"Jadi kerja kelompok gak nanti" tanya alin.
"kalo gue mah terserah" sahut ara.
"raya gimana menurut mu?".
"oke aja" jawab ku singkat.
"yoga bisa gak ya hari ini?" tanya alin.
"mana gue tau lin, coba lo tanyain dia tuh lagi kumpul disana" jawab ara.
"males ah nanti aja dikelas".
Setibanya dikelas, alin meminta ku yang berbicara pada yoga. Selama kami satu kelas, Aku tidak pernah menyapa yoga. Untuk mengajaknya berbicarapun jarang kalo ada perlunya baru aku mau bicara padanya.
"males ah, kamu aja lin kan kamu tau kalo aku gak pernah bicara dengannya" kata ku dengan memasang tampang cemberut.
"ayolaaah raya sekali ini saja, aku lagi tidak ingin berbicara dengan anak songong itu"
alin terus memaksa ku untuk berbicara dengan yoga. Gengsilah harus menyapanya duluan, yang ada nanti dia malah besar kepala, secara dia itu anaknya gampang sekali keGR-an.
"yoga nanti pulang kerja kelompok". Aku berbicara tanpa nada, semua ucapan ku datar tidak berekspresi.
"dimana?".
"dirumahku"tegas ku.
"oh baiklah, nanti pulang bareng ya" jawab yoga, lagi-lagi dia mengeluarkan senyum yang menjijikan.
Anak itu selalu bertingkah berlebihan. Mual rasanya jika harus melihat ekpresi itu setiap hari. Yoga akhir-akhir ini bersikap aneh, atau karena ingin dipertahankan di dalam kelompok? Aku tau tipe orang seperti dia, baik jika ada maunya saja. Hari itupun kami putuskan untuk pulang berempat.
Ketika kami sedang berjalan menuju parkiran, ku lihat ada anak baru yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah. Aku penasaran apa yang sedang dilakukannya. Apa dia tidak kerja kelompok hari ini? aku mencoba mendekati anak baru itu.
"gak pulang?" kata ku sambil berdiri di sampingnya.
"oh raya, kau membuat ku terkejut. Ini sedang menunggu ayah ku menjemput" jawabnya dengan tersenyum.
Aku terkejut ketika mendengar jawabannya seperti itu. Laki-laki seperti dia pulang dijemput ayah? Yang benar saja. Tapi tidak heran sih, orang seperti dia emang kayaknya tipe orang seperti itu.
"kau tidak kerja kelompok?" tanyaku penasaran.
"nanti setelah pulang ini kami akan kerja kelompok dirumahku" jawabnya dengan lembut.
"raayaaaa ayo pulang" teriak seseorang dari parkiran.
"aku pulang duluan ya" ucapku sambil menepuk bahunya.
"oh iya, hati-hati" dibalasnya dengan tersenyum.
Hati ku berdetak ketika melihat senyumannya, meskipun menjengkelkan tetapi senyumannya begitu manis. Apaan sih, kenapa coba aku harus memikirkan hal seperti itu. Ingat !! dia itu si anak sombong yang kau benci. Tapi kenapa hati ku rasanya seperti ini? tidak biasanya aku bersikap seperti ini, Haaaisssssh!! dasar aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Belia
RomanceMaafkan aku yang terlambat menyadari kehadiran mu, perasaan ku yang begitu melekat padanya membuatku tidak menyadari jika kau lebih berharga darinya. ketulusan cinta yang kau beri sangat jauh berbeda darinya, namun perasaan ini sulit sekali rasanya...