8.KEMBALI KEPADA ALLAH

20 1 0
                                    


"Kenapa dipenjara?" tanya seorang wanita yang sama dalam satu sel, "Aku dituduh mencuri dan membunuh temanku." jawab Hana yang baru saja membaca Al-Quran." teman atau lebih, namanya Fikri?" "Nyonya bisa tau nama itu." "Ya karena saat kau tidur kau mengigau tentang nama itu bisakah kau ceritakan kenapa kau dituduh." " Fikri itu anaknya shalih dan baik. Saat itu aku diantar oleh temanku untuk melakukan seminar setelah selesai seminar aku  mengatarkan Temanku ke bank mengambil uang untuk membayar rumah yang akan dibelinya untuk hadiah orang tuanya, saat kami menuju rumah itu di tengah perjalanan mobilnya berhenti karena ban nya bocor dan tempat itu tidak terlalu rame orang berlalu lalang tiba-tiba terdengar suara orang mintak tolong dan ternyata ada seorang rampok akhirnya oleh temanku ia membantu mengejar rampok itu, saat rampok itu berhenti Fikri dan perampok itu berkelahi dan tak disangkah perampok itu membawa pisau yang tajam dan pisau itu di tusukan ke perut Fikri aku terkejut aku segera menghampiri ia. Saat itu aku merasa kebingungan dan akhirnya Fikri memintaku untuk mencabut pisau tersebut tapi, aku selalu menolaknya karena aku takut dan setelah aku cabut ada orang melihat ku dan mengambil gambar saat aku mencabut pisau itu, orang itu lari ia melaporkan ini dengan pihak berwajib dengan tuduhan membunuh dan mencuri uang yang dibawa Fikri untuk beli rumah tersebut." "Sulitnya jadi orang baik, banyak cobaanya." "Gak hanya orang baik saja yang banyak cobaanya hanya saja memang sudah kehendaknya." "Itukah kau selalu menangis saat kau menyembah tuhanmu?" Hana memalingkan wajahnya agar wanita itu melihat warna wajahnya yang memerah, "Tidak Nyonya, aku tak pantas menangisi sesuatu yang bukan miliku." "Lalu kenapa kau menangis?" "Aku takut karena itu aku menangis." "Takut apa? Kelihatanya kamu bukan anak penakut." "Aku takut dengan tuhanku, aku tak tau jika aku mati nanti apa yang harus aku jawab atas janji yang telah aku buat kepada-Nya." "Kamu kan masih mudah kenapa kau takuti?" "Tuhan itu bisa mengambil nyawa seseorang yang ia kehendaki, belum tentu aku mati tua mungkin saja besok tau lusa bahkan atau nanti semua itu hanya kehendak Tuhan saja jika aku tak menyiapkan bekal apa yang aku lakukan hanya saja gambaran penyesalan yang sangat perih."  "Dan kenapa kau selalu membaca buku itu dengan nyanyian yang indah?" "terima kasih Nyonya, ini adalah Al-Quran yang aku baca dengan tartil yang indah." "Apa arti dari semua ayat yang kau baca setelah shalat, apakah itu penting bagimu?" "Artinya sangat panjang namanya surat Yaasiin, surat ini mengandung berbagai macam khasiat, sebagai pelipur lara, juga dapat meringankan siksaan kubur untuk ditujukan kepada orang yang tiada." "Oh berarti itu kamu tujukan kepada temanmu?" "Ya, juga kedua orang tuaku." "Kau tak punya otang tua nak?" "Iya, meraka meninggal karena kecelakaan." "Terus kamu tinggal dengan siapa?" "Aku tinggal di panti asuhan." "Dan setiap kali aku melihatmu kamu pasti memejamkan mata dan duduk diujung pintu, apa kau sedang tidur atau memikirkan sesuatu." "Aku memang tidak tidur" "Lalu?" "Aku sedang mengingat tuhanku." "Memang kau bisa melihat tuhanmu dengan mata terpejam." "Tidak, tapi aku merasa kehadiranya." "Bagaimana rasanya bahkan itu juga kau lupa segalanya?" "Rasanya sungguh luar biasa yang tak bisa digambarkan dengan apapun. Iya, nyonya aku sampai lupa akan semua masalah dan kesedihanku jika mengingat Tuhanku" "Nak, ajak aku agar aku bisa dekat dengan Tuhan." pinta wanita itu "Benarkah, baik dengan senang hati" senyuman Hana yang lebar berbinar, "Nyonya, muslimkan?" "Aku tak tau Nak, aku dulu muslim, dan aku menginkuti agama yang dianut oleh saudaraku, semenjak itu aku tak pernah mengenal Tuhan." "Jadi kau masih ikut agama saudaraku itu," "Entahlah Nak, aku merasa hidupku sia-sia Tuhan tak adil padaku," wanita itu menggeleng lemah,  "Nyonya, tak ada satupun yang diciptakan oleh Tuhan itu sia sia. Bahkan mahkluk sekecil apapun itu. Walaupun tak pernah rasa bahagia dalam hidup ini, mungkin itu semua salah kita yang tak mau bahagia."  "Maksud kamu?" "Satu hal yang membuat kita bahagia adalah rasa syukur." "Syukur? Apa benar dirimu akan bahagian dengan sekata itu?" Tanya wanita itu yang terlihat sangat tidak yakin, "Ya semua keluarga ku pergi, tak ada lagi saudara yang kupunya rasanya  sangat sakit, tapi kesedihan seperti itu tak dimiliki diriku saja mungkin saja banyak yang hidupnya kehilangan semuanya orang orang sekitarnya seperti dunia ini tidak berpihak kepadanya seorangpun , bahkan juga banyak alur ceritanya lebih pedih daripada diriku dan Nyonya. Dan, kesedihan serta penderitaan dalam hidup bukanlah suatu yang harus disesali untuk dijadikan beban." "Berarti kau tak menyesal kau berada disini, apa kau juga mensyukuri tentang tempat ini," "Ya memang sangat tak ada sinar matahari sekecil pun,tekurung, dan sangat membosankan. Tetapi aku ditempat ini bisa membayangkan keadaan ku di tempat kubur, jau lebih gelap dari tempat ini, dari itu aku semakin siap untuk mempersiapkan diri, bahkan kita juga bisa belajar untuk hidup lebih baik. Disini enak loh Nyonya bisa dapet makan gratis, tidur gratis hehe."sedikit canda yang dilontarkan kepada Hana "Kenapa kau selalu memikirkan kematian Nak?" "Aku sungguh menakutinya, maka dari itu aku harus semangat mempersiapkan semuanya, Nyonya." "Ya benar, walaupun kau lebih muda dari ku kau berpikir lebih dewasa dibanding diriku." "Tidak Nyonya, aku hanya berkata saja, aku sebenarnya bodoh." "Tapi aku juga bisa membedakan mana yang hanya berbicara mana yang berpengalaman, kita sama sama hidup tak enak di tempat ini. Tetapi, kau bisa mengambil kebahagian ditempat ini." "Iya, Nyonya, kita juga harus selalu berfikir positif akan segala ketentuan tuhan agar hati kita selalu mengingat Tuhan." "Aku menrindukan Tuhan dari agamamu yang dulu pernah aku anut." "Jadi anda yakin untuk kembali ke islam." "Ya, tentu aku sangat yakin sekali Nak, dan aku juga penasaran tentang tiap hari kau baca surat yasin itu disetiap setelah sholat saat mendengarnya aku merasa tenang, padahal aku tak mengetahui apa kandunganya itu." "Alhamdulilah berarti itu bertanda baik, Nyonya" "Maksudmu?" "Salah satu yang beriman kepada Allah adalah apabila ia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bulu kudunya akan berdiri karena takut dan setelah itu pasti ia akan bertambah imanya." "Maukah kau membacakannya surat Yaasiin lagi?" "Baiklah" setelah beberapa saat surat Yaasin itu dibacakan, ada salah satu menyentuh hati wanita itu pada ayat ke-63 dan 64 "Tolong berhenti Nak" "Ada apa, nyonya" "ulangi beberapa ayat yang kau baca dan jelaskan artinya." "Haadzibii jahannamullatii kuntum tuu'aduun, inilah jahannam yang dahulu kamu diancamkan denganya. lshlauhal yauma bimaa kuntum takfuruuna, masuklah kedalam pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. Alyauma nakhtimu 'alaa afwaabihim watukallimunaa aiddiihim watasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun, pada hari ini kami tutup mulutmu mereka dan berkatalah tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa dahulu mereka usahakan. Walau...." "Cukup, apa jahannam itu Nak?" pinta wanita itu yang sangat terlihat penasaran "Neraka paling bawah yang paling pedih siksaanya." "Ya Allah ampunilah aku karena berjalan di jalan yang salah." pekik wanita itu tersungkur dengan tangisanya, Hana pun sangat senang wanita itu berkata seperti itu, "Alhamdulilah rabbil 'alamin, maha benar Allah, Nyonya bersyukurlah anda salah satu hamba Allah yang mendapat hidayah." ujarnya sambil memeluk wanita itu "Terima kasih, Nak." "Berterima kasihlah kepada-Nya dengan mengucap hamdalah dan sujud kepada-Nya, Nyonya." "Bagaimana Nak?" "Baik akan saya tuntun dengan membaca syahadat tirukan saya, Nyonya." ia pun menuntun wanita itu dengan membaca syahadat dengan benar "Nak, ajari ak untuk shalat." "Dengan senang hati, Nyonya."  "terima kasih banyak," ucap wanita itu yang m terlihat sangat bahagia "Aku sebagai perantara, dan Allahlah yang begitu baik terhadap anda, Nyonya." "Ya, apapun itu aku sangat berterima kasih kepadamu dan kepada-Nya."

                     *SELESAI*:))

KRITERIA WANITA CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang