"Cantik bukan alasan lo untuk berlaku sombong,"
____________________________________Setelah pertemuannya dengan Alena, kakak kelasnya yang merupakan murid baru itu. Galila langsung berjalan menuju kelas Genta dengan langkah tergesa-gesa. Ia bahkan memilih tidak memperdulikan teman sekelas yang kebetulan lewat dan menyapanya.
Langkahnya berhenti didepan pintu kelas Genta, dan pandangannya langsung tertuju pada bangku barisan pojok tempat dimana Genta duduk. Disana Genta duduk bersama Alena, terlihat seperti berbincang bahagia. Genta sesekali tertawa begitupun Alena.
Galila memilih memperhatikan interaksi dua orang dihadapannya itu. Sampai akhirnya Genta menoleh, dan matanya bertemu dengan manik hitam legam milik Galila, yang melihatnya dengan tatapan dingin.
Dengan segera Galila membuang pandangan kearah lain, ia segera berjalan meninggalkan kelas cowok yang ingin dipertahankan nya itu. Ia sama sekali belum siap kehilangan seseorang yang selalu percaya untuk berdiri disampingnya, yang menguatkannya disaat ia nyaris tidak memiliki pegangan.
Kali ini tujuan cewek itu adalah rooftop sekolah. Ia ingin mencari udara segar karena hati nya mulai dipenuhi perasaan takut. Ia mengabaikan pertanyaan Echa saat bertemu didepan pintu kelas nya, Ira yang mengerti memilih menahan tangan Echa yang berniat mengejar Galila.
Dua cewek itu menatap Galila yang mulai hilang di belokan. Tak berapa lama Genta menghampiri Ira dan Echa dengan nafas terputus-putus. "Galila kemana?" Tanya cowok itu sambil mengatur napas.
"Lo ada masalah apa lagi sama Galila?" Tanya Echa.
"Gak ada, sama sekali gak ada. Ini cuma salah paham," Genta yang mulai bisa mengatur nafasnya mulai merapikan seragam sekolah yang dipakainya, yang sempat berantakan karena berlari mengejar Galila. "Kalian gak tahu Galila mau kemana?" Lanjutnya.
"Gak. Dia biasanya gak mau diganggu kalo lagi ada masalah, mending pulang sekolah lo temuin dia. Jangan sekarang," ujar Ira yang menangkap pandangan khawatir dari mata cowok yang notabene kakak kelasnya itu.
"Genta!"
Ira dan Echa beserta pemilik nama langsung menoleh kearah berasalnya suara. Disana berdiri seorang cewek yang sedang berkacak pinggang. Cewek itu mulai berjalan menghampiri Genta.
"Gue kan lagi cerita sama lo, kok lo seenaknya pergi gitu aja." Ujar cewek itu lalu menatap dua perempuan dihadapannya.
"Hai, kenalin gue Alena. Mantannya Genta," cewek bernama Alena itu mengulurkan tangannya kearah Ira dan Echa. Dua cewek itu saling bertatapan, bingung dengan ucapan cewek bernama Alena itu.
"Ira,"
"Echa,"
Setelah sesi perkenalan itu, Genta menatap cewek disampingnya. "Al, please itu udah lama. Bisa gak lo gak perlu nginget hal yang udah basi?" Ujar Genta sambil menatap Alena.
"Apa salahnya gue kenalin diri sebagai mantan lo. Oh atau dua cewek ini temannya pacar lo itu? Iya kan?" Alena mempertegas ucapan di kata 'pacar'.
"Gue gak mau kedatangan lo ngancurin hal yang udah susah-susah gue dapatin." Genta menghela nafas panjang.
"Ta, udah jelas gue jauh lebih cantik daripada cewek lo itu. Cewek dingin, menurut gosip yang beredar dia irit ngomong. Bisakan lo tinggalin cewek lo itu?" Alena selalu membanggakan kecantikan yang dipunyai oleh nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galila
Teen FictionMata nya lurus menatap cowok berlesung pipi dihadapannya. Ia menunggu kalimat apa yang akan diucapkan cowok itu--Genta. "putusin gue." Galila membulatkan matanya. Ia merasa salah dengar. "Kamu bilang apa? bisa tolong diulang," ujarnya "La, putusin...