A Feeling Of Heart : 13

681 32 1
                                    

"Jika waktu telah menyuruhku berhenti dan kamu mendukungnya, maka, apa yang  bisa aku lakukan?"
-gdp-

--------

Rendy memasuki hotel yang dia tinggali di Paris. Membuka pintu kamar dengan cepatnya, baru saja Rendy menutup pintu kamar itu Rendy terjatuh, kakinya begitu lemah menopang bibot tubuhnya.

"Kenapa Vantika, apakah sesusah itu untuk aku bisa kau maafkan" ucapnya lirih. Hati yang begitu sakit, sungguh tak sanggup meninggalkannya. Rendy mengutuk dirinya sendiri kenap bisa dia bisaa melakukan kesalahan itu dulu.

Rendy berusaha untuk berdiri dan mengambil iphonenya yang tadi dia tinggal karna di cas. Rendy membuka kontak dan langsung menghubungi seseorang.

"Hallo" suara dari ujung sana.

"Pa, tolong bantu Rendy Pa"

"Bantu apa Ren? Jangan bilang uang kamu habis minta di kirimkan?"

"Bukan pa, tolong bantu Rendy untuk urus surat pindah Rendy, dan bantu Rendy cari Negara mana yang bisa Rendy meresa tenang pa"

"Pindah? Rendy kenapa mendadak seperti ini, sedikit lagi kuliahmi selesai loh nak?" Ucap papa Rendy kaget mendengar pernyataan Rendy untuk pindah.

"Tolong pa, aku ingin suasana baru lagi, Rendy sudah terlalu tercekek disini" jawab Rendy dengan suara yang bergetar.

Menurut papanya, biar Rendy terlihat ganteng, cool, tapi sifatnya masih saja seperti papa Rendy memiliki anak perempuan dalam jati diri Rendy.

"Iya papa uruskan, nnti papa infokan ke kamu"

"Makasih pa". Sambungan telpon itu terputus. Rendy langsung menyimpan iphonenya di nakas samping tempat tidurnya.

Aku sangat mencintaimu Ivana Avantika- ucap Rendy lirih.

Jangan tanyanya keadaan Rendy saat ini, hancur, sakit, kacau.

Sambil memegang dadanya dan memukul-mukul dadanya dengan air matanya yang tidak perna berhenti. "Aku butuh kamu, aku tidak bisa pergi seperti ini" ucap Rendy.

-------

Vantika yang baru saja masuk di kamarnya, langsung berbaring di tempat tidurnya. Jangan pikir Vantika sudah berhenti menangis tapi malah lebih hancur lagi. Mata Vantika sudah menjadi hitam, karena Make up nya luntur.

"Coba sejak awal kau tidak jadikan aku sebagai permainanmu, pasti kita masih saling mencintai hinggah sekarang Rendy!" Teriak Vantika seakan-akan Rendy berada di depannya.

Vantika memagang dadanya kuat karna terlalu sesak, yah dia sesak dengan keadaannya sekarang, dia sangat mencintai namun cintanya hanya di sia-siakan.

"Bahkan aku masih sangat mencintaimu Rendy" kali ini vantika berbicara pelan namun air matanya tetap mengalir pelan.

Aldino telah pulang dari tadi saat mengantar Vantika di depan Apartemen. Vantika meyakinkan Al bahwa dia baik-baik saja.

Beberapa jam vantika menangis akhirnya dia tertidur karna terlalu lelah. 

--------

A Feeling of Heart (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang