Prolog

423 9 0
                                    

Pertemuan sehira dengan sesosok pria yang tidak sengaja ke-gap dengan nya hendak memukul seorang wanita. Wanita cantik yang kini terlihat acak-acakan itu menatap sehira lekat, tidak ada raut muka baik baik saja, seakan memberi sehira peringatan untuk pergi dan melupakan apa yang sudah dilihatnya

"Maaf kak, saya gak sengaja lihat kakak mu.."

"DIEM LO"

 Sapaan keras pertama dari seorang pria terhadap sehira. seumur umur mana pernah sehira diteriaki seperti ini. ada rasa kesal membabi buta didalam hatinya. Orang beneran gak sengaja, gak usah emosi gitu kali.

"Kamu pergi aja ya, anggap kamu gak lihat apa apa" wanita cantik yang sudut bibirnya sudah berdarah itu menghampiri sehira dengan langkah pincang nya

"Kakak bibirnya berdarah, susah jalan juga. Mau aku antar ke rumah sakit?"

dengan cepat wanita itu menggeleng "Please jangan batu, kamu pergi ya"

"Lo disuruh pergi sama dia, budek ya?"

belum juga sehira ingin menginterupsi, tangan nya sudah ditarik dan dirinya diseret oleh laki-laki yang entah darimana datangnya, juga sehira tidak mengenal laki-laki yang kini menarik narik dirinya

"Eh mas..mas.. lepasin saya"

"Gak usah sok mau jadi pahlawan kesiangan"

setelah sampai 50 meter didepan pintu gerbang universitas sehira berhasil menarik kembali tangan nya dengan cukup keras

"Mas gak sopan ya, kenal juga enggak tapi udah kasar kaya gitu"

"Lo yang gak sopan, ngapain lo mau ikut campur urusan orang"

"Saya bukan nya mau ikut campur, tapi saya gak sengaja lihat"

"Kalo udah disuruh pergi ya langsung pergi"

Idih, elu kali bos yang belagak jadi kayak pahlawan. sehira malas menanggapi, dia hanya berkata sekali "saya tidak sengaja dan saya tidak bersalah, saya tidak berhak mendapat perlakuan seperti tadi"

"terus?"

"Minta maaf gak"

laki-laki yang masih tolak pinggang didepan sehira ini lantas menggeleng-gelengkan kepala nya "Cewek bloon" lalu laki-laki itu hendak pergi sambil masih menggeleng-gelengkan kepala nya, ada senyum sinis yang dia tunjukkan pada sehira sebelum benar benar berbalik dan pergi meninggal kan nya

kampret, apes banget sih baru pertama masuk kuliah udah ketemu manusia yang macam begini ginian. Sehira masih menatap kepergian laki-laki songong tadi, sesekali laki-laki itu masih menengok kebelakang melihat sehira yang masih berdiri depan pintu gerbang.

Hih, apa tadi dia bilang, pahlawan kesiangan?

"Ini udah sore mas, jadi saya bukan pahlawan kesiangan. Dasar kampret!" teriak sehira yang dia yakin laki-laki itu masih bisa mendengar teriakannya

***

Hii! Cerita ini aku dedikasikan sebagai bentuk penuangan inspirasi dan ide yang meluap luap dikepala. Berhubung punya waktu luang yang lebih, aku yang anak fantasi ini (kata orang-orang sih) akan mencoba bikin short story dan dipublikasikan secara gerathisss.. 

stay terus, baca harus.

Copyright 2019

Ketika koma menjadi titikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang