Arfan Erlangga.
Hari ini aku break syuting sekitar pukul 20.00 WIB. Aku langsung meluncurkan mobil lamborghini ku ke Dwina Caffe sekedar untuk ngopi sekaligus bertemu Alya tentunya.
Sesampai disana aku bertemu Sinta teman kerja sekaligus teman yang sekost dengan Alya, tapi dia bilang sejak semalam dia sama sekali tidak melihat Alya di caffe maupun di kost-kostan.
Ya Tuhan, kemana dia?
Aku mencoba menelfonnya, tapi handphone nya tidak aktif, aku sms juga tidak di balas.
Padahal aku mau membahas padanya soal kejadian di mall malam itu. Aku sudah tau penyebab Alya tiba-tiba memutuskan untuk pulang.
Waktu itu, setelah aku pulang dari kost Alya karena ketiduran di depan kamarnya, sampai apartemen aku langsung menghubungi asistenku untuk mencari tahu kejadian apa yang di alami Alya saat di mall.
Pelayan di caffe itu bilang, sebelum Alya tiba-tiba pulang tiga orang wanita datang dan berkata tidak enak pada Alya, aku tau tiga wanita yang dimaksud itu pasti mama, Rani, dan Atika, Andra asistenku juga membawa rekaman cctv sebagai bukti. Andra selalu kerja dengan baik, dia dulu adalah teman kuliahku, tapi semenjak aku bekerja di dunia entertain dia memintaku untuk menjadikannya sebagai asistenku.
Sekarang aku sedang duduk di mobilku dengan perasaan tak karuan. Berfikir keras dimana keberadaan Alya saat ini, apa dia marah padaku gara-gara kejadian malam itu?
Jika iya, sungguh akan kumusnahkan mereka yang membuat orang yang kucintai tersakiti.
Alya, kamu dimana sayang?
*******@@@*******
Alya Febriani.
Saat ini aku duduk di mobil milik Bu dwi, ohh bukan, lebih tepatnya beliau adalah mamaku, mama kandungku. Sungguh sangat bahagia bisa menyebut seseorang dengan sebutan mama, apalagi beliau adalah mama kandungku.
Tadi aku dan mama juga sudah kerumah budhe dan bertemu dengan budhe dan pakdhe, mereka bilang Bu Dwi memang mamaku, mama juga memberikan cek untuk budhe kalau gak salah sebesar 25 juta, karena tadi aku sempat membaca diam-diam saat mama menulis.
"Alya, mama sangat bahagia." Katanya saat di mobil.
"Iyaa.." jawabku, sebenernya aku ingin berkata 'iya mama' tapi jujur aku masih canggung untuk menyebut kata-kata itu.
"Alya bahagia gak?"
"Iya, Alya juga bahagia." Kataku sambil tersenyum ke arahnya.
"Nanti sesampai di Jakarta kita ke kostan kamu ambil barang-barang kamu, mulai hari ini kamu tinggal dirumah mama ya."
"Tapi ma,"
"Mama mohon sayang," katanya, kemudian aku mengangguk.
Aku dan mama menuju ke bandara, mama bilang kita akan pulang naik pesawat supaya sampai lebih cepat, dan juga karena mama sudah terlalu lelah nyetir semaleman.
Ini adalah pengalaman pertamaku naik pesawat.
Setiba di bandara Soekarno Hatta, mama menggunakan taxi untuk sampai ke kostan ku.
"Kostan kamu dimana Al?". Tanyanya.
"Belok kiri, nanti ada gapura masuk kedalem, maju dikit nanti ada gang, kita turun di depan gang aja ya ma." Kataku, lalu mama mengangguk sambil tersenyum.
"Disini aja pak." Kataku pada pak supir, setelah mobil berhenti aku dan mama berjalan lewat gang yang sempit, mungkin hanya bisa dilewati satu motor.
"Alya, kamu kemana aja?". Kata Sinta yang tiba-tiba berdiri dari duduknya di kursi depan kamar kost ku.
Aku senyum, "maaf," kataku.
"Kamu tuh bikin aku khawatir tau gak!, si Putra juga kemaren nanyain kamu, nomer kamu juga di telfon gak aktif, di sms gak dibales, pas pulang kemaren malem juga ga keliatan, kamu tuh harusnya bilang ke aku kalo mau pergi!"
"Udah-udah ngomelnya nanti lagi ya, aku capek." Kataku yang berusaha menghentikan ocehan Sinta.
"Seakrab itu ya kalian." Kata mama yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahku.
"Ehh, Bu Dwi ada apa kesini?" Tanya Santi yang terkejut dengan kedatangan mama.
"Mau ke kost-kostan kamu." Jawab mama sambil tersenyum. "Hehehe, ini saya mau ambil barang-barang Alya." Katanya kemudian.
"Emang kamu mau kemana Al?"
Aku senyum.
"Mama, kita mau kemana?" Tanyaku pada mama sengaja sambil melirik Santi sambil tersenyum.
Santi menoleh kearahku lalu ke arah mama.
"Mama?" Katanya.
Aku mengangkat alisku, "Iya, jadi Bu Dwi itu ternyata mama aku San." Kataku.
"Heh!! Kamu jangan becanda deh Al, maafin temen saya ya bu." Katanya pada mama sambil tersenyum kecut.
"Benar kok apa kata Alya." Mama menimpali.
"Maksudnya?..."
Kemudian aku dan mama bercerita hal yang sebenarnya terjadi.
Sinta bahagia sekaligus sedih, katanya dia bahagia aku bisa bertemu dengan ibu kandungku, tapi dia sedih karena dia harus pisah dengan aku.
"Aku pamit dulu ya Sin." Kataku sambil memeluk Sinta.
Aku merasakan Sinta menangis di pundakku, karena aku mendengar suara isak tangisnya.
"Kita kan masih bisa ketemu di caffe." Kataku lagi. "Jangan nangis dong nanti aku juga ikutan sedih." Kemudian Sinta melepaskan pelukanku lalu tersenyum ke arahku sambil menghapus air matanya.
"Aku gak sedih." Katanya, "aku bahagia kalo liat kamu bahagia, tapi aku sedih karena gak ada lagi orang yang bakalan aku omelin. Hahahahaha." Aku dan Sinta ketawa, mama juga.
"Yaudah Sin aku jalan dulu ya."
"Iyaa hati-hati ya Al." Katanya.
*********###**********
HAI GUYS.. THANKS UDAH BACA CHAPTER-7 . DITUNGGU YAHHH NEXT CAPTHERNYA. MUDAH-MUDAHAN IMAJINASI BERJALAN DENGAN LANCAR SELALU ADA WAKTU SENGGANG JUGA, BIAR BISA SELESAIIN NOVELNYA. 😆
.
TUNGGU KISAH ALYA SELANJUTNYA YAAA...
JANGAN LUPA VOTE KALO KALIAN SUKA, TINGGALIN JEJAK DENGAN CARA KOMEN YA 😆😆
.
SEE YOU IN THE NEXT CAPTHER 😘😘😘
.
BY. Lina Setiyani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
RomanceKarakter: Arfan Erlangga/Putra Adijaya - Jefri Nichol Alya Febriani - Shenina Cinnamon Nice Cover by @flygraphic ❤ Bagaimana jika kamu mencintai seseorang, namun orang itu belum tentu mencintaimu? Bahkan sampai di hari-hari setelah pertunangan, dia...