02

8K 547 10
                                    

Apa sih yang lebih tangguh dari kekuatan para moms?

-sakura-

.

.

Menjadi singgle mom tentu saja bukanlah suatu perkara yang mudah bagi Sakura. Dia telah banyak berkorban untuk menjadi ibu yang baik bagi anaknya, putrinya Haruno Sarada.

Berkorban waktu. Berkorban pendidikan. Berkorban mimpi dan hubungan. Entah dengan keluarga , teman atau yang lain.

Tapi kembali lagi. Jika ada yang bertanya apakah ia menyesal memiliki Sarada? Tidak. Sarada adalah anugrah untuknya. Permata yang membawa warna dalam hidupnya. Berlian yang membuatnya bisa mewujudkan sebuah mimpi tentang hangat keluarga meski tidak sempurna.

Hanya saja dia sedikit menyesali cara Sarada hadir. Jika bisa dia ingin memutar waktu hingga dia bisa mengusahakan agar Sarada lahir dengan cara yang baik.

Tapi sekali lagi. Seperti pepatah nasi sudah menjadi bubur. Kita tidak bisa kembali kemasa lalu. Yang bisa Sakura lakukan saat ini hanya mencoba memperbaiki apa yang rusak dan merubahnya menjadi lebih baik.

Saat ini mobil Sakura sudah memasuki basemant perusahaan. U. S. Coorporation. Perusahaan besar yang menerima Sakura sebagai karyawan kontrak.

Menjadi karyawan kontrak saja bisa membuatnya menyicil mobil apalagi jika dia bisa menjadi karyawan tetap. Dia mungkin bisa membeli sebuah rumah yang lebih besar dari sekarang atau paling tidak dia bisa menabung untuk pendidikan yang terbaik untuk Sarada kelak.

"Sakura." Panggil wanita berambut kuning panjang kepada Sakura saat dia memasuki lobi perusahaan.

Kenapa Sakura masih harus melewati lobi adalah karena bestment gedung ini memang dirancang masuk melalui lobi bahkan meski pimpinan tertinggi semua masuk melalui lobi.

Baru lah di lobby itu ada beberapa lift yang memiliki warna berbeda. Emas untuk menuju lantai para petinggi. Dan silver untuk para pegawai. Di depan lift ada semacam alat absen yang berfungsi dengan cara menscan id di sana. Jadi di perusahaan ini id adalah hal penting.

Bahkan jika hilang karena teledor itu bisa membuatmu kehilangan gaji dan di scors untuk mendapat id baru.

Sisi positifnya hal itu membuat semua karyawan sisiplin dan berhati-hati agar tidak teledor.

"Ino." Panggil Sakura balik.
"Kau baru datang?" Tanya Ino.
"Hmm. Aku harus mengatar Sarada ke penitipan dulu. Untung aku bisa tepat waktu." Keluh Sakura.
Ino hanya terkekeh mendengarnya.

"Jadi bagaimana kabar cantikku. Aku jadi merindukannya. Sudah lama aku tidak melihatnya." Ingat Ino.

"Kau sih terlalu sibuk dengan Sai mu." Ucap Sakura sambil menggesekkan idnya diikuti Ino.

Ino hanya meringis.

"Maklumlah aku kan nggak jomblo kaya situ."

Sakura memandang sengit Ino.

"Jangan membawa-bawa kejombloan pig. Aku sensitif dengan hal itu." Jawab Sakura dengan cemberut.

Mereka melangkah masuk ke dalam lift begitu pintu lift terbuka. Kebetulan mereka berada di bagian yang sama.

"Ha ha ha. Kamu sih. Udah dibilang ayo cari ayah buat Sarada nggak mau terus. Sarada kan juga butuh ayah." Ucap Ino sambil tersenyum menggoda.

Yah kalau sudah seperti ini Sakura lebih memilih tidak menanggapi Ino atau pembahasan tentang ayah baru Sarada ini tidak akan selesai.

Andai Ino tahu perkara membuka hati bukan hal yang mudah. Hatinya telah dibawa oleh lelaki itu. Ayah Sarada. Laki-laki yang dengan kurang ajar membawa hatinya dan tidak mengembalikannya.

Sakura membencinya tapi juga mencintainya. Aneh?

Tidak juga.

Bukankah perkara benci dan cinta itu hanya memiliki dinding tipis sebagai pemisah. Dan untuk Sakura dia mengakui bahwa telah terlambat untuk tidak terlalu membenci laki-laki itu.

.

.

.

.

Tbc.

Part 2 up ya....

Lebih panjang lo ya... meski cuma 50kata 😆

Seperti biasa ...

Jangan lupa vote...
Follow karena mungkin bakal ada yg di privat (kalau jadi).. 😆

Coment juga boleh. 😊 biar kita bisa saling kenal 😀

Katanya nambah temen itu nambah panjang umur 😆

Second Chance for Her ✅ (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang