Chapter 3

61 6 0
                                    

"Siapa yang perduli sama status dia yang sekarang jadi pacar orang? Gue gak hadir sebagai perusak kok, kalo nanti dia suka gue, ya itu pilihan dia."
____________________________________

Ice Girl

"Baik anak-anak pelajaran hari ini cukup sampai sini saja, PR nya jangan lupa dikerjakan. Selamat siang," guru jam pelajaran terakhir itu berlalu dengan beberapa buku dipelukannya.

Galila memasukkan buku dan peralatan tulisnya kedalam tas. Sementara Ira sudah meninggalkan kelas lebih dulu bersama Echa ke toilet sekolah. Ia pun berjalan keluar kelas yang sudah kosong itu, kooridor juga sudah lumayan sepi. Ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Genta.

Hubungannya dengan cowok itu baik-baik saja setelah kejadian sehari yang lalu saat ia masuk UKS. Telinganya mendengar suara dari arah kelas XII IPS 1, ternyata Genta masih dikelasnya bersama guru jam pelajaran terakhir. Galila memilih duduk dibangku panjang samping pintu kelasnya, dan mulai menyalakan ponselnya.

"Belom pulang?,"

Matanya langsung tertuju pada cowok yang berdiri didepan nya, Nanta. "Belum," jawabnya singkat.

"Nunggu teman atau nunggu jemputan?," Nanta langsung duduk disebelahnya. Galila langsung bangkit berdiri hendak meninggalkan cowok itu. "Lo dingin banget sih? Nggak papa bagus. Dinginnya sama orang lain aja, sama gue jangan." Lanjut Nanta.

Galila berhenti berjalan, ia berbalik menatap Nanta. Tidak ada yang salah dari cowok itu, hanya saja ia tidak ingin terlalu dekat dengan cowok itu. "Lo siapa? Penting banget ngatur gue?," Tanya nya.

"Gue Nanta, dan gue ganteng,"

Galila hampir saja tidak bisa menahan tawanya mendengar ucapan terlalu percaya diri cowok itu, dan wajah tengil cowok itu. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Ganteng?,"

"Nggak usah ditahan, ketawa aja." Nanta berdiri lalu berhenti didepan cewek itu. Cewek yang membuatnya merasa tertantang dengan sikap dingin dan datar cewek itu.

Galila mendongak untuk melihat wajah cowok itu, cowok itu terlalu tinggi untuknya. Setelah itu ia langsung berbalik meninggalkan cowok itu. Genta berdiri dibelakangnya lalu tersenyum. Entah sejak kapan cowok itu berada dibelakangnya.

"Eh, Nan." Sapa Genta sambil mengangkat tangannya. Galila langsung berjalan menghampirinya. "Udah ngobrolnya? Kalau belum lanjutin aja, aku tunggu." Genta tersenyum lembut kearahnya. Membuat Galila merasa tidak enak mendengar ucapannya.

"Nggak ada yang kita omongin, dan nggak ada yang perlu diomongin. Yuk, pulang" ajaknya sambil menarik tangan cowok dihadapannya.

"Ta, duluan" pamit Genta pada Nanta. Sementara Galila hanya menoleh kearah Nanta lalu tersenyum tipis. Tipis sekali. Bahkan hampir seperti tidak senyum. Tapi Nanta melihat itu, dan ia menyadari itu.

***

"Kamu kenal sama Nanta?," tanya Genta sambil memakaikan nya helm. Tangan nya bergerak menyingkirkan rambut yang menutupi mata Galila.

"Gak"

"Bohong"

"Emang"

GalilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang