12. WANITA PENGHUNI NERAKA

15 1 0
                                    


" Alisya? Alisya?" teriak wanita yang sedang menuruni tangga,"Iya, Kak Anisa, kenapa?" jawab Alisya, "Kakak laper ada makanan gak?" "Ada Kak, tapi hanya roti." "Ah.. Seharusnya kalau kamu tau gak ada makanan, beli dong Dek," jawab Anisa dengan mengelus gelus perutnya kelihatan sangat laparan. "Maaf Kak, nanti pulang sekolah aku akan beli. Itu Kak rotinya sama susu udah aku siapkan di meja makan aku berangkat sekola dulu Kak, assalamualaikum." salam ku dan berpamitan mencium tangan Kakak ku, "Walaikumsalam. Segini ma apa mungkin bisa kenyang? Ya udah lah yang penting keisi perut gue, aduh udah jam segini lagi, salah hari ini ada miting pagi." melihat jam dinding yang menunjukan pukul setengah tujuh.

                          •••

     "Assalamualaikum, Kakak." salam Alisya yang mencari Kakaknya di kamar, "Apa Kakak, masih di kantor ya?" menegok ke arah jam yang menunjukan pukul 17.00 sore. Setelah Alisya menunggu lama di rumah hingga pukul sembilan malam, Anisa pun tak kunjung datang. "Kakak, kok lama ya. Aduh, ngantuk banget lagi." Alisya menata badanya untuk tidur di sofa agar ia tau kedatangan Anisa. Setengah jam kemudian, suara ketok pintu yang membuat Alisya terkejut dan bangun. "Alisya? Buka pintunya cepetan." Suara dari balik pintu, "Astaqfirullah, ii...iya bentar." sepontan Alisya terkejut, setelah Alisya membuka pintunya, "Astaqfirullahallazim, Kakak." Alisya terkejut melihat Kakaknya dalam keadaan mabuk dan merangkul seorang lelaki, dan membawa masuk kerumah, "Haa.. Minggir." mendorong Alisya karena menghalangi Anisa, "Kak, dia siapa? Kenapa Kakak bawa lelaki dirumah?" diam dan terus berjalan menuju kamar Anisa, "Kak Anisa, kak?" "Apaan si Dek, udah sono pergi anak kecil gak usah ikut campur hehehe pergi pergi pergi." Alisya didorong dan segera mungkin Anisa menutup pintu kamarnya. "Astaqfirullah, Ya Allah kenapa Kakak semakin hari semakin berubah, hamba takut, jika Kak Anisa terjerumus dalam hal tak baik, hamba sungguh tak mau Kak Anisa melakukan sesuatu hal yang tak sepatutnya ia lakukan dengan yang bukan muhkrimnya. Ya Allah, Ya Rab aku mohon ampunilah segalah dosa dan keluputan Kak Anisa, berilah kemudahan agar Kak anisa kembali seperti dulu." isak tangis Alisya semakin deras karena ia mengingat Kakaknya yang dulu semejak orang tuanya belum pergi meninggalkan mereka.

                         •••

   Keesokan harinya. "Kak Anisa?" menghampir Anisa yang sedang Makan, "Ehm.. Hari ini Alisya rapotan kenaikan kelas Kak," "Terus kenapa?" "Aku pingin Kak Anisa yang ambil rapotku." "Udah Kakak bilangin berapa kali sih kamu, Kakak sibuk. Kakak gak bakalan bisa ke sekolahmu." "Tapi aku mohon kali ini aja Kak." "Di bilangin sibuk ya sibuk. Kakak ini kerja buat kamu juga ngerti." "Iya, Kak, Alisya ngerti tapi,"  "Tapi apa? Kamu tinggal sewa orang aja buat ambil rapot kamu, nanti Kakak yang bayar." "Ya udah Kak aku berangkat sekolah, assalakualaikum." "Waalikumsalam."
  Setelah semua rapot telah dibagikan tinggal Alisya yang belum diambil. Ia pun pergi ke kantor untuk mintak rapotnya sendiri. "Bu?" "Iya Alisya, silahkan masuk." pinta wali kelas Alisyah, "Bu, saya mau ngambil rapot sendiri." "Kemaren kan Ibu bilang kalau gak ada wali jadi gak ada rapot." "Saya mohon bu, Kakak saya sedang sibuk." menghelan napas panjang,  "Hmm, sesibuk apa sih Kakak kamu, setiap kali rapotan tak pernah kunjung datang. Jujur Ibu sedikit kasian padamu, tapi juga namanya peraturan Ibu tidak bisa melanggar, ya kalau tidak rapotan kenaikan kelas kamu tak apa mengambil rapot sendiri." terlihat wajah sedih Alisya,  "Iya, Bu, saya juga mintak maaf karena tidak mematuhi perintah sekolah, saya permisi dulu bu assalamualaikum." "Waalaikumsalam." Alisya pun keluar ia sangat sedih karena tak bisa mengetahui hasil nilai akhirnya. Ia pun pulang dengan berjalan kaki saat pulang Alisya menelepon Anisa, "Assalamualaikum, Kak." "Kenapa Dek?" "Kak, aku gak bisa ambil rapot sendiri." "Hmm siapa suruh kamu ambil sendiri? Kakak, udah bilang sama kamu sewa orang aja buat ambil rapot, udah Kakak sibuk." Anisa langsung menutup telepon dari Alisya. Alisya pun sepontan langsung menangis, "Ya Allah apakah sesibuk itukah Kakak ku pada Adiknya. Iya mungkin ia sibuk, Kak anisa juga berkerja untuk aku juga, aku gak boleh gini. Baiklah aku akan menyewa orang untuk mengambil rapotku." Alisya menghibur dirinya sendiri agar tak berburuk sangkah pada Kakaknya. Ia terpaksa harus menyewa orang.

KRITERIA WANITA CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang