Setelah keluar dan menanyakan ruangannya ke Selly, ternyata ruangannya tidak begitu jauh dari ruangan bossnya. Jika ruangan Kevin hanya lurus, ruangan Tiffany harus berbelok ke kanan.
Ia pun membuka file yang tadi diberikan oleh Kevin, ternyata file itu berisi nama seluruh pegawai Bragiant Group, dan Tiffany diminta untuk mengurutkan pegawai yang paling lama bekerja di perusahaan ini.
Apakah laki-laki ini tidak mempunyai pikiran? Sekarang sudah pukul 08.30 dan ia di minta mengumpulkan file ini sebelum jam makan siang? Shit!
Setelah merasa tugasnya hampir selesai Tiffany merenggangkan otot nya yang agak kaku karena terlalu lama duduk di depan komputer.
"Tiffany Lauren, saya tunggu diruangan saya" suara dari speaker yang terpasang tepat di depan pintu ruangan Tiffany berbunyi.
Tiffany menyerit Ini Tiffany Lauren namaku kan? Ada apa, kok dipanggil boss ya? Jangan-jangan nagih tugas ini? Shit! Tugasnya kan belum selesai!
Tiffany terus membatin kebingungan. Namun ia tidak langsung ke ruangan Kevin, ia justru melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai. Dan sekitar 10 menit kemudian ia selesai mengerjakan tugasnya.
Sialan! Ini sangat melelahkan, padahal tadi kan boss bilang file ini dikumpulkannya nanti sebelum makan siang, sekarang baru pukul, 11.30 ?
Double sialan! Semoga boss Kevin sedang berbaik hati.
Tiffany pun langsung mengeprint file yang sudah ia kerjakan, untungnya diruangan ini sudah ada alat print jadi ia tak perlu repot-repot ke bawah untuk menge print.
Setelah menge print file tadi, ia pun menaruh file tersebut di sebuah map. Setelah rapih ia segera berjalan ke ruangan Boss nya sambil berdoa agar Bossnya sedang berbaik hati.
---------Tok tok
Ia mengetuk pintu itu dengan sangat pelan, berharap bossnya tidak mendengar bunyi ketukan pintu. Jadi ia akan beralasan datang terlambat karena sudah mengetuk pintu tapi tidak diizinkan masuk. He he he.
"masuk!" namun sepertinya dewi keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya, Tiffany sangat yakin ia sudah mengetuk pintu dengan sangat pelan. Namun sepertinya telinga boss nya ini sangat tajam. Sialan.
Tiffany membuka pintu ruangan bossnya yang berat ini dengan sangat perlahan.
"aku sudah memanggilmu 15 menit yang lalu, kenapa baru datang sekarang? Apakah jalan menuju ruanganku sangat jauh?" ujar Kevin dengan nada yang sinis.
Tiffany bahkan baru selesai menutup pintu, namun bossnya ini sepertinya sudah tidak sabar untuk memarahinya.
"maaf boss, tadi...."
"alah! Aku tidak akan mempercayai alasanmu!" ujar Kevin memotong ucapan Tiffany.
"trus aku harus bagaimana?"
Kevin menyeringai "ayo ke kamar rahasia"
"APA?!"
"kenapa reaksimu seperti orang yang tidak pernah diajak ke kamar. Atau jangan-jangan kau ini perawan tua?" Kevin tertawa dengan kencang.
"heh, jangan berbicara sembarangan. Aku dengan pacarku bahkan sudah sering melakukannya"
Tuhan mohon maafkan aku yang telah berbohong.
"pacarmu yang mana? Kan kau tidak menyukai apa yang ada dibalik celanaku, bagaimana caramu melakukannya dengan pacarmu?" ujar Kevin sambil menyeringai geli.
Laki-laki ini butuh pelajaran! Aku akan membuktikan seberapa hebatnya diriku.
Tiffany berjalan dengan cepat menuju meja Kevin, iapun melemparkan file yang ia sudah dikerjakan ke lantai. Lalu ia memutar kursi Kevin agar menghadap kearahnya, iapun mencoba untuk membuka celana Kevin dengan paksa.
"wow, sabar honey. Jangan terburu-buru seperti itu. Biar aku yang memulainya"
Kevin pun menarik Tiffany agar duduk di pangkuannya dan langsung saja ia mencium bibir Tiffany dengan rakus.
"hmptt.." Tiffany berusaha untuk mendorong Kevin, namun usahanya sia-sia karena Kevin pun tidak menjauh sedikitpun.
Saat masih terus berusaha untuk mendorong Kevin, tiba-tiba pintu ruangan bossnya ini terbuka lalu disusul suara seorang wanita.
"upss...."
Tiffany dan Kevin sama-sama menoleh kearah pintu yang terbuka. Tiffany pun langsung bangun dari pangkuan Kevin dan segera merapikan bajunya.
"shit" gumam Kevin yang dapat didengar oleh Tiffany.
"mami ngapain sih kesini?" ujar kevin.
"pipin! Kamu apain anak orang!" ujar perempuan yang dipanggil mami tadi oleh Kevin. Sambil menjewer kuping Kevin.
Apa tadi katanya? Pipin? Tiffany berusaha keras untuk menahan tawanya.
"Kevin ga ngapa-ngapain kok mihh" jawab Kevin sambil meringis.
"bohong banget. Sini kamu duduk di sofa" mami Kevin pun berjalan menuju sofa sambil terus menjewer kuping Kevin.
"aduh mih, sakit ih malu-maluin aja, itu ada sekretaris Kevin"
"nah, kamu juga duduk disini, mami mau ngomong sama kalian" ujar mami Kevin dengan agak sedikit lembut ke Tiffany.
Sambil tersenyum canggung, Tiffany duduk di sofa tepat disamping Kevin.
"pipin, mami ga pernah ya ngajarin kamu buat melakukan hal yang ga baik ke perempuan. Apalagi dia sekretaris kamu" ujar mami Kevin membuka pembicaraan.
"Kevin belum ngapa-ngapain mih" jawab Kevin memelas.
"NAH! Belum ngapa-ngapain berarti akan melakukannya kan?"
"siapa suruh mami tiba-tiba dateng" gerutu Kevin.
"APA?! Jadi kamu salahin mami?" Saut mami Kevin.
Kevin meringis mendengar maminya berteriak "maaf mih"
"nama kamu siapa?" ujar mami Kevin dengan suara melembut ke Tiffany.
"ah, nama saya Tiffany tante" jawab Tiffany dengan perasaan agak gugup.
"kamu ga di apa-apain kan sama pipin?"
"pipin?" Tiffany berusaha keras untuk tidak tertawa.
"ih mami, jangan panggil pipin kalau lagi di kantor" Kevin menggerutu.
Mami Kevin menghiraukan gerutuan Kevin "ah maksud mami sama si Kevin ini"
Tiffany bingung mau menjawab apa. "Ahh itu--"
"tuh kan pin! Kamu tuh nakal banget sih. Kamu harus tanggung jawab" ujar mami Kevin sambil menatap Kevin dengan tajam.
"iya mih, nanti Kevin nikahin" jawab Kevin santai.
"HEHH???!" Tiffany refleks berteriak sambil melotot kearah Kevin.
--------------♥♥♥♥♥♥----------------
Part ini agak beda sama yang sebelumnya. Kalian lebih suka yang mana?
Saran dan kritik pasti diterima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos(shit)
Romansa"Aw!" Seru Kevin. "Kamu bar-bar banget sih!" Seru Kevin sambil mengelus bahunya. "Boss juga mesum banget, main cium-cium saya seenaknya" balas Tiffany tak kalah sebal. "Itu cuma mengecup, bukan mencium" "Cuma?!" Tiffany sudah bersiap untuk memukul K...