Chapter 3

7.6K 609 116
                                    

.

.

.

Sehun menegakkan kepalanya ketika mendengar suara pintu kerjanya di ketuk.

"Masuklah..."

Chanyeol masuk untuk memberikan beberapa file yang diminta Sehun. "Luhan berkerja di sini?"

"Aku tahu.."

"Kenapa kau mengizinkan dia berkerja di Perusahaan ini?"

Pusat perhatian Sehun seluruhnya beralih pada Chanyeol yang tetap berdiri didepan meja kerjanya menunggu penjelasan. "Dia hanya berkerja sebagai pekerja kebersihan saja."

"Apa?" Chanyeol terkejut.

"Jiyeon yang membawanya bekerja di sini." Jawab Sehun datar.

Chanyeol menghembus napas. "Jiyeon, apa tujuannya?"

Sehun mengedik bahunya acuh. "Aku tidak tahu,,,"

.

.

Luhan sudah mengenakan seragam kerjanya, beruntung resepsionis itu berbaik hati membantunya memberitahu dimana ruang staf Ob.

Kepala Kang, alias atasannya langsung memberikan interuksi padanya.

Luhan menuju lantai sembilan untuk melaksanakan pekerjaannya membersikan toilet toilet di sana.

.

Sudah tiga jam Luhan bergelut dengan tugasnya, ini cukup melelahkan baginya, untung pekerjaannya cepat selesai. Luhan bergerak keluar dari toilet setelah menyimpan alat kebersihannya. Dia mendapatkan perintah lagi dari kepala Kang untuk membersihkan jendela kaca di lantai satu, namun hendak ke bawah, tanpa diduga Luhan bertemu dengan Sehun dan Chanyeol yang baru saja keluar dari ruang rapat. Dan pintu Lift didepan Luhan juga terbuka.

Muncullah sosok Jiyeon.

Luhan ingin secepatnya pergi dari tempat itu, dia tidak suka terjebak dengan orang orang kaya ini. "Ah, Luhan kau di sini?" Sapa Jiyeon yang baru saja keluar dari lift. Luhan hanya mengangguk seraya menunduk.

"Kau datang?" Suara Sehun begitu lembut ditelinga Luhan, hatinya menghangat mendengar suara mantan suaminya, meski suara itu tidak tertuju untuknya. Dia menaruh iri pada kesempurnaan yang dipunyai Jiyeon jadinya. Tersadar dari hasutan buruk, Luhan merutuk dirinya, dia memang tidak sebanding dengan kecantikan fisik yang dimiliki Jiyeon, demikian juga keglamourannya.

Jiyeon berjalan mendekati Sehun dan Chanyeol, tidak lupa memberikan satu kecupan singkat di pipi Sehun. "Tentu saja, bagaimana hasil rapatnya?" tanya Jiyeon.

Sehun tersenyum lembut yang membuat Luhan meringis meliriknya, pria itu bahkan tidak pernah tersenyum padanya sepanjang mereka bersama. "Kita bicarakan saja di ruanganku.."

"Kenapa kau masih berdiri di sana?" seakan lupa dengan keberadaan Luhan. Chanyeol menegur Luhan yang berdiri bagai orang kebingungan di depan pintu Lift. Perhatian Sehun juga tersita pada sosok mungil yang tak berani mengangkat kepalanya didepan mereka.

Luhan tersentak, dan langsung membungkuk hormat. "Maaf tuan, aku akan pergi.."

"Tunggu..." Suara Jiyeon menghentikan langkah Luhan yang hendak pergi. Luhan menghadap pada mereka dengan mimik bingungnya.

"Ada apa nona?" tanya Luhan.

Jiyeon tersenyum manis merangkul lengan Sehun dengan sengaja untuk menunjukkan kemesraannya. Sehun hanya diam saja atas kelakuan Jiyeon, selain matanya tetap tersorot tak ramah pada Luhan, dia benar benar tidak suka keberadaan Luhan di kantornya. Kalau bukan Karena Jiyeon, mati pun Sehun tidak akan bersedia menerima wanita yang sudah merusak hidupnya ini berkerja di Perusahaannya sekalipun itu sebagai office girl. "Buatkan kami dua kopi, dan satu jus untukku."

Love is a complicated ||HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang