0.1 Fools

679 98 24
                                    

"MILEAKUUU!!!" Teriakan Ilhoon dari halaman rumahnya membuat Naeun -yang tertidur pulas di lantai dua rumah sebelah- terlompat dari tempat tidur. Matanya masih sembab sehabis hujan deras tadi malam. Gadis itu mengacak rambutnya frustasi. Ilhoon tidak bisa membaca situasi!

Jendela kamar dibanting oleh Naeun. Wajahnya yang suram menunjukkan dia dalam kondisi mengantuk berat. Di bawah sana Ilhoon tersenyum lebar. Barisan gigi dan mata lelaki itu yang menyipit membuat Naeun berdecak kesal. "Pagi!" sapanya ramah. Ilhoon keluar dari rumahnya dan berjalan menuju rumah Naeun, jarak rumah mereka hanya lima meter.

Lelaki itu kini dapat melihat wajah kusut Naeun lebih jelas. "Kenapa?" tanyanya dari bawah sana. Naeun memilih untuk diam kemudian menutup jendela kamarnya. Dia kembali merebahkan diri di kasur, memutuskan untuk tertidur lebih lama lagi.

Naeun sudah menduga Ilhoon akan menghampirinya. Terbukti dengan suara windows on dari komputer Naeun yang dihidupkan tanpa seizin gadis itu. Naeun menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya, sehingga tak ada lagi bagian tubuh yang tampak.

"Bolos lagi?" Sebuah pertanyaan retoris Ilhoon lontarkan. Naeun bergumam pelan, "Hm."

Tidak ada jawaban. Ilhoon tau, di saat Naeun menyelimuti seluruh tubuhnya, itu berarti dia butuh waktu untuk diabaikan. Ilhoon membuka youtube dan memutar lagu favorit gadis itu. The Manual.

Lagu lama yang selalu membuat gadis itu tersenyum hanya karena alasan sederhana. Kakak kelas yang disukainya menyanyikan lagu ini saat pensi. Ilhoon ingat bagaimana Naeun memaksa untuk membantu dia mencari lagu itu. Ilhoon selalu ingat setiap lagu ini diputar.

"Jangan lagu ini," sela Naeun dengan suara seraknya. Ilhoon menoleh cepat, berharap agar dia tidak salah dengar. Atau mungkin sebaliknya.

"Tumbenan."

"Diem. Nonton bokep juga gak pa-pa. Asal jangan lagu ini."

Ilhoon membelalakkan matanya. Gadis ini tidak mengerti apa yang barusan dikatakannya begitu berbahaya.

"Ntar gua khilaf, By."

"By, by. Lu kira gue babi."

"Baby."

Hening.

Tatapan Ilhoon masih tertuju gadis itu. Wajah cantik Naeun tidak ada di sana, tapi mata Ilhoon masih melekat pada seonggok badan di bawah selimut itu, seperti ada magnet di sana.

"Cepetan ganti," desak Naeun risih.

Ilhoon tersadar. Dia mengarahkan tetikus itu kemudian menekan pada gambar di halaman web. Memberi jeda pada lagu yang diputarnya.

Saat ini Ilhoon hanya terpikir satu lagu. Lagu yang membawa perasaannya terbang menuju hati gadis itu. Sambil berharap pintu hatinya terbuka, Ilhoon memutar lagu itu untuk Naeun.

Wise men say

Only fools rush in

But I can't help falling in love with you

Ilhoon beranjak dari kursi lalu duduk di lantai, duduk bersandar pada tempat tidur Naeun. Punggungnya sejajar dengan kepala Naeun yang sedang terhenyak di sana.

"Shall I stay?

"Would it be a sin?

"If I can't help falling in love with you"

Ilhoon ikut bernyanyi seirama dengan lagu itu. Dia lalu berdeham untuk menyembunyikan tenggorokannya yang tercekat. Dadanya sesak.

"Kamar kaga lu bersihin yak? Berdebu gini," protes Ilhoon lalu melebih-lebihkan batuknya.

"Gak ada lagu lain apa?" Naeun mengabaikan Ilhoon.

"Tunggu ini selesai."

Take my hand

Take my whole life too

For I can't help falling in love with you

"Hoon." Naeun memanggil. Suaranya sedikit terisak.

"Ya?" Andai Ilhoon bisa menggapai kepala gadis itu dan membawa ke dekapannya. Andai dulu Ilhoon memiliki keberanian untuk berkata 'Jangan sama dia, gua kaga suka'. Andai Ilhoon bisa membuat Naeun mengerti. Masalah tidak akan serumit ini. Naeun tidak akan sesakit ini. Bantal gadis itu tidak akan basah karena air matanya sendiri.

Naeun mengusap air matanya. Kemudian dia menyibak selimut hingga wajahnya yang merah terlihat. Ilhoon menoleh ke arah gadis itu dan tersenyum manis.

"Mau es krim?" tanya lelaki itu.

"Dua, ya?"

"Tiga juga gua beliin."

"Ya udah empat." Mata sembabnya melengkung sempurna. Terlihat manis di depan Ilhoon.

"Seenak lu aja." Ilhoon menelungkupkan kedua tangannya di kedua pipi gadis yang sedang tersenyum jahil itu. Keduanya tersenyum.

"Tangan lu anget, Hoon. Badan lu pasti anget juga."

"Terus?"

"Kalo dipeluk enak. Hehe."

Ilhoon menyentil jidat Naeun pelan. "Mandi dulu sono. Badan bau gitu."

Naeun cemberut. "Gak dibilang juga gue mandi kali." Dia beranjak dari tempat tidur dan berlari kecil keluar kamar. Ilhoon menatapnya dengan seutas senyum yang tersisa.

~

Kamu cantik, tapi bukan milikku.

Senyummu manis, tapi bukan hakku.

Tingkahmu lucu, tapi bukan untukku.

Aku suka kamu, tapi kamu tidak tahu.

Anti Ilhoon Ilhoon ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang