I DONT EVEN KNOW YOUR NAME

228 29 299
                                    

Rasa sesak dan panas yang ia keluhkan sedari tadi saat memindahkan barang keperluan pertandingan dari ruang panitia ke pinggir lapangan, tidak ada apa apanya dibandingkan rasa kesal yang ia rasakan sekarang.

Ya, hari ini adalah hari pertama penyelenggaraan acara lomba olahraga tahunan yang dilakukan oleh SMA Cendana. Diikuti oleh banyak sekolah SMA elite yang memiliki kapasitas dan kualitas yang sudah pasti tidak dapat dipertanyakan lagi, menambah animo pertandingan yang sarat akan gengsi mempertaruhkan nama baik sekolah.

Olahraga yang diikutsertakan diantaranya, Sepakbola, Basket, Baseball, Renang, Tenis dan Atletik. Cabang olahraga tersebutpun juga dibagi dengan beberapa sub kategori, seperti putra dan putri, beregu dan individu, dan lainnya.

Cewek berambut sebahu yang sedang menahan amarahnya agar tak membuncah itupun akhirnya merebut jadwal pertandingan yang awalnya dipegang oleh seorang laki laki yang memakai kaos yang sama dengannya dengan tulisan crew di punggung.

"Aduh, gue nggak bisa bayangin gimana tanggapan dari tamu sekolah kalo liat kita telat kayak gini."

"Ya, masalahnya gue juga nggak tahu kenapa secara tiba tiba Pak Luki mutusin nggak bisa ngasih speech di opening ceremony."

Cewek itu mengecek jam di pergelangan tangannya. Waktu tinggal tersisa 15 menit lagi sebelum opening ceremony dimulai. Ara memegangi kepalanya yang serasa ingin pecah dalam hitungan beberapa detik lagi jika ia tidak menemukan jalan keluarnya.

"ANJIR!!! GUE TAHU, RA!"

"Berisik, onta! Bikin gue jantungan aja!" Ara membenarkan rambutnya yang sudah tak karuan bentuknya sekarang.

"Panggil Pak Arya aja, ya nggak? Dia kan yang biasanya suka gantiin Pak Luki kalo beliau absen. Pasti bisalah kalau kita minta."

"Masalahnya kan dia disini jadi coordinator tim Baseball kita, ya masa, dia ninggalin timnya?"

"Coba dulu, gue yakin pasti bisa."

Dengan sederet kata bujukan dan penyemangat yang di lemparkan cowok itu kepada Ara, akhirnya disinilah Ara berada. Di depan sebuah pintu dengan kertas laminating ditempel di depannya yang bertuliskan, 'Baseball SMA CENDANA'.

Ara menarik nafas perlahan sembari meyakinkan dirinya pasti semuanya akan berjalan sesuai dengan ekspektasinya dan semuanya akan berjalan dengan lancar. Di ketuknya pintu kayu bercat cokelat muda itu beberapa kali sampai akhirnya pintu itu dibuka oleh salah satu lelaki yang ia kenal sebagai seniornya di sekolah ini.

"Ada perlu apa?" setelah mengatakan bahwa Ara ada keperluan dengan kordinator Baseball, yang tak lain adalah Pak Arya, cowok itu menyuruhnya masuk kedalam ruangan tersebut karena Pak Arya yang sedang sibuk memasukan dan meng-cross check player list yang diberikan oleh panitia.

Ara sempat menahan nafasnya beberapa saat melihat nikmat tuhan yang tak dapat ia dustakan lagi. Ia berada seruangan dengan cowok cowok yang kebanyakan shirtless dengan tambahan badan atletis yang membuat Ara berjengkit kegirangan dalam hatinya, apalagi anggota baseball di SMA Cendana itu seperti anak anak most wanted yang dikumpulkan menjadi satu.

Gila lo, Ra! Lo kesini itu buat temuin Pak Arya bukannya buat cuci mata.

Ah sial! Ia jadi lupa tujuan utamanya datang ke ruangan ini untuk apa. Ara berdiri di depan Pak Arya yang sedang memegang papan putih ajaibnya. Kenapa dibilang ajaib? Entahlah, ajaib itu kosakata yang diberikan oleh anak anak baseball, jadi Ara sendiri pun tak tahu alasannya kenapa sampai bisa terlahir sebutan itu.

BLAME ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang