COVERNYA SEREM DALEMNYA ADEM

84 19 15
                                    

Tidak terasa Role Cup 2K18 telah memasuki hari ke delapan atau hari terakhir dari pelaksanaan event tersebut. Untuk cabang Renang dan Atletik sebenarnya sudah selesai dan telah menemukan juaranya dari 3 hari yang lalu. Namun, untuk cabang Sepak bola, Basket, dan Baseball akan melaksanakan finalnya di hari penutupan ini.

Sebelum memulai babak finak dan hari penutupan di hari ini untuk semua cabang olahraga, seluruh panitia, official, umpire, dan captain team, diminta untuk berkumpul bersama untuk melaksanankan last briefing dan doa bersama agar semuanya berjalan lancar.

Sekarang giliran Kevin yang memberikan penjelasan atau rundown acara setelah babak final yang dilaksanakan. "Jadi, setelah babak final sudah selesai dilaksanakan, acara selanjutnya adalah closing ceremony dan dilanjutkan dengan pemberian trophy dan sejumlah hadiah."

Arash yang mewakili Aphro Club sebagai kapten tim mengacungkan tangannya meminta perhatian, "Closing ceremony wajib full team kayak opening ceremony atau bebas?" Setelah memberikan pertanyaannya ia kembali menurunkan tangannya.

"Sebenarnya bebas, tapi kalau bisa full team biar sekalian bisa sesi dokumentasi." Jawab Kevin.

Merasa apa yang telah ia sampaikan jelas dan lengkap, Kevin menutupnya dengan kata kata terima kasih dan maaf jika ia melakukan kesalahan selama ia menjabat sebagai ketua penyelenggara.

Kevin kembali ketempat duduknya yang bertempatkan disebelah Ara dan Arash yang keduanya terlihat sibuk mengobrol ketimbang mendengarkan speech berfaedahnya barusan. Kevin menoyor kepala Ara dengan teganya sampai sampai membuat Ara kaget dengan serangan tiba tiba tersebut dan mendelik kesal kepada sang penoyor yang tak lain adalah Kevin.

Arash yang melihat hal itu langsung memutar kedua bola matanya malas dan menarik Ara kedalam rangkulannya dan menepuk kepalanya pelan, "Kasian banget sih adek gue dibully terus. Nggak sama Figo nggak sama Kevin, duh."

Kevin terkekeh dan meminum air mineral yang disediakan dihadapannya, "Hati hati lo, Ra. Bisa baper lo kalo sama Arash di gituin terus. Awal awal aja sok sokan kakak adek nanti lama lama—" Ia tak melanjutkannya dan memilih untuk mengitari meja panjang rapat tersebut dan keluar dari ruangan.

***

Karena Ara memang dari awal sudah ditugaskan di divisi Baseball, jadilah sekarang ia berdiri di pinggir lapangan untuk kembali men cross check line up. Di final kali ini, SMA Cendana dengan Aphro Club-nya, akan melawan wakil dari Hopeworld SHS.

Kalau tak salah dengar, Ara pernah mengetahui bahwa SMA bertaraf International itu memiliki kualitas di tim olahraganya yang tak perlu diragukan lagi. Bahkan, hampir semua cabang olahraga yang diikuti kecuali untuk Tenis, Hopeworld SHS meloloskan wakilnya ke final.

Cewek berambut sebahu itu mengecek jam di tangannya yang menurut perhitungannya kurang dari lima menit lagi, semua pemain pasti akan memasuki lapangan. Dan, yap! Setelah dua menit dari perhitungannya, semua pemain telah memasuki lapangan dan memposisikan dirinya dimasing masing tempat.

Ara dapat melihat Arash yang berada di posisi catcher yang sudah memakai mytt khas penangkap bola baseball tengah melambai ke arahnya. Mau tak mau, Ara pun membalas lambaian tangan Arash dengan senyuman lebarnya, bahkan lebih bersemangat.

Tatapannya tak sengaja bertubrukan dengan seorang di posisi pitcher yang tak lain adalah Figo. Entah kenapa matanya selalu merasa panas dan pegal ketika bertatapan dengan Figo. Apa manusia itu memiliki laser dimatanya? Who knows?

Seperti saat pertandingan pertama dilangsungkan, Layar LCD besar di atas tribun penonton pun memberikan perhitungan mundur dari sepuluh dan pertandingan pun dimulai. Ara sangat serius menonton pertandingan ini, walau ia sama sekali tidak mengerti istilah apa yang digunakan Pak Arya dan umpire.

BLAME ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang