Chapter 6

35 4 0
                                    

Pagi itu aku masih penasaran dengan sosok aldo. Mereka berdua bersaudara tetapi tak saling tegur sapa di sekolah, pulang bersamapun juga tidak. Ada apa dengan mereka berdua? Tak lama kemudian aku terkejut dengan kehadiran aldo di samping ku, dia menyapa ku tidak biasanya sikap aldo seperti ini atau karena dia melihat ku semalam? Hatiku berdegup kencang, mulutku mendadak membungkam, aku terpelongo sesaat.

"Hai raya" sapa nya dengan tersenyum lebar.

"ha!? barusan kau sebut namaku?"

"iya emang kenapa? gak boleh ya" tanyanya dengan tersenyum.

"wah bener nih anak kayak nya lagi ada yang gak beres nih, gak biasanya dia bersikap seperti ini" ucapku di dalam hati.

tak lama kemudian yoga lewat dan menabrak bahu ku.

"Awww.. wei kalo jalan pakek mata!" teriak ku ke arah yoga

"Gak sengaja" sahut nya sambil berjalan.

"hahahahah" suara aldo yang tertawa melihat tingkah ku dan yoga.

"lah kamu kenapa ketawa?"

"lucu aja" ucapnya dengan tersenyum.

"dasar aneh" kataku berbisik-bisik.

"ayok masuk ke kelas" ajaknya.

"yaudah masuk aja duluan" jawabku dengan jutek.

Ada apa yang dengan aldo hari ini nampaknya sangat ramah dari hari-hari sebelumnya. Aneh nih cowok kayak nya salah makan deh pagi tadi gak biasanya nyapa pagi-pagi. Ewwww kok tiba-tiba merinding ya.

"sepertinya ada yang menyukai anak baru" suara yoga berbisik di telingaku sepintas.

"apaan sih" jawabku dengan nada sinis.

"santai aja, jangan gerogi"

wah beneran ni anak nguji kesabaran gue. Mana mungkinlah aku suka sama aldo, gak bisa baca isi hati orang nih sih yoga, wajar aja sih kalo dia jomblo suka salah memprediksi isi hati orang lain.

"eh kantin yuk" ajak ara.

"yuuk"

Aku mengabaikan apa yang telah di katakan yoga, menurut ku tidak ada gunanya menghiraukan ucapannya hanya buang-buang waktu saja. Beneran suntuk deh rasanya lama-lama  dikelas ini, kekantin mungkin enak kali ya nyegerin hati.

Saat aku ingin keluar dari kelas dengan waktu yang bersamaan aldo pun berada di pintu kelas.  Aku terdiam dan begitupun juga dengan dirinya, kami sama-sama terdiam di depan pintu. Ada perasaan canggung yang kami rasakan saat itu.

"hai aldo, mau ke kantin juga" tanya alin

"oh iya alin" jawab aldo dengan ramah.

"gabung aja bareng kami" ajak alin.

Aduuuhh!! sih alin pakek acara nawarin segala lagi, lengkap sudah derita ku hari ini tadi ada sih yoga yang pagi-pagi udah mancing emosi lah sekarang ada sih alin yang pakek acara nawarin aldo makan bareng lagi, apasih mau mereka-mereka ini gak bisa kayaknya sehari aja buat gue tenang. Apa mereka gak ada yang tau kalo gue gak pernah suka sama tuh anak baru.


"raya kok diem aja?" tiba-tiba aldo menegur ku.

"iyanih, raya dingin banget" ketus ara.

"ah enggak kok, aku cuman laper" kata ku tersenyum.

"wah tumben sekali raya lagi laper diem? Ada yang aneh" ara sepertinya sedang mengejek ku di depan aldo.

"Benar-benar di uji nih kesabaran gue disini, awas aja ya kalian bertiga nanti gue kerjain baru tau rasa" gumam ku.


***

"baksonya enak ya" ucap aldo.

"bakso disekolah ini tuh emang enak, itu bakso langganan kita bertiga" jawab alin dengan tersenyum bersemangat.

"oh ya raya, rumah kita ternyata deketan ya" kata aldo tiba-tiba bertanya padaku.

"oh ya benarkah!?" ejek ku pura-pura terkejut.

"apasih raya kok ekspresinya gitu" ucap alin.

"hehe gapap kok lin, iya tadi pagi aku liat kamu berangkat sekolah" kata aldo sambil tersenyum.

"salah orang kali" kata ku sambil memainkan handphone.

"masa sih? tapi itu beneran kamu deh kayaknya" ucap yoga membatah perkataan ku.

"disekolah kita itu banyak yang tinggal disana jadi jangan kamu kira itu aku" tegas ku.

"oh gitu ya" ucapnya yang terlihat nampak kebingungan.

"contohnya aku dan ara, kami berdua juga tinggal disana" sambung alin.

"oh iya ya, mungkin aku salah orang"

Bisa jadi yang di lihat aldo beneran aku, untungnya aku bisa mengelakan pembicaraan. Kalo enggak bisa-bisa dia mau main kerumah nanti, kan urusannya bisa kacau lagi.


Gadis BeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang