Sudah tidak terhitung berapa kali sehira menarik nafas kuat-kuat sejak pernyataan tiba tiba senior nya yang baru saja dia kenal ini. Oh damn, dia bahkan baru tau namanya sejak berjam jam yang lalu. Dan apa tadi dia bilang? Jadi pacar nya? lebih parahnya dia harus jadi pacar pura-pura nya si kampret? Macam tidak ada yang mau saja sama sehira kan
" Gak usah jadi beban gitu kali, gue tau gue ganteng hati lo pasti lagi kembang kempis kan bisa jadi pacar gue , yaa walaupun bohongan sih"
"Gak usah kebanyakan lagu deh, saya mau bantu asal kakak ceritain semua yang terjadi sama saya"
Sekarang gantian Hydra yang exhale inhale kayak lagi pemanasan zumba
"Gue udah bilang kan gue gabi.."
"Forget this agreement then..final!"
Sehira berbalik pergi meninggalkan Hydra yang masih di puncak atas. Ngomong-ngomong masalah puncak, kayaknya sehira lupa jalan balik ke camp. Mampus deh ini urusan nya
Tangan sehira tiba-tiba ditarik (lagi) "Oke, kita bisa omongin ini nanti. Gue janji, balik dari sini gue bakalan cerita tapi jangan harap lo bisa denger semua nya"
Sehira manggut-manggut "Deal" iyain aja dulu, biar bisa pulang.
***
Habis sudah jatah liburan semester nya sehira, setelah naik gunung Pangrango 2 minggu yang lalu sehira nyata nya belum kemana-mana lagi.
Sehira meregangkan tubuhnya melirik sekilas ke arah jam dinding kamar nya. Masih pukul 2.30 malam, sehira terbangun lagi tengah malam. Keluar kamar dan menuju dapur, dilihat ruang keluarga nya sepi. Biasanya masih suka ada abang nya dan ayah di sana, mungkin hari ini arsenal tidak main, pikirnya dalam hati
Dapur adalah tempat kesukaan sehira sejak dulu, kalau sudah mainan didapur sehira bakalan betah dan setelah berjam-jam lamanya pasti ada aja makanan-makanan unik yang suka sehira bikin. Kesukaan bundanya nasi goreng petai ala sehira, kesukaan ayah ayam woku kemangi, dan kesukaan abangnya hemm semua suka karena kalau urusan makan abangnya kayak kerasukan setan. Kata abang "Sehira jago masak, abang jago makan" begitu
Sehira buka kulkas didapurnya, mengambil air putih dingin dan menuangnya ke dalam gelas princess ariel, gelas sehira dari zaman SMP, masih apik walaupun dipakai terus. Diliriknya meja makan, hanya tersisa nasi goreng petai dan juga dendeng balado. Sehira memutuskan untuk makan. "Semoga gue bisa gemuk, susah banget sih mau gemuk" katanya sambil menuang nasi ke piring
Baru 2 suap, bel rumah nya berbunyi. Sehira kaget sejadi-jadinya, demi apapun ini jam 2.30 malam atau menjelang pagi gak biasanya rumah nya kedatangan tamu kecuali.. sehira tiba tiba merinding.
Bel rumah masih berbunyi, sehira jalan ke depan pintu mengintip sedikit dari balik jendela ruang tamu nya. Terlihat bayangan orang di pagar rumah nya, sehira bimbang mau keluar atau tidak. Bel di rumah nya pun ditekan lagi, sehira masih ragu. Ini orang rumah seriusan gak ada yang bangun? pikirnya dalam hati. Sekali lagi bel pun berbunyi, sehira langsung membuka kunci pintu rumah nya
Pelan-pelan sehira berjalan ke arah pintu gerbang rumah, setelah dekat dan sudah terlihat jelas siapa yang bertamu ke rumah nya sehira langsung berjalan cepat
orang ini terlihat kacau, wajah nya merah merah dan ada darah di sudut bibir nya, mata yang baru 2 minggu lalu sehira lihat jelas warna bola matanya kini sudah tidak berbentuk sempurna. satu yang sehira tau, dia pasti habis berkelahi
Baru mau prepetan orang di depan nya ini mendekap tubuh sehira yang kecil dan mereka pun sama sama terjatuh, sadar kalau sehira tidak mungkin bisa menopang tubuhnya yang berkali kali lipat lebih besar dari tubuhnya, dia pun akhirnya bangkit dan duduk di halaman depan rumah sehira sambil masih melihat sehira lekat-lekat
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika koma menjadi titik
Romance"Permisi bang abang, lah seru amat ini kumpul-kumpul" seorang gadis datang entah darimana, menghampiri kerumunan pemuda dengan satu pemuda lain yang duduk bersimpuh dengan pelipis mata mengeluarkan darah "Wah abang ini kalah main? jadi yang kalah mu...