..
.
Chanyeol menggantung tangannya di udara. Dia tidak bisa diam, dan ingin mengkonfirmasinya. Dia tidak bisa membiarkan ini seolah olah tidak terjadi sesuatu diantara mereka bertiga. Mencoba terbaik untuk tenang, Chanyeol membuka pintu ruang kerja Oh Sehun. Dia datang untuk mengantar dokumen penting, proyek mereka yang perlu di diskusikan sebelum memutuskan untuk mengambilnya.
Dia datang dengan acuh, dan tampak tidak terpengaruh. Dia mencoba melihat Luhan duduk disofa. Ini sangat menyakitkan baginya. Luhan melihatnya, dia tahu Luhan tidak menyembunyikan rasa khawatir padanya.
Chanyeol menyerahkan dokumennya, dan tidak bicara apa apa. Sehun juga tidak ingin mengatakan apapun padanya.
Chanyeol berbalik, dia menatap Luhan. Luhan tidak ingin menyakiti Chanyeol. Dia tersenyum pada Chanyeol, walaupun itu memaksa. Sementara Sehun tidak mencegahnya, dia membiarkan Chanyeol menghampiri Luhan. Mereka perlu berbicara. Dia menyampingkan segala emosinya.
Sehun mengepal tangannya, dan mengendalikan dirinya agar stabil.
Chanyeol tersenyum pada Luhan. Dia mengulurkan tangannya, dan Luhan menjadi lebih gugup. Dia mencengkeram tangannya karena gemetar dipangkuannya, dia menjadi sedikit cemas, karena dia peduli pada perasaan Sehun. Tapi, Luhan tidak menutupi bagaimana perasaannya pada Chanyeol. "Chanyeol.." suaranya serak, matanya bergetar. Dia ingin mengetahui sendiri, bagaimana keadaan Chanyeol. Dia tidak sehat, dia bahkan tidak memperhatikan dirinya, dan melewati sarapan dan makan malam.
Luhan membiarkan Chanyeol melepasnya, bagaimana kekesalannya, kemarahannya padanya. Tapi, dia tahu, dibandingkan membuatnya menjadi merasa bersalah. Chanyeol lebih mengungkapkan kekhawatiran selama mereka tidak tinggal bersama. Luhan mengatup mulutnya, menahan air matanya tidak terjatuh begitu Chanyeol menyentuh wajahnya.
"Bagaimana kabarmu?" suaranya tidak baik. Luhan mengernyit dahinya untuk tidak menanggapi secara berlebihan. Dia masih menjaga perasaaan Sehun.
"Hm.." dia mengangkat tangannya, meraih pergelangan tangan Chanyeol. Dia ingin mengatakan, dia harus menjaga dirinya, dan merawatnya dan berhenti menyakiti dirinya, dan menjauhkan alkohol dan berhenti merokok. Dia ingin mengatakan itu. Luhan harus menyimpannya, karena dia tidak ingin membuat Sehun menjadi terluka. Dia tidak bisa mejauhkan Chanyeol, dengan menyuruhnya berhenti untuk mendekatinya, dengan alasan mereka tidak boleh saling berkaitan karena mereka tidak bisa memiliki masa depan, tapi dia menerima hubungan lain.
"Apa kau ingin pergi denganku makan siang. Makanku tidak teratur sejak kau tidak bersamaku lagi. Tidak ada yang memperhatikanku. Aku benar benar lupa, kapan aku makan." Chanyeol merasa memiliki kesempatan berbicara pada Luhan. Dia tahu, Sehun akan membayar seseorang yang menolongnya diwaktu kesulitan. Sehun tidak rela berhutang pada siapapun itu.
Sehun tidak dapat mengiterupsi pembicaraan mereka. Dia tahu apa yang harus dia lakukan, bersabar untuk membuat Luhan tidak menyesal mengambil keputusan telah memilihnya. Dia tahu Chanyeol sudah banyak berjasa merawat Luhan saat dia mengusirnya. Disaat dia tidak peduli dan tidak tahu bagaimana keadaannya. Dia akan menebusnya.
Luhan menatapnya dengan tidak berdaya, Sehun tersenyum menyetujuinya. "Aku masih ada urusan untuk mendiskusikan sesuatu dengan departemen keuangan. Pergilah makan Luhan, kau harus kembali setelah perutmu kenyang."
Chanyeol mengepal kuat tangangnya dipahanya, dia merasa Sehun telah berbuat sesuatu yang benar untuknya. Dia telah memperhitungkan ini, Sehun tidak akan melarangnya, dia bersaing secara adil.
Sehun bangun dari kursinya, dia membawa dokumen ditangannya, dan menghampiri Luhan sebelum pergi. "Jika selesai makan, kau harus kembali ke sini." Sehun membelai pipinya. Luhan tersenyum mengangguk, walaupun dia tidak berbuat apa apa untuk kedua lelaki ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a complicated ||HunHan
FanficKisah cinta rumit, Luhan dengan antara dua Pria. "Aku akan merebut kembali apa yang pernah mengganggu hidupku, dan itu kau, Luhan." (Oh Sehun). "Kau masih ada dihatiku, tersembunyi. Dan, siapapun tidak akan mengetahuinya." (Park Chanyeol). HunHan/Ch...