11. AKHIRAT LEBIH BAIK DIBANDING DUNIA.

71 1 0
                                    


"Assalamualaikum, Kakek." "Waalaikumsalam, cucu ku akhirnya teko, dewean ae nduk?" "Iya, Kek, Papa sama Mama sibuk, aku kesini pengen liburan aja, cari suasana baru di desa, oh ya ini ada titipan dari Papa buat Kakek." menberi sebuah kertas yang berisi uang. "Makasih, Nduk." "Tentu Kek, mana Nenek?" "neng pawon, coba kamu bikin kejutan sana Sama Nene ." Fisya melangkah menuju dapur, "Hem baunya enak banget, bikin laper aja ni." "Loh nduk Fisya." "Hallo Nenek." Fisya memeluk Nenek dan menciumnya terlihat kerinduan Nenek pada Fisya, "Nenek pangling karo awakmu nduk." "Hehe." "Wes kene lungguh, nenek wes mari masak, putuku mesti luwe." "Nenek nih, tauk aja sih hehe." setelah makan Fisya, masuk ke kamar yang sudah di siapkan Neneknya ia membuka jendela, udara desa masuk dengan angin sepoy-sepoy lengkap suara air mengalir dari sumber bebatuan dan terlihat jelas pemandangan pengunungan, membuat Fisya sangat merasakan kenyamanan. "Gak salah aku kesini, tempatnya sangat nyaman dibanding rumah ku, walaupun tak sebesar rumah ku ini sangat membuatku lebih tenang." Fisya menata tidurnya dan merasakan udara masuk.

•••

Suara adzan magrib berbunyi jelas, "Nduk, ayo ke mushala?" "Ehm, Fisya dirumah aja ya, Nek." "Engak, nduk kamu neng kene harus manut karo Kakek, Nenek." "Tapi Nek," "Ini kamu pakek jilbab nduk, ini mukenane." "Kok pakek hijab segala sih, Nek nanti kan aku pakek mukena." "Jilbab ki wajib di gawe, oh iya, saiki wudhu sek nduk cepet Nenek tunggu," Fisya sedikit malas jika suruh shalat. Sesampainya di mushala jamaah shalat menata barisan secara baik. Setelah selesai shalat Fisya langsung melepas mukenanya, "Nduk kok dilepas?" tanya Nenek, "Kan udah selesai shalat, kita pulangkan?" "Kita ngaji dulu nduk, baca Al-Quran." "Ah Ngaji," Fisya menjawab dengan keras yang membuat semua jamaah shalat itu menoleh ke arahnya. "Nduk, kamu kok malah teriak di mushala, gak baik." "Tapi Nek, aku gak bisa baca Al-Quran." "Ya sudah gak papa Nenek ajari ya," jawab Fisya terlihat dirinya ragu dan bosen atas perintah Nenek, dengan terpaksa Fisyah harus mematuhinya, "Nenek, akan belajari kamu baca Al-Quran nduk sampai adzan isyak, setelah shalat isyak baru kita pulang." "Kok lama amat sih Nek?" "Engak suwe nduk, hanya satu jam." "Ya udah deh, untuk kali aja Fisya mau," "Jangan kali ini aja nduk, setiap hari sampai kamu selesai liburan disini," "Apa Nek jadi 2 minggu aku harus rajin bac Al-Quran dan shalat?" "Kok gitu nduk, seharuse kamu seneng, karena kamu belajar agama, tapi nduk ora mung shalat magrib apa isyak saja tapi harus lengkap lima waktunya, kalau gak, Nenek akan marah sama kamu." "Iya iya Nek, Nenek jangan marah." "Maka dari itu kamu neng kene harus rajin, gak hanya santai-santai liburan ae Nduk, ya sudah Kita baca Al-Quran." setelah selesai baca Al-Quran dan shalat Fisya dan Nenek pulang saat ditengah perjalanan, "Nduk, Nenek arep mampir bentar neng tetangga ini , ada sedikit urusan, kamu pulang dulu saja takutnya nanti kamu bosen nunggu Nenek." "Ya udah Nek, aku pulang duluan aja." Fisya berjalan pulang sendiri, tiba-tiba "Brukkk" Fisya terjatuh ditabrak seorang lelaki yang berlari, "Kalau jalan tuh dilihat dong, kotor semua kan jadinya." "Ehm maaf aku sungguh tak sengaja, biar saya bantu." Fisya menoleh melihat lelaki itu, "Astaga, ganteng banget." pinta Fisyah dalam batin, "Kamu gak papa kan, maaf aku tak sengaja." "Ohhh iya iya aku gak papa kok, hanya sakit sedikit." "Maaf, aku sangat tak sengaja, Ini mukenaya." mengambilkan mukena Fisya yang jatuh "Terima kasih," "Ya sudah aku permisi dulu." "Tunggu sebentar," "Ada apa?" "Ehm na...nama kamu siapa?" "Nama? Aku Alfan" "Al..Al..Alfan?" "Maaf, aku terburu-buru aku duluan." Alfan berlari meninggalkan Fisya, "Nama tak asing, Alfan? Alfan? Aku inget aku harus pula,ng sekarang." Fisya pun sesegera pulang kerumah. Sesampainya di rumah ia membuka laci meja di kamarnya mengambil kota yang berisikan sebuah foto. "Apa benar Alfan yang ini, teman kecilku dulu, tapi wajahnya sangat berbeda sekali dengan sekarang." dibalik foto terdapat tulis nama Alfan dan Fisya. "Gak ah, mungkin bukan Alfan yang itu."

•••

Keesokan harinya Fisya duduk di ayunan depan rumah dengan membaca sebuh novel. Melihat Fisya sendiri Kakek menghampirinya, "Nduk?" "Eh Kakek Sini Kek duduk," "Kamu baca apa nduk, coba Kakek lihat. Diantara tiga cinta." "Novel ini ceritanya bagus banget Kek," "Kakek lebih setuju awakmu baca Novel seng onok unsur agamane, iku sangat baik buat anak seumur kamu karena ceritanya mengispirasi sekali." "Memang benar bagus Kek?" "Ya baguslah, Kakek punya novel nanti Kakek kasih kekamu." "Iya, Kek." "Kakek mau tanya sama kamu nduk, kamu kok ora gawe krudung." "Fisya belum siap Kek, nanti kalau Fisya sudah berubah jadi anak yang baik dan alim." "Berjilbab itu ora nunggu siap atau engaknya, kalau kamu menunggu kamu baik, sampai kapan? Kamu gak akan berubah kalau belum sedikit menanam perubahan iku nduk." "Tapi Fisya gak terlalu pintar agama?" "Orang berjilbab tidak harus, pinter agamane nduk, dengerin Kakek. Didalam Al-Quran Allah SWT telah berfirman : katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak darinya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung khimar ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
(Qs An Nuur: 31). Seorang wanita seng gak menutup auratnya belum tentu masuk surga, karena setiap sehelai rambut wanita lek disawang yang bukan muhkrim pada ae satu dosa palagi rambut kamu beribu-ribu dosa." jelas Kakek, "Astaqfirullah Kek, apakah benar itu, aku tak mau masuk neraka Kek sungguh aku pernah berniat berhijab tapi sampai kini belum menlakukanya." "Lakukanlah mulai sekarang, nduk." "Baik, Kek, insyallah Fisya akan pakai hijab." "Kamu punya pacar gak?" "Engak, Kek dulu pernah sekali pacaran, tapi gak bertahan lama." "Astaqfirullahallazim." "Kenapa Kek?" "Dalam Al-Quran tidak diterangkan tentang pacaran yang ada tak'aruf atau menikah." "Terus hukum pacaran itu apa?" "Pacaran itu tidak ada, pacaran itu hanya nafsu, dan hukumnya berzina, orang berzina itu penghuni neraka Al-Quran sudah menerangkan pad surat An-Nur ayat 1-3 tentang hukum berzina, dan tidak ada jaminan masuk surga apabila tak bertobat. Dan, astaqfirullahallazim siksaan orang berzina sangat mengerikan, dan tak bisa membayangkan sakitnya disiksa." "Astaqfirullah, aku beneran janji sama Allah sekarang Fisya tak akan pacaran lagi. Yang hanya Fisyah mau cuma menikah." "Bagus Nak, sebenarnya dunia iki hanyalah sebagai peta gae golek rahmat Allah dan surganya, karena manusia iku berasal dari surga, dan manusia itu hanya bisa masuk surga apabila ia mengetahui dimana kita harus kembali kepada-Nya dan itu juga hanya rahmat Allah atas izinya dadi sebagai manusia kudu mematuhi peraturan Allah jika ia ingin kembali dijalan yang benar. Dunia ini hanya sementara sabar ae nduk karo semua ketetapan Allah bersyukurlah atas semua kehendak Allah apapun itu, semua ada hikmah yang Allah titipkan bersama peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupmu Selama kita berada dijalan Allah, Kita ada dalam jaminan Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan airmata kita, keringat kita, lelah kita, dan semua yang kita berikan untuk Allah pasti berbuah kenikmatan, jika tidak didunia, insyaa Allah di Jannah-Nya bersabarlah dunia ini tidak selamanya kesedihan, kesusahan, kesakitan bahkan kebahagiaan pun tidak selamanya akhiratlah tempat tinggal yg kekal, disanalah kesedihan dan kesenangan terjadi selamanya tak apa susah-susah didunia, asal senang-senang nanti diakhirat,
Jangan sampai susah didunia, masih susah juga sampai diakhirat." "Iya Kek, aku juga gak mau hidup ku sia-sia karena dosa aku ingin merubah semua agar bermanfaat berpahala." "Kakek punya tips tentang kriteria wanita cantik di hadapan Allah SWT." "Benarkah? Apa itu kek?" "Senantiasa menjaga pandangannya, dan selalu terlihat sopan dan terpuji serta menutup auratnya. (QS. an-Nuur: 24/31) Tidak bergaul bebas dgn kaum laki² yang bukan mahramnya, kecantikannya dipelihara dari pandangan laki-laki, tanpa dipertontonkan. (HR. Bukhari) Pembawaan diri yang sopan, tegas, dan bersahaja. (QS. al-Qashas: 28/25) Senantiasa berbicara dgn perkataan yang baik, dan nada suara yang tidak dimanja²kan dan tidak dilembut²kan. (QS. al-Ahzab: 33/32) Tidak berhias dan (bertingkah laku) sprt orang jahiliyah dahulu. Menjauhi gaya tabarruj, penggayaan diri yang dapat mengganggu/menjadi fitnah bagi lelaki (tidak menjadi pusat perhatian), hingga menarik kepada dirinya. (QS. al-Ahzab: 33/33)Berpakaian dengan identitas wanita mukminah. (QS. al-Ahzab: 33/59)Senantiasa bersih dan berbau segar. Tidak memakai parfum (selain untuk mahramnya HR. Bukhari) Tidak mengubah ciptaan Allah, seperti melakukan pembedahan plastik, membuat tato, mencukur alis, meratakan gigi (yang dilakukan karena alasan untuk mempercantik diri, bukan dikarenakan untuk kesehatan), dsbnya. (QS. an-Nisaá : 4/19; Hadith Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan at-Tirmidhi) Tidak meniru penampilan kaum lelaki, baik dari cara berpakaian, berbicara, serta pembawaan diri. (HR. Ibnu Abbas)Perempuan Selalu Lupa Dengan Tiga Perkara Tangan adalah aurat, batasannya hingga pergelangan tangan,Kaki seluruhnyajuga adalah aurat. Dada adalah aurat, jd wajibnya menjulurkan jilbab mereka, hingga menutupi dadanya. Perempuan Selalu Alpa Akan Dua Perkara Memandang remeh dgn aurat di pergelangan tangan. Dan Sering tidak memakai kaus kaki. Seperti yang Kakek bilang tadi. Dan Perempuan Lalai Akan Dua Perkara. Aurat mereka, adalah harga diri mereka. Kecantikan bukan pada wajah, melainkan pada hati yang bersih. Dan Perempuan seringkali lupa bahwa menutup aurat adalah peraturan Allah.Dosa Jariah Yang Tidak Disadari Oleh Wanita.Saat dia sedang tidur, tetapi Malaikat tetap menulis dosanya. Saat dia sedang shalat, tetapi Malaikat tetap menulis dosanya. Saat dia makan, belajar, mandi, tetapi Malaikat tetap menulis dosanya. Saat dia sedang tidak berbuat apa² pun Malaikat tetap mencatat dosanya." "Terus kesalahanya apa Kek? Kenapa selalu dicatat, padahal tak melakuan apa-apa yang membuat dosa."
"Ini semua dikarenakan, banyaknya mata pria yang sedang memandang foto gambarnya, yang sedang tidak menutup aurat atau ada auratnya yang terlihat di media sosial. Setiap kali ada lelaki yg melihat, setiap kali itulah dosanya bertambah. Nduk, sekarang ini manusia sudah masuk didalam Akhir zaman, maka dari itu kita harus cepat-cept bertaubat." "Astaqfirullah, aku sudah menanam dosa banyak Kek, aku tak tau apakah catatan amal baik ku pernah ditulis atau tidak. Sungguh Kek aku sangat menyesal, aku ingin berubah Kek, bantulah aku agar aku bertaubat pada-Nya." isak tangis Fisya mengalir deras, dipipinya hingga jatuh membasahi buku novelnya. "Sudah Nak, jangan menagis tak perlu disesali, masih ada waktu, inssallah jika kamu yakin sungguh dalm hati ingin bertaubat insyaallah Allah meneriam taubatmu dan menghapus dosa yang lalu, karena Allah maha memaafkan hambanya." "Terima kasih Kek." dipeluknya Kakeknya dengan sangat erat.
Seminggu lebih lima hari kemudian. Selama Fisya di sini ,Fisya belajar Agama dengan sangat mendalam ia sekarang rajin shalat 5 waktu, belajar baca Al-Quran, bahkan Fisya melakukan sunah Rasul dan sebelum Fisya tidur malam ia selalu membaca Asmaul husna sambil bernyanyi dan membaca surat-surat pendek. "Fisya?" panggil Nenek, "Iya Nek, ada apa Nek?" tanya ku pada Nenek, "Tolong diantar makanane ya nduk neng pak Rt sama ini kasih kepada istrinya Pak Rt." memberi serantang tempat makanan yang berisi makanan, dan amplop panjang. "Rumahnya dimana Nek?" "Rumahnya di selatan mushala sebelah warung." "Siap Nek, aku pergi dulu ya." "Jangan lama-lama, Nenek mau aja kamu kesesuatu tempat." "Saip Nenek." sesampainya dirumah Pak Rt "Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." jawab seorang lelaki mengahmpiri Fisya, "Loh kamu kan yang menabrak ku itu kan?" tanya Fisya kepada lelaki itu, "Oh iya aku inget," "Alfan kan?" "Iya benar ada apa?" "Aku mau cari Bu Rt ada gak?" "Mama? Mama?" "Iya," "Ada tamu nih." "Eh Nak, Fisya, ada apa?" "Fisya? nama yang tak asing." batin Alfan "Ni Tante ada titian dari Nenek." "Makasih ya Fisya. Oh iya Nenek apa kabar baik kan?" "Alhamdulilah baik Tante." "Ayo masuk dulu," "Terima kasih, saya mau pulang saja." "Ya sudah makasih ya Fisya." "Saya permisi dulu Tante Asalamualaikum." "Waalaikumsalam." "Mama, aku keluar bentar ya." "Kemana?" "Bentar aja Ma." Alfan pergi mengikuti Fisya, "Fisya?Fisya?" teriak Alfan, "Iya, kenapa?" "Aku mau sedikit bertanya sama kamu?" "Tanya apa?" "Nama kamu Fisya kan? Kamu cucunya Pak Sunarto?" "Iya, benar ada apa?" "Yang benar saja, astaga masak kamu lupa denganku, aku ini Alfan sahabat kecil mu dulu yang sering kamu panggil cung." "Astaqfirullah, maaf aku hampir gak inget, soalnya kamu beda banget sih sama yang dulu, hehe." "Kalau beda, sekarang gimana?" "Iya karena kamu sekarang lebih... lebih..." "Lebih ganteng? Hehe" "Iya gitu lah," "Aku juga hampir lupa dengan kamu, sekarang kamu lebih cantik." "Jujur amat bilangnya." "Aku itu orangnya jujur, jadi apa adaya." "Iya, iya percaya." "Oh iya apa kabar kamu?" "Ya Alhamdulilah Aku baik, kamu gimana?" "Syukurlah, Alhamdulilah baik juga, kita gak capek ni bicara sama jalan muluk," "Engak, hmm Alfan kita ke sawah yuk." "Ke sawah? Kamu pengen inget-inget masalalu kecil kita ya hehe." "Tau aja sih kamu." sesampainya disawah Alfan dan Fisya duduk di gubuk sawah, "Eh kamu inget gak ini." menunjuk sebuah bambu yang terdapat tulisan nama mereka, "Iya ingetlah." "Kamu udah berpa lama disini?" "Udah hampir 2 minggulah, aku kesini kan liburan sekolah." "Oh iya kamu masih sekolah ya, Aku udah kulia sama kerja." "Cepet amat, bukanya kita seperantara ya? Kok duluan?" "Iya sih, soalnya dulu aku SMP nya cuma dua tahun," "Dua tahun, oh anak pinter." "Gak pinter sih hanya cerdas aja hehe." "Aku besok udah pulang ke jakarta." "Cepet amat sih kita kan baru ketemu, iya aku libur cuma dua minggu." "Astaqfirullah udah jam segini, aku harus pulang, aku ada janji sama Nenek ku." melihat jam tanganya, Fisya langsung pergi "Fisya, jangan pergi dulu." Fisya kembali ke Alfan, "Alfan kamu bawa ponsel gak?" "Bawa, ini." Fisya langsung mengambil ponsel Alfan "Ada apa sya?" "Nih ponselnya aku beri nomer hp ku, kamu bisa kontek aku, maaf Fan aku terburu-buru Assalamualaikum." "Waalaikumsalam, hati-hati."

*selesai :)*

KRITERIA WANITA CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang