dekat kalian. Ia mengangguk mengerti.
Kau berjalan cepat kembali ke villa. Lucunya kau tampak biasa saja dengan hanbok yang harusnya sangat mengganggu jalanmu. Kau mengambil kotak peralatan p3k dan kembali ke bawah pohon.
Dengan sangat telaten kau mengobatinya dan keheningan kembali mengisi suasana. "Maaf, aku merepotkanmu." Katanya pelan. "Ah, tidak perlu meminta maaf! Ini yang selalu kulakukan di hari biasa. Lain kali, kau harus berhati-hati. Jangan terlalu banyak beraktifitas agar kau cepat pulih."
"Aku sangat berterim-- krruukkruuk." Kata-katanya terhenti ketika ia sadar lambungnya berteriak meminta makanan. Pria itu menutup mukanya malu. "Maafkan aku." Katanya lagi.
"Oh astaga," tawamu padanya, "untuk apa kau meminta maaf? Apa kau sangat lapar? Kurasa aku memiliki makanan di villa. Kau bisa berjalan sedikit? Akan kubantu bila tidak!" Katamu tersenyum padanya.
"Ah, sungguh aku merepotkanmu. Terima kasih!"
Kalianpun berjalan perlahan ke arah villa. Sesampainya di sana, kamu mengecek dapur dan sayangnya, hanya ada nasi putih di sana. "Euhm.. apa kau keberatan bila menunggu sebentar? Karena hanya ada nasi putih tanpa lauk. Aku akan memasaknya sebentar." Tanyamu. "Tidak, aku harusnya berterima kasih kau mau memberiku makan. Kau tak perlu repot untuk itu, aku juga bisa memasak. Kita dapat memasak bersama, bukan?" Balasnya dengan senyuman manis membuatmu meleleh.
Kamu begitu menyukai kata 'kita' diantara kalian, dan kamu mulai senyum-senyum sendiri.
"Ah, jangan! Kau tak boleh memperparah keadaan kakimu saat ini. Biar aku saja, ini hanya memakan waktu beberapa menit." Katamu lagi yang langsung mengacak-acak dapur.
Suasana kembali hening. Kamu ingin membuka pembicaraan tetapi kamu sendiri sedang sibuk dan tak memiliki topik.
"Euhm.. maaf, boleh kutahu namamu, nona?" Kata pria itu tiba-tiba.
"A-ah-euhm-b-bo-boleh saj-ja..." entah kenapa rasanya kau terlalu gagap untuk menjawab pertanyaan dari pria tampan yang sekarang menatapmu dalam. "(Y/n) imnida." Jawabmu.
"Nama yang cantik.." katanya pelan, "pemiliknya juga cantik.." lanjutnya sambil sedikit menunduk. "Namaku Kim Seokjin. Panggil saja Jin."
Wow. Kamu merasa seperti baru saja berkenalan dengan seorang pangeran bermarga Kim. Dan kau mulai berteriak dalam hati. "KIM SEOKJIN ITU SANGAT TAMPAN!! DAN DIA BARU SAJA MEMUJIKU!" Percayalah, wajahmu sudah merah bak kepiting rebus dan kalau dalam film anime, diatas kepalamu ada banyak asap. Jantungmu pun berdegup kencang.
Dugeun dugeun~
To be continued...
💖💖💖Annyeong!!
This is my first fanfic hehehe
Hope you like it :3
Vote and comment juseyoo😆
Gomawoo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Forevours (Jin X You)
FanfictionSiapa sangka kalau dirimu akan jatuh hati pada seorang vokalis tampan Kim Seokjin? Hari-harimu sungguh sempurna bersamanya. Canda tawa selalu menyelimuti hubungan kalian. Sampai suatu saat kau menyadari bahwa cintanya tidak tulus ditujukan padamu...