Chapter 14

9.4K 374 19
                                    

Aku membeku, bukan dingin melainkan sekujur tubuhku memanas. Mataku tak bisa berkedip, pandanganku terus menatapnya. Apa dia bilang tadi? Aku mencoba mencerna apa yang dia barusan katakan. Begitu keras hingga seisi kelas melihat kami. Mulutku tak bisa berkata, membukanya pun aku susah. Aku kembali bernafas lagi karena tadi sempat tertahan.
Setelah ia membentakku, dia langsung duduk dan tak menghiraukanku. Pandangannya menatap jauh kearah lain. Aku mengangguk pelan dan berkata..
"Oke, kalo ini mau lu."
Kubalikkan badanku dan meninggalkan dia. Aku tak peduli dengan pandangan murid lain yang menatap aneh kami. Aku kembali ke mejaku. Mungkin benar apa kata Nando, sekarang tak ada lagi yang perlu dibicarakan.

Pikiran dan suasana hatiku langsung berantakan seketika. Aku tak menyangka dia bisa bersikap seperti itu. Dia berubah dan aku kecewa padanya. Aku ingin berusaha menolongnya tapi dia malah membuat benteng tinggi diantara kami. Baiklah, kalo ini jadinya, aku bisa apa.

"Elu gak papa Sam?" Kian bertanya memastikan keadaanku.
Aku menggeleng.
Tentu saja aku sedang tidak baik. Kuusap wajahku dengan telapak tangan dan kubenamkan disana, berharap ini cepat berlalu.

Pelajaran dimulai dan aku sangat malas daripada biasanya, terlebih atas kejadian tadi. Mood ku masih berantakan. Dari semua kelakuan Nando yang menyebalkan, inilah yang paling membuatku tak habis pikir. Aku ingin menenangkan diriku terutama pikiranku. Hingga bel istirahat berbunyi kuhabiskan dengan diam dan hanyut dalam pikiran kacau ku.

Aku keluar dari kelas. Aku ingin sendiri, kudatangi tempat biasanya dibelakang gedung. Kuberjalan sebentar kemudian aku duduk di bangku semen. Disini memang rindang dan sejuk. Lumayan untuk menenangkan hati. Kubaringkan badanku diatas bangku panjang itu sehingga aku dapat melihat langit yang biru. Cahaya matahari dapat masuk disela sela rimbunnya dedaunan. Kicuan burung yang bersautan membuat hatiku lumayan tentram daripada mendengar omongan murid lain yang membicarakan kami sambil berbisik dengan murid lainya. Seperti suara nyamuk yang mengitari telinga kalian, sangat mengganggu bukan? seperti itulah yang kurasakan tadi.

Angin berhembus menyentuh rambutku. Sapuan lembutnya membuat mataku terpejam dan tak ingin semilir ini cepat berlalu. Aku merasa relaks dan emosiku juga sudah stabil. Aku baikan sekarang. Telah kuputuskan untuk tidak lagi mencampuri urusan Nando. Mungkin ini salahku yang bertindak terlalu jauh, jadi lebih baik aku bersikap wajar saja seperti dulu sebelum aku mengenal dia.

Aku bayangkan saat dulu aku berbicara dengannya disini. Saat tiba tiba dia muncul dan mengagetkanku. Saat dimana kita saling mengobrol dan tertawa. Saat kita mulai cukup dekat dan banyak hal yang kita lakukan bersama. Belum lama kupejamkan mataku dan berbaring, bel usai istirahat mengganggu suasana damaiku. Mau tak aku harus beranjak dari tempat ini. Aku berjalan kembali menuju kelas.

Sesampainya disana aku langsung menuju bangku ku. Kulirik Nando, dia sedang asik mengobrol dengan gerombolan barunya. Baguslah dia cepat beradaptasi sekarang.
Aku kembali kerutinitas biasanya, duduk bermalas-malasan, tangan menopang kepala, melihat pemandangan luar kelas dan menguap sesekali.

Akhirnya jam pulang sekolah datang juga. Sudah hampir mati bosan aku mengikuti pelajaran. Kubereskan tas ku dan buru buru ingin pergi dari sini.
Saat aku sampai dipintu, bahu kiriku bersentuhan dengan orang lain. Lumayan keras, begitu terasanya hingga aku menoleh mencari tau siapa yang berbenturan denganku.

Nando rupanya.
Tatapan kami bertemu satu sama lain. Dia diam dan aku diam. Aku mundur selangkah, mempersilahkan dia keluar duluan. Dia mengacuhkanku. Mungkin dia masih marah. Dan aku mencoba tak peduli padanya.

~

Keesokan harinya keadaan kami masih sama, bahkan jarak diantara kami lebih jauh. Tak ada tegur sapa, tak ada omongan, bahkan saat berpapasan pun dia langsung membuang muka, pura pura tak melihatku.
Hari berikutnya pun juga demikian, begitu terus hampir selama empat hari. Jadi hampir seminggu aku tak berkomunikasi denganya, melalui sms pun juga tidak.

Boy crushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang