Chapter 10 Repost

10.8K 710 162
                                    

.

.

....

.

.

"Tentu saja, dia masih isteriku." Kali ini jawaban Sehun memaku Luhan.

Luhan menoleh ke Sehun dengan tidak percaya tentang apa yang barusan ia dengar. Sehun merasa ditatap, membalasnya, dan... "Kau memang masih isteriku."

Sehun menjawab tenang, tapi lugas dan meyakinkan.

"Sehun benar nak, kau masih isterinya." sambung Yoona.

Luhan memindai matanya kepada Ibu mertuanya, "Jangan terkejut Luhan. surat perceraian kalian belum diproses di pengadilan. Hal ini dipertegas oleh pengacara Sehun, dan Sehun sudah membatalkan surat gugatan perceraian kalian dua minggu yang lalu." jelas Yoona lembut.

Luhan tidak bereaksi apa apa selain meletakkan sendoknya, tiba tiba selera makannya menghilang. "Aku sudah kenyang, aku kembali ke kamar dulu." pamitnya tidak lupa memberikan hormat pada kedua mertuanya.

Semua yang berada disana menatap heran kepergian Luhan, terkecuali Sehun.

"Biar kutangani eomma." Senyum Sehun menenangkan kecemasan ibunya.

"Semua akan baik baik saja, percayalah." yakin Sehun, menggeser kursinya lalu beranjak dari sana.

"Suamiku, apa kita baru menyinggung perasaan Luhan?" tatapnya khawatir.

"Tidak, Luhan hanya terkejut saja. percayalah." senyum Yunho bernada baik baik, untuk menyanggah keresahan hati isterinya.

.

.

.

Luhan berdiri menatap pekarangan belakang rumah lewat jendela, Pekarangan yang ditumbuhi oleh berbagai macam bunga dan pepohonan kecil. Dulu, sewaktu masih menjadi menantu di rumah ini, waktu senggangnya dipakai oleh Luhan untuk menanam bibit bunga, dan dibantu oleh ibu mertuanya juga.

Bila mengingat pengakuan Sehun di ruang makan, hanya kebimbangan yang begitu kuat mendominiasinya sekarang. Bahagia yang sepantasnya menggambarkan suasana hatinya untuk statusnya yang belum hapus jadi isteri Oh Sehun, dan menantu di keluarga besar ini.

Namun.

Dia merasakan sesuatu yang tidak bisa ia terangkan saat ini.

"Kau belum tidur..." suara berat milik Sehun menarik Luhan dari pikirannya. Luhan berbalik.

Pria yang pernah membencinya seluruh jiwanya, berada didepannya. "Luhan, kau ingin aku menjelaskan perihal tadi."

"Tidak..." Luhan menggeleng pelan, dia tidak ingin mendengarnya sampai dia benar benar siap.

Sehun mengangguk dan tidak akan memaksa.

"Tidurlah, aku akan membawa susumu."

"Tidak usah."

Lagi penolakan yang dia dapat.

Tangan Sehun terkepal gusar, dia sangat sadar sudah berbuat kesalahan sekaligus kehancuran yang sulit untuk diperbaiki. Sekarang, dia sedang berusaha membangun, dan memperbaiki keretakan itu.

Luhan enggan menoleh pada Sehun, selain membawanya kakinya bergerak ke ranjang, dia ingin istirahat, namun baru beberapa langkah, Luhan terhenti begitu merasakan lengan kekar merangkul bahu mungilnya.

Love is a complicated ||HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang