9. HANYA KARENA SEKOTAK MAKANAN

27 1 0
                                    


"Assalamualikum." suara dari balik pintu rumah Nuri, "Waalaikumsalam, Biyah ada apa?" "Ini pesenan makananya." "Wih, akhirnya datang juga makasih Biyah." "Nuri, siapa yang datang?" pinta dari seorang pria dari dalam rumah dan menghampiri Nuri,"Ini Kak, Biyah nganter makanan. Oh iya Kakak belum tau dia ya kenalin ni Biyah, Kakak aku namanya Fendo." "Assalamualaikum, Kak Fendo." salam Biyah dengan mengankat kedua tanganya kedada dan menundukan kepala, "Kak, Kak Fendo." teriak Nuri yang membuat Fendo terkejut, "Iiyaa.aa..a kenapa napa?" "Ya ampun Kak dikasih salam tuh sama Biyah." "Oh waalaikumsalam Biyah." "Ya sudah saya permisi dulu ya Assalamualaikum." "Waalaikumsalam Biyah. Kakak ngelamuni Biyah ya, Kakak suka ya sama Biyah?" "Engak kok biasa aja." berlalu pergi masuk kedalam rumah. Saat Biyah pulang dia tak sengaja menemukan seorang anak kecil yang duduk di bawah pohon yang rindang dengan pakaian yang kumuh dan wajah yang pucat memegang perut, Biyah merasa kasian kepada anak tersebut Biyah menghampiri anak itu, "Hai Dek, kamu kok disini, Dek." "Aku laper Kak." "laper ya, aduh gimana ya. hmm ya udah Dek ini Kakak masih ada sebungkus nasi buat kamu." "Makasih ya Kak." pergi berlalu meninggalkan Biyah, "Aduh gimana ya, itu nasi buat Bu Surti. Hmm semoga aja Mama gak marah." Biyah pun segerah pergi pulang, sesampainya di rumah Biyah langsung mencari Mama, "Assalamualaikum, Ma" "Walaikumsalam, udah kamu anter semua kan, Yah" "Maaf Ma tadi makanan buat Bu Anik aku kasih sama anak jalanan, dia kelaparan Ma, kasian." "Apa, Gimana sih kamu tuh, Bu Surti udah kasih uang ke Mama terus mau Mama kembaliin juga gak bisa karena uangnya semua udah Mama pakek, pokok Mana gak mau tau kamu harus tanggung jawab kalau gak kamu nanti gak dapat makan siang sama malem." "Tapi Ma, aku mau ganti pakek apa?aku gak punya uang" "Bodo amat pokoknya kamu harus tangung jawab" mendorong Biyah sampai jatuh ke lantai. Biyah pun pergi ke kamar ia menangis dan bingung harus melakukan apa. Akhirnya ia memilih jalan pintas untuk menyanyi di cafe karena sebelum Biyah hijrah ia selalu mencari uang dengan menyanyi di cafe.

•••

Setelah sholat magrib Biyah bersiap siap pergi untuk ke cafe dengan penampilan yang masih syar'i, "Ma, aku aku mau keluar." "Terserah." pinta Mama dengan sinis. Biyah pun pergi menuju cafe. "Asalamualaikum, Bang Anton." pinta Biyah kepada pemilik cafe, "Iya, loh Biyah kan. Apa kabar kamu." memalingkan wajahnya dan tak menjawab salam, "Alhamdulilah baik, Abang sendiri gimana?" "Ya kaya kamu liat ini, tumben yah kamu kesini butuh duit ya mau nyanyi lagi kan?" tanya Bang Anton yang penasaran, "Hehe iya Bang boleh gak kali aja kok." "Ehm boleh boleh silahkan Biyah." Biyah pun segera menuju ke tempat yang biasanya ia bernyanyi setelah ia duduk dan memegang gitarnya ia berasa tidak yakin atas jalanya ini. "Ya Allah maafin aku, aku harus kembali lagi nyanyi di cafe demi dapatkan uang." Akhirnya Biyah pun bernyanyi dengan suara merdunya orang-orang yang berada di cafe tersebut terlihat terhibur dan banyaknya orang yang berdatangan karena mendengar dari luar cafe suara merdu tersebut. Setelah Biyah menyanyikan empat lagu ia pun segera turun dari tempat Biyah menyanyi, ia menuju ke pemilik cafe itu. "Bang maaf empat lagu aja ya, soalnya mungkin itu aja cukup." "Cukup sekali cukup kamu sudah menghibur sekali lihatlah semua bangku cafe penuh saat kamu bernyanyi, penghasilan ku hari ini sangat lumayan terima kasih Biyah." "Iya Bang, alhamdulilah kalau gitu Biyah juga cukup senang dengarnya." "Ini upah kamu buat hari ini." "Alhamdulilah makasih ya Bang kalau gitu saya mau pulang assalamualaikum." "Waalaikumsalam, hati-hati Yah sering sering kesini aja." Biyah hanya tersenyum tipis pada Bang Anton dan segera berlalu pergi dan saat keluar dari cafe tersebut biyah bertemu teman lamanya yang dulunya sering nyanyi bareng di cafe. "Eh ketemu lagi sama Uhkti Biyah." "Assalamualaikum Vin, alhamdulilah aku seneng bisa ketemu kamu lagi, apa kabar kamu?" "waalaikumsalam, gue ma ketemu lu biasa aja, dari dulu gue baik-baik aja." "Alhamdulilah, Kalau gitu." "Gue tadi denger suara lu dari luar. Katanya berhijrah gak bakalan nyanyi lagi takut dosa, tapi kenapa lu nyanyi sekarang?" "Iya memang bernyanyi itu dosa jika yang mendengarkan itu adalah kaum laki-laki." "Udah deh gak usah ceramah, ditanya in kenapa kok nyanyi lagi?" "Sebenarnya aku butuh sekali uang buat bayarin uang ganti ibuku untuk pesenan makanan yang tidak aku kasih pada pelangan, aju bingung caranya untuk dapat uang dengan terpaksanya aku mau nyanyi lagi buat dapet uang. Jadi buat kali ini aja aku nyanyi lagi." "Oh begitu, bagus deh kalau kamu engak terus terusan nyanyi disini." jawab Vina dengan sangat sinis lalu ia pergi masuk kedalam cafe itu. Biyah pun segera mungkin pergi menuju rumah Bu Surti untuk mengembalikan uang pesanan makanan. Setelah sampai Biyah pun segera memanggil Bu Surti "Assalamualaikum Bu Surti." mengetuk pintu rumah Bu Surti "Walaikumsalam, eh neng Biyah kok lama sekali kamu, pesenan ibu mana?" "Bu Surti maaf fin saya tadi pesenan Bu Anik saya kasih kepada anak kecil ia sangat kelaparan saya tak tega melihatnya." pandangan Biyah kebawa merasa takut jika nanti akan dimarahi oleh Bu Surti, "Sudah saya tebak pasti ada masalah dengan pesenan saya. Tapi tenang aja kok Biyah saya gak marah sama kamu, karena kamu sudah berbuat baik pada orang lain." "Terima kasih bu, ini uangnya saya kembalikan aja." "Ehm begini saja uangnya kamu bawa besok kirimkan saja pesenan saya yang kemaren ya." "Iya bu terima kasih, saya permisi dulu assalamualaikum." "Walaikumsalam." Biyah segera pulang karena sudah larut malam, ia merasa hatinya lega atas jawaban Bu Surti tapi Biyah masih merasa sedih karena ia harus berbuat dosa agar dapat uang. Sesampainya di rumah, "Assalamualaikum Ma." "Walaikumsalam, kamu ni jam segini baru pulang ayo cepet masuk." "Iya Ma maafin Biyah, soalnya tadi Biyah mampir ke rumah Bu Surti buat mau ganti rugi pesenanya itu" "Terus Bu Surti nya gimana?" "Alhamdulilah Ma, Bu Surti gak marah dia pesen lagi makananya kaya kemaren ini uangnya Biyah buat gantiin makanya bu anik." "Baguslah kalau gitu, besok besok janan diulangin lagi ya Biyah." "Iya Ma Biyah janji. Oh ya ini ada uang sisah dari aku nyanyi dicafe tadi ini tambahan buat modal Ma." "Semuanya kasih Mama terus buat kamu?" "Biyah besok mau cari kerjaan Buk biar gak ngangur, karena Biyah juga gak mau nyanyi lagu, takut dosa karena takutnya didengerin sama yang bukan muhkrim." "Iya deh terserah kamu, Mama hanya cuma suport kamu aja".

*SELESAI :)*

KRITERIA WANITA CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang