Limabelas

41 7 0
                                    

at 5.30 pm.

"Bundaaaa. Fani pulang" Teriak Fani.

"Bundaaa" Fani mengunjungi setiap sudut rumah untuk mencari bundanya.

"Apa sih Fan, berisik. Bunda gaada lagi pergi" Jawab Aldi.

"Kemana?"

"Gatau, mau belanja bulanan katanya."

Fani hanya meng-oh-kan perkataan Aldi.

"Lo dari mana aja jam segini baru balik?" Tanya Aldi datar.

"Jalan lah, kaya gatau anak cewe aja."

"Dih. Jadi nemenin gue basket ga?"

"Iya jadi dong" Fani memperlihatkan jejeran giginya.

"Gue berangkat jam enam."

"Hah serius? Ah gila cape gue baru balik"

"Salah sendiri lu jam segini baru balik."

"Yaudah. Gue mau mandi dulu"

Fani segera menaiki anak tangga menuju kamarnya, pergi begitu saja langsung meninggalkan Aldi. Aldi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adik kesayangannya itu.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Fani langsung turun dari kamarnya kelantai utama untuk mencari sosok kakaknya, Aldi.

"Bangg. Lo dimana?" Fani berjalan kearah kamar Aldi.

"Bentar. Lo tunggu luar aja sono"

"Ck. Jahat banget"

Fani pun langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar Aldi. Fani berjalan menuju sofa yang berada diruang keluarga rumah ini.

"Lama banget sih bang" Teriak Fani.

Fani mengeluarkan ponselnya dari sling bag miliknya. Fani membuka aplikasi kamera.

"Daripada gabut mending selfi."

Fani sibuk mengarahkan ponselnya untuk memotret dirinya secara sempurna. Berkali kali Fani menjepretkan kameranya.

"Woi malah selfi. Ayo gc"

"Gabut nungguin lo, lama bener."

"Haha yaudah ayo" Aldi menarik pergelangan tangan Fani.

"Bang gue laper, belum makan"

"Yaudah nanti makan. Lo mah makan mulu sih pikirannya."

"Dih ko jahat"

"Haha baper banget sih elah. Udah nih gc masuk mobil" Aldi mengacak-ngacak gemas rambut Fani dan langsung membukakan pintu mobil untuk Fani.

"Rese ah, berantakan" Fani mengerucutkan bibirnya.

Aldi tak menghiraukan perkataan Fani. Aldi segera menutup pintu disebelah Fani dan segera memasuki mobil sport nya dibagian bangku pengemudi.

Fani membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah Aldi.

"Udah cantik sayang"

Fani hanya melirik Aldi tajam.

"Hahaha santai sih Fan ah elah, lo lucu kalo lagi begitu" Senyum Aldi mengembang.

Fani hanya membalas dengan senyuman kecut.

"Lucu lucu. Lo kira gue badut"

"Mirip sih" Ucap Aldi datar dan dibalas tatapan sinis oleh Fani.

"Emang latihannya dimana bang?"

"Lapangan lah"

"Tau gue juga kalo itu"

Best Replacement ✖ IDR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang