PART 7

144 5 4
                                    

Ketukan suara pintu menyadarkan sehira pada kenyataan, kini dirinya duduk sendiri didepannya sudah ada laptop yang layarnya mati padahal lampunya hidup. Sehira lupa tadi dia sudah menghidupkan laptopnya, mau nugas kan. Batin sehira.

"Bunda ketuk pintu gak disautin dek"

Bunda menaruh jus mangga disamping laptop sehira, tsk beneran dibikinin ternyata

"Emang besok mau belanja banyak bun?"

"Banyak dek kamu lupa kalau lusa tante zaskia dan anak-anaknya mau main kerumah kita?"

Entah kenapa tiba-tiba perasaan sehira jadi tidak enak, tante zaskia sih oke tapi anak-anaknya yaaa..

"Tante ada perlu atau mau main doang?"

"Lebih tepatnya tante mau nitipin yula dan lulu seharian disini. Kamu tau kan si kembar itu lagi lincah banget, pasti makan  nya banyak. Oh iya, kamu bikinin pizza buat mereka ya dek, favorit mereka banget kan pizza nya kamu"

Nah kan soal perasaan sehira memang tidak bisa dibohongi. Bukan nya sehira tidak suka dengan sepupu kembarnya itu tapi mereka hiperactive banget, bahkan sehira gak bisa nugas karena gak bisa fokus kalau ada mereka, gak ngerti lagi ngidam apa tante nya waktu hamil si kembar

"Yasudahlah, nasi telah menjadi bubur"

"Ha? ngomong apa kamu dek?"

"Engga ada kok bun, belanja bahan pizza di supermarket aja deh"

"No way, semua harus di pasar"

"Dasar ibu-ibu perhitungan" Bunda sehira ini memang orangnya hemat banget, tipikal perempuan yang banyak perhitungan nya. Bukan nya apa-apa sih, bunda pernah cerita dulu sebelum menikah bunda kerja disalah satu bank swasta besar di Jakarta, jabatan bunda udah lumayan banget tapi bunda resign karena setelah menikah bunda hamil lalu memilih untuk tinggal di rumah saja

Bunda kurang terbiasa kalau harus sering meminta-minta walaupun bunda memang berhak minta jatahnya sama ayah toh ayahnya juga tidak pelit, serius deh ayahnya sehira itu baik banget. Kalau minggu pagi kita sekeluarga suka olahraga disekitaran komplek, ayah selalu aja bawa beberapa ayam potong atau ikan cue' cuma buat kasih makan kucing kalau ketemu dijalan. Tapi biar segitu baik ayahnya, bunda tetap harus hemat. Merasa kalau bukan dia yang cari uang, dan cuma ayah yang cari nafkah bunda bilang hanya dengan sikap hematnya bunda bisa membantu mengurangi beban ayah

Sehira jadi senyum-senyum sendiri kalau ingat cerita-cerita lawas ayah dan bunda nya dulu

"Apa tadi kamu bilang?"

"Apa?"

"Bilang bunda perhitungan?"

"Ih orang aku bilang bunda kok hemat banget"

"Bunda denger ya dek omongan kamu" Kata bunda sambil berusaha menjewer sehira

***

Sepulang dari pasar sehira mandi dan mengganti bajunya. Ya, kalau ke pasar gak mandi sah-sah aja toh. Pasti bau nya kalah sama bau ikan dan ayam potong di pasar kan

Tadi pas masih di pasar sehira melihat tukang rujak tahu langganan sehira dan abangnya jualan lagi, setelah hampir 3 bulan ini itu mas-mas tukang rujak gak keliatan, katanya sih istrinya di kampung sudah melahirkan. Kok sehira tau? Ya sehira dan abangnya udah cees banget sama mas-mas nya kalau ketemu kayak 3 sekawan gitu deh

Sehira borong 5 bungkus, 4 untuk orang rumah dan 1 lagi buat dia. Iya dia yang habis sehira tinggal pergi gak da kabar nya lagi. Sehira memberanikan dirinya untuk telepon duluan

Ketika koma menjadi titikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang