Suara gerimis hujan dari luar rumah, udara pagi buta sangat dingin masih belum terdengar suara adzan subuh, aku segera ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan dua rokaat tahajut. Saat aku berwudhu airnya sangat dingin, aku merasa tak berani jika harus mandi pagi. Setelah sholat tahajut aku lanjutkan dengan membaca Al-Quran. Satu jam kemudian suara adzan subuh berkumandang aku pergi ke kamar adik ku untuk mengajak sholat subuh. Adik ku bernama Vera ia umur 6 tahun, aku dan Vera ditinggal oleh kedua orang tua kami dua tahun yang lalu, sekarang aku yang menjadi kepala keluarga bagi Adik ku. "Dedek, masih ingat kemarin Kakak ngajari Dedek surat apa?" "Ingat, surat Al-Ihklas ayat satu sampai empat." "Dedek, masih ingat bacaanya?" "hmm masih ingat Kak." jawab vera yang merasa ragu-ragu. "Kenapa ragu dek? Tak usah ragu-ragu coba Kakak tanya sebelum membaca surat Al-Ihklas Dedek harus baca apa?" "Membaca basmalah yang artinya dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang," jawab Vera "Alhamdulillah, pintar Dedek sekarang Kakak mau dengerin kamu baca surat Al-Ihklas tanpa membaca?" "Audzubillahi minas syaitanir rajim, bismillah rahmanir rahim, qul huwallahhu ahad, allah husshamad, lam yalid walam yuulad, walam yakullahu kufuwan ahad. Hmm artinya: aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan, tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. Shadakallahul adziim." "Alhamdulilah bagus Dek. Allah itu tunggal, satu,esa,tidak ada seorang pun, lebih besar ataupun lebih kuasa selain Allah. Tidak ada yang sanggup menciptakan jagat raya beserta isinya ini selainya Allah dan Dia tidak mempunyai tandingan. Dia bukan suatu ciptaan seperti manusia. Dedek paham kan maksud Kakak?" "hehe paham kok Kak." "Kenapa masih ragu lagi, Kakak jelaskan, jika Dedek ditanya orang tentang sesuatu yang masih meragukan, Dedek harus menambahi dengan ucapan, 'insya Allah' yang artinya jika Allah mengizinkan. Semua di dunia ini bergerak dan berjalan sesuai dengan izin Allah, agar Allah menolong apa yang Dedek ragukan itu." "Iya, insya Allah Dedek paham Kak." "Bagus Dedek." "Ya sudah Dedek setelah ini belajar ya, terus mandi, dan sarapan nanti Kakak antar ke sekolah Kakak mau Masak dulu" "Iya Kak."
Waktu menunjukan pukul setengah tujuh Aku bersiap untuk mengatar Vera ke sekolah dan berangkat kerja. Siang pun tiba aku segera menjemput Adek, Setelah menjemput Adek aku kembali berkerja. Waktu sudah hampir larut aku pun segera pulang ke rumah karena pekerjan ku telah selesai. "Assalamualaikun, Dedek." "Waalaikumsalam, Kakak." "Ini Dek Kakak bawain Makanan buat Dedek." "Yeh makasih Kakak." "Sama-sama,Dedek udah sholat magrib belum?" "Belum Kak, aku pengen sholat bareng Kakak." "Ya udah Kakak mandi dulu setelah itu kita sholat bersama." Setelah mandi, shoat dan makan Aku menemani dan mengajari Adek ku belajar. Tiba-tiba "Tok? tok? tok?" suara orang mengetuk pintu, Aku segera pergi untuk membukanya setelah ku buka ternyata itu adalah Nafid dan keluarganya dengan aku pun merasa terkejut ata kedatanganya. "Assalamualaikum, Venna." salam dari keluarga Nafid "Waalaikumsalam, Silahkan masuk." Aku pun menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah "Silahkan duduk sebentar saya buatkan minum dulu." "Tidak usah Nak, tak usah repot-repot kamu duduk lah ada sesuatu yang kami ingin sampaikan." pinta Ibu Nafid Aku pun langsung duduk dan sedikit merasa kebingungan atas kehadirnya, "Wah cantik ya? Pantas," sahut seorang bapak yang duduk di samping Nafid. Aku dibuat sangat bingung "Maaf, sebelumnya maksud kedatangan Anda sekalian ada apa?" "Begini, nak Venna, sebelum kami sekeluarga mintak maaf karena mungkin sangat mengejutkan Nak Venna . Kedatangan Bapak dan Ibu ke sini adalah atas permintaan anak Bapak untuk meminang Nak Venna," jawab Bapak tersebut yang mengejutkan Aku, Aku merasakan bulu kuduku berdiri seakan tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya, apa merasakn apakah ini mimpi atau bukan aku langsung mencubit tanganku dan "Ya Allah memang ini bukan mimpi." Tanyaku cemas dalam hati, "Nak, maaf kalau kami begitu mengejutkan Nak venna Bapak dan Ibu jauh-jauh dari jakarta hanya ingin melaksanakan kewajiban sebagai orang tua sesuai anjuran agama. Ini adalah anak kami Muhammad Nafidanalah, sudah dari setahun lalu ia mencari Nak Venna ternyata baru satu minggu yang lalu Kalau adek tinggal di Malang sini. Nafid mengajak saya dan Ibu untuk melamar Nak Venna." jelas orang tua nafid padaku, aku pun merasa pikiran ku semakin tak karuan. Sejenak aku melirik Nafid "Ya Allah , dia ternyata begitu beraninya mencariki dan melamarku padahal sama sekali dia belum mengenal kepribadianku. Dia kah bjodohku ya Allah? Apakah ini jawaban dari setiap doa-doaku." desis ku dalam hati, "Maaf, Nafid, apakah kau tak salah memilih ku?" yakin ku pada Nafid. "Kenapa harus salah? kamu sudah termaksud kriteria yang pantas untuk mendampingiku agar kita sama-sama merahi surga-Nya." jawab Nafid yang begitu menyakini ku. "Iya nak, Nafid sudah pantas menjadikan kamu istri karena dirimu mandiri,rajin beribadah, rajin bersedehkah, dan kalian sama-sama seorang hafidz Al-Quran. Mungkin ini sudah jalan Allah mempertemukan kalian. Bapak dan Ibu juga sudah tau kalau kamu dan Adek kamu Yatim piatu Nak, dan itu pun tak mempermasalahkan buat Kami." saut Ibu Nafid yang begitu menyakiniku, "Tenang saja Venna, aku akan menyekolahkan Adikmu sampai ke jenjang tinggi dan impian mu ingin berkuliah akan aku tangung semua dan aku akan mengajakmu tinggal ke kota impian mu yaitu Arab Saudi." Hatiku merasa berbunga saat ia berkata seperti itu padaku akan membiayaiku dan Adik serta meneruskan membiayaiku untuk kuliah, apalagi Nafid akan menurutiku untuk mengajak tinggal di tempat yang sangat luar biasa istimewah bagiku dan umat islam. Namu gembiranya itu tersingkir saat aku mulai bingung lagi. "Alhamdulilah Kak terima aja, kita dapat rejeki." saut Adek ku "Sshut... Adek, hmm biarkan saya ke dapur untuk membuatkan minum dan berpikir sejenak." "Baiklah silahkan, Nak." Aku pun segera ke dapur, "Ya Allah bagaimana ini apakah benar dia jodoh hamba, Apakah benar dalam mimpiki itu jika Nafid datang ke rumahku dan ternyata ia benar-benar datang ke rumah, Ya Allah apa harus aku terima saja ya ini juga masa depan Adek aku dan cita-cita Almarhum orang tuaku untuk menuntut ilmu dampai perguruan tinggi, hmm baiklah Ya Allah mungkin ini adalah jawaban dari atas doa-doaku disetiap kusujud padamu, dan sekarang aku yakin atas jawaban ku ini Bismilah hirahma nirahim." aku pun kembali keruang tamu sambil membawa tiga cangkir teh hangat, "Maaf, jika menunggu lama, ini silahkan diminum dulu." "Terima kasih tehnya Nak, maaf merepotkan. Tak apa nak, kami mahklumi kamu pasti bingung untuk menjawabnya." "Tidak Bu saya tidak merasa direpotkan, terima kasih." setelah sepuluh menit berdiam dan meminum tehnya akhirnya Nafid mengulangi atas tawaran lamaranya tadi "Ehm bagaimana Venna kau mau jadi istriku?" Venna masih terdiam lama dan akhirnya ia menjawab "Ehm jika memang ini jawaban dari Allah padaku mungkin aku akan belajar untuk mencintaimu." jawab Venna yang sedikit ragu dengan pandangan menunduk, "Jadi kamu menerima ku?" Aku hnya tersenyum dan menganguk kepadanya "Alhamdulilah, Mama Ayah Venna menerimaku." raut eajah Nafid begitu bahagia, "Terima kasih nak atas jawabanya untuk Anak saya, kalau begitu dua hari lagi kami akan kesini untuk membicarakan lagi, mungkin kamu masih merasa hatimu campur aduk dengan jawaban mu ini mungkin kamu tenangkan dulu dan istirahat kami pamit pulang Nak udah hampir larut juga." "Iya Bu,Pak dan Nafid, terima kasih atas kedatanganya." "Iya, Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." Aku masih merasa tak menyangkah jika diriku menerima lamaran Nafid padahal aku belum terlalu mengenalnya, "Kak Venna, aku seneng Kakak menerima lamarnya." pinta Vera "Kenapa seneng Dek?" tanya ku pada Adek "Karena Kakak gak terlalu terbebani dan Kak Nafid juga ganteng." "Dek, ini bukan masalah ganteng atau gaknya tapi Kakak masih merasa berat untuk menjalin keluarga tapi Kakak juga gak bisa harus sendiri aja Kakak juga gak tega liat kamu kalau harus sendiri jika Kakak tinggal kerja." "Kak Venna keliatan ragu?" "Iya, Kakak, memang merasakan keraguan Kakak dan Kak Nafid juga masih baru kenal Dek, tapi Kakak akan berusaha menghilangkan keraguan ini untuk mencintai Kak Nafid." "Ohh Emang Kakak kenal dimana?" "Dulu saat Ayah dan Ibu ada Kakak ke kota Malang bersama Ayah, Ibu tidak ikut karena menjaga kamu di rumah. Kakak menemani Ayah karena ada sebuah pekerjaan Ayah di Malang. Dan saat Kakak dan Ayah di hotel ternyata Ayah kerja sama Dengan Paman nya Nifad untuk membangun proyek baru disana Setelah itu Kakak dan Kak Nifad dikenalkan oleh Pamanya Nifad setelah satu bulan itu Kakak dan Kak Nifad saling kenal. Dan setelah itu Kami berpisah karena Kakak kembali pulang tampa pamit Nifad." "Hehe." "Kenapa ketawa Dek?" "Dedek gak paham." "Ehm ternyata, Ya pasti Dedek gak paham ini kan Masalah orang dewasa.tapi kenapa Kakak malah cerita kekamu, ya sudah Adek wudhu terus kita sholat isyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
KRITERIA WANITA CANTIK
Short StoryBidadari dunia adalah dia. Yang berani menutup auratnya, yang berani melangkah hanya untuk kedamain diri karena sang pencipta. Inilah cerpen "kriteria wanita cantik" dengan alur cerita senang, sedih serta cobaan yang selalu datang dalam hidupnya. pi...