Waktu pertama kali sehira mengiyakan tawaran bunda untuk kuliah di Jakarta, sebetulnya ada perasaan sehira yang tidak ingin meninggalkan Bogor. Kota dengan intensitas hujan yang tinggi juga jalan raya nya yang masih ditumbuhi tanaman tanaman nan hijau. Walaupun Bogor sekarang juga seringnya macet, tapi tingkat kemacetan nya tidak semenyeramkan Jakarta. Kenapa sih Jakarta macet nya itu gak logis banget
Sehira, 19 tahun. Kuliah jurusan design di universitas negeri terbaik Jakarta. Sehira tadinya mau masuk sekolah kitchen karena masak adalah passion nya. Lagi-lagi sehira dirundung kegalauan, karena dia gagal tes ujian masak di Thailand, waktu itu sehira terserang virus dengue atau yang kita kenal dengan demam berdarah. Kata bunda, kualat karena sehira tetap aja pergi ke Sidoarjo yang pada saat itu terjadi banjir sehingga menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam berdarah dalam rangka menjadi volunteer untuk para korban banjir. Sehira sok sok jadi relawan padahal sehira ngarep banget uang sakunya yang lumayan
"Ra ada teman mu 4 orang, mereka tunggu di teras rumah"
"Suruh masuk aja bun, aku masih ngisi carrier"
Liburan semesteran kali ini anak-anak design di fakultas kampus nya sehira akan mengadakan makrab di Pangrango. Kalau bukan Pangrango sehira malas betul untuk ikut-ikutan makrab. Sehira ini anaknya tidak terlalu suka bersosial. sejujurnya, baca komik dan nonton anime di rumah udah lebih dari cukup untuk mengisi kegabutan liburan semesteran nya, ditambah eksploitasi dapur bunda. Asli deh, kalau sehira libur makanan apa aja pasti ada dirumah. seringnya orang rumah nya aja sih yang makan, sesekali teman teman nya sehira yang suka datang, alasan gabut dirumah padahal cuma mau numpang makan siang dan malam
"Bun aku pamit dulu, jangan cariin aku untuk 3 hari kedepan. Aku ke gunung ya bun bukan ke mall, jadi kalau handphone aku susah dihubungin bunda salahin signal, jangan salahin aku"
Sambil disalamin bunda manggut manggut dan mengantar sehira juga teman teman nya sampai depan gerbang rumah.
***
"Disini kita bakalan dipecah jadi 5 tim. masing-masing tim dikepalain sama senior anak semester 5, jadi dia bertanggung jawab apapun itu kepada anggota tim nya. Sebelumnya Hydra dan senior yang lain udah pasang camp dan tenda tenda kecil di kaki gunung untuk kita bermalam. Pembagian tenda nanti di atur kepala kelompok. Sampai sini ada yang mau ditanyain?"
Yang lain kompak menjawab tidak.
"Oke, gue gak perlu kan ngasih wejangan buat jangan sampai kehilangan jejak kelompok dan lain sebagai nya, karena itu biasanya kayak wejangan guru SD ke anak muridnya"
Selesai arahan dari ketua acara makrab kali ini, kami pun berangkat menuju pangrango menggunakan tronton angkatan darat yang sejujurnya bikin sehira malas luar biasa
"Sehira, kata Bayu lo hari ini cantik kayak boneka" Aska, laki-laki pembuat onar di angkatan mulai on fire. Perasaan tadi dia adem adem aja, dikira udah taubatan nasuha buat gak kemana mana itu congornya
"Makasih, tapi jangan dimainin ya" 4 orang laki-laki termasuk Bayu dan Aska ketawa sambil teriak teriak dan kompak bilang "Aww..aww..aduhhhh" yang berlebihan
"Gue sempet bingung, lo cantik tapi kenapa gak punya gandengan?"
"Ada, nih gue gandeng paper bag"
"Bukan itu maksud gue.." Aska yang duduk samping Bayu, beranjak mendekati sehira dan duduk sila di bawahnya ngedeprok di lantai bus tronton
"Nih ya ra gue kasih tau.." dengan ancang ancang membisiki "lo tau kan si kafka, yang kemarin ipk semesteran nya 3.97?"
Sehira manggut manggut, dia kenal karena memang si Kafka ini famous banget diangkatan nya walaupun pernah ngobrol sekali aja sih, waktu dia mau minjemin Sehira payung yang ada di lembaga Hima, berhubung si Kafka ini calon ketua Hima yang baru
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika koma menjadi titik
Romance"Permisi bang abang, lah seru amat ini kumpul-kumpul" seorang gadis datang entah darimana, menghampiri kerumunan pemuda dengan satu pemuda lain yang duduk bersimpuh dengan pelipis mata mengeluarkan darah "Wah abang ini kalah main? jadi yang kalah mu...