[13]cemburu

2.2K 172 0
                                        

“Pelan-pelan Hwi.”

Anjroot. Gue ngerasa kuping gue panas dengernya. Bisa-bisanya mereka mahoan di toilet kesayangan gue.

Brakk! Pintu toilet terbuka.

“Ngapain lo berdua mesum di sini hah?!” Labrak gue sambil menyipitkan mata. Nggak salah lagi. Daehwi dan Daniel. Haaah. Mana tangan Daehwi lagi hinggap di resleting celana Daniel

Mereka diam.

Gue diam sesaat.

“Keluar dari toileeeeeetttt!!!” Usir gue berapi-api.

Gue melangkah keluar toilet dengan langkah lebar. Senangnya bisa menangkal permesuman liar di toilet kesayangan gue.

Gue mencari-cari sosok yang nggak seharusnya gue cari. Iseng doang sih.

DEG.

Mata gue menatap lurus ke depan. Tepat di bawah pohon, gue melihat dua orang yang tiba-tiba membuat hati gue bergejolak.

Perasaan apa ini?

Jantung gue berdetak kencang sejalan dengan kemesraan yang terpancar pada pasangan di bawah pohon sana.

Guanlin dengan kak Lisa

Gue lihat dua orang itu bermain riang dengan sepeda milik Lisa,guanlinyang mengayuhnya dan Lisa yang bertengger manis di antara ban belakang. Berdiri dengan tangan memegang kedua pundak Guanlin

Gue menekan dada gue kuat-kuat. Debar yang pernah gue rasain sekali waktu guanlin bilang peduli sama gue kini muncul lagi dengan tempo yang cepat dan denyut yang semakin kencang.

Gue ngerasa ada air yang masuk ke paru-paru gue. Sakit.

Buru-buru gue mengambil sepeda gue dan menelungkupkan kepala gue di atas stang.

Hancur. Gue ngerasa hari ini mendung. Gue pingin nangis. Tiba-tiba seseorang menepuk bahu gue.

“tataa. Lo tidur?” Panggilnya. Gue yakin, nada suara ini. Ini pasti guanlin

Gue langsung menghirup napas gue pelan-pelan dan menghembuskannya kuat-kuat. ogah banget gue kelihatan tersiksa dekat dia.

“Kenapa?” Tanya gue sambil mendongakkan kepala gue dan berusaha keras untuk menatap wajah lelaki di hadapan gue ini.

Duh Tuhan, gue kenapa? Apa karena gue udah nggak punya siapa-siapa lagi di hati makanya gue kayak gini?

“Lo bisa bawa sepeda sendiri kan? Gue pulang bareng Lisa kayaknya.” Sahutnya sambil menggaruk tengkuknya pelan.

Gue memasang tampang masa bodo, “terus gue harus bilang wow gitu?”

“Yailah, kan gue pamit doang.”

“O.” Sahut gue tanpa minat. Cepetan pergi kek, gue pingin nangis nih!

“Haha. Jangan galau dong gue tinggal. Udah ya. Bye.” Sahutnya sambil mengacak rambut gue pelan sebelum ia pergi.

Gue yakin seribu persen dia becanda. Tapi ngenaaaaaa :”( :”(

Gue langsung melangkah gontai ke kelas dan langsung menangis di pojokan kelas.

Bayangan si Genter tertawa lepas bareng kak Lisa itu rasanya sakittttttt bangettttt.

Bayangin kak Lisa yang megang pundak guanlin mana tadi suap-suapan pula. Hhhh.

-tbc-

👇vote👇

Dating By IncidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang