Kakinya berjalan kesana kemari seakan tidak memiliki tujuan kemana ia harus melangkah, tapi memang benar ia tidak tahu harus kemana ia mencarinya. Mencari Kenny.
Sudah berkali-kali ia mengirim pesan, menelponnya, bahkan mengirim email padanya, tidak satu pun ada balasan dari Kenny.
Lagi-lagi mereka lost contact, tapi kali ini Kenny yang mengawalinya. Bahkan saat Johnny meminta Kenny untuk memberitahunya ketika gadis itu sudah sampai dirumah dengan selamat atau tidak. Gadis itu tidak mengabarinya.
Johnny benar-benar khawatir, tidak biasanya Kenny menghilang. Yang ia tahu bahwa Kenny tergolong manusia yang tidak bisa lepas dari ponselnya.
"Ten aku tidak tahu lagi harus bagaimana." Johnny mengubur wajahnya dalam-dalam dengan kedua telapak tangannya, "Perasaanku tidak enak, aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Kenny."
Ten tampak terdiam dan berpikir sebelum ia mendapatkan ide untuk mencari tahu keadaan Kenny.
"Hyung, bagaimana jika kita meminta tolong pada Tern?"
Kulisara Leechaiyapornkul atau Tern adalah adik perempuan Ten, usianya tiga tahun lebih muda darinya.
"Tapi bagaimana jika itu menganggu kesibukan Tern? Dia masih sekolah, Ten."
"Hyung, Tern bisa diandalkan. Jadi, tidak masalah."
Ten segera mencari kontak adiknya dan meneleponnya. Setelah panggilan aktif, Ten me-loudspeaker-nya agar Johnny bisa bergabung juga.
"Halo Tern?"
"Iya, ada apa, Phi?"
"Aku minta bantuanmu, lebih tepatnya Johnny hyung."
"Boleh, tentu saja."
Ten menjelaskan segala rencana yang ia buat, yaitu mencari alamat rumah Kenny melalui pihak sekolahnya. Ten yakin dengan cara tersebut, Tern dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang tepat.
"Baiklah, kalau begitu." ujar Ten.
"Thanks, Tern." ujar Johnny.
"You're welcome, Johnny Oppa."
Setelahnya Ten menjelaskan perbincangan apa saja yang ia lakukan dengan Tern. Setidaknya Johnny merasa sedikit lega dengan adanya Ten dan Tern yang dapat membantunya mencari Kenny.
"Kuharap ini akan berhasil, jika Tern sudah menemukannya, aku akan kesana. Bagaimanapun itu."
"Tapi, hyung. Jadwal kita padat."
"Oh benar juga. Kalau begitu saat kita mulai vacum."
"Yang penting nanti kau sudah tahu keadaannya dulu. Setelah itu baru kau bisa menrmuinya." Ten menepuk-nepuk pundak Johnny.
"Hi Ten hyung, Johnny hyung. Apa yang sedang kalian bicarakan? Sepertinya serius sekali." ujar seseorang yang baru datang.
"Nothing." jawab Johnny dengan senyuman terpaksanya. Hatinya masih gusar, pikirannya masih belum tenang. Jadi ia belum bisa tersenyum sepenuhnya dengan tulus.
"Wah aku lapar. Sepertinya di cuaca seperti ini makan ayam enak." sindirnya.
"Kalau begitu aku akan membelinya, kalian tunggu disini. Kebetulan aku juga lapar." Johnny bangkit dan keluar dari ruang latihan. Menyisakan Ten dan lelaki itu.
"Kalau tidak salah aku tadi mendengar nama seorang wanita." ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaketnya, matanya memandangi seluruh sudut ruangan mencoba kembali menyinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuddle Weather [Johnny Seo]
FanfictionEverytime I see you, It's raining. Everytime it's raining, I fallin' in love with you so deeply. So deeply until I didn't notice that time. -Kenny Johnny Seo as himself Lee Haeun as Kenny Story in Bahasa Indonesia