two

32 6 0
                                    

Ashila berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai.

Dilemparkannya tas dan sepatunya kesembarangan tempat.

"Ashila kamu sudah pulang nak, tumben pulangnya tepat waktu?" ujar ibunya, busarah menghampiri.

"Sudah bu, Shila capek!" Ujar Ashila.

"Tumben ngak mampir dulu ke cafe kopi milyarder itu? Tanya bu sarah.

"Percuma doang mampir kalau ngak bisa masuk kesana bu! Sebenarnya kenapa sih bu? Ngak semua orang bisa masuk ke kafe Kopi milyarder itu?" Tanya Shila.

Drrrt Drrrt

"Shil ibu angkat telpon dulu ya"

"Ya bu shila main keluar bentar ya bu" ucap shila meminta izin.

"Jangan lama lama ya!" Seru bu sarah, berlalu mengangkat telponnya.

Shila pun menganti pakaiannya, ia mengambil handponenya dan menelpon dinda, temannya.

"Din lo jemput gue ya! Gue udah di ijinin kok sama ibu"

"Kita mainnya ditaman aja yah!" Sahut dinda diseberang.

****

Sampailah mereka ditaman.

"Shil lo pingin banget yah masuk ke kafe kopi milyarder itu? Tanya dinda.

"Iya gue pengen banget! Emang lo ngak kepingin gitu?" Balas Shila.

Belum sempat dinda menjawab, tiba tiba cowok bertubuh tinggi dengan wajah tampan menghampiri mereka.

"Saayang" sapa dinda pada dino pacarnya itu, yang dibalas senyuman oleh dino.

"Shil lo bisa pulang sendirikan gue mau pergi sama dino! Please Shil"sahut dinda dengan tampak memelas.

"Eh kampret lo ngajak gue kesini karna ada dino?"

"Please Shil lo pulang sendiri ya sekali kali bantuin teman ngak papakan!" Ujarnya.

"Iya iya" sahutk Shila kesal.

Shila pun berjalan ke kafe kopi milyarder, dengan perasaan kesal.

Langkahnya seketika terhenti. Ketika hampir berpapasan dengan lelaki yang pernah dilihatnya, waktu itu.

"Ha hy" sapa shila kepada lelaki tersebut.

"Siapa???" Ujar lelaki tersebut, binggung.

Shila menghela napas kasar.

"Maaf salah orang"ujar Ashila melangkah pergi.

Ia berharap lelaki tadi mengingatnya.

Ia berjalan menuju jembatan penyebrangan yang terbuat dari kayu, andai ia bisa mengulang waktu tak akan disapanya lelaki tadi.

"Ashilaa" pangil lelaki itu menghampiri! yang menbuat shila menoleh.

Shila sangat senang seketika perasaan malunya terhapus begitu saja.

"Kamu tahu namaku dari mana?"tanya Shila pipinya merah menahan malu.

"Ashila?, kau Ashilakan? Tanya lelaki itu.

"Iya aku Ashila, kamu siapa?"tanya Shila ia sangat senang.

"Oh jadi kau Ashila aku menemukan kartu pelajarmu tertinggal kemarin, ini kartu kau kan?" Sambil menyodorkan kartu itu.

"Ashila langsung mengambil kartu itu, dan berlari pergi meninggalkan lelaki itu. Lelaki itu mengikutinya.

"Namaku Arlandinata" seru lelaki itu meneriakan namanya, dan menbuat Shila terhenti.

"Apa kita bisa berteman?"pinta arlan sembari mensejajarkan langkahnya.

Shila pun menatap arlan bingung.

"Oh ya aku sering sekali melihatmu ditaman ini! Apa yang kau cari disini?" Tanya arlan.

"Aku ingin masuk ke kafe yang diseberang sana, namun sayang aku ngak bisa masuk kesana" sahut Ashila lirih.

"Aku bisa membantu kau masuk kesana" ujar arlan.

"Oh ya gimana cara?"balas shila antusias.

"Kau mau jadi pacarku? Tanyanya.

"Loh!?"

"Kalau kau mau jadi pacarku, akan kubantu kau?"terang arland menjelaskan, ia tampak bersungguh sungguh.

Sementara Ashila masih bingung tak percaya.

"Apa yang kau punya?" Tanya Ashila.

"Aku kaya, tampan dan semua wanita ingin jadi pacarku, otakku juga cerdas aku punya segalanya, dan yang pasti aku bisa membantu masuk kekafe kopi milyarder" terang Arlan.

"Apa motto hidupmu bersamaku" tanya Ashila.

" *Pertama akan aku jadikan kau wanita kedua yang kucintai setelah mama

  *Kedua akan ku buat kau bahagia semampu yang kubisa.

  *ketiga kau bisa masuk dan menikmati kopi milyarder, sampai kapan pun.

Apa kau mau jadi pacarku" tanya arlan serius.

"Akuu aa aku eh" Shila tergugup.

"Apa kau mau jadi pacarku, jawab! aku cuma butuh jawabanmu iya atau tidak, waktumu tidak banyak.

Akan ku ulang pertanyaanku untuk kesekian kalinya, ashila diandra maukah kau menjadi pacarku! Jika kau tak memjawab banyak wanita diluar sana yang mengantri ingin menjadi pacarku" ucap arlan menegaskan pertanyaannya.

"Mau" ucap Ashila walau masih kebingungan yang jelas ia tertarik arlan bisa membantunya.

"Apa sekarang kita sudah pacaran" tanya Ashila polos.

"Ya" jawab arlan sekenanya sambil melangkah meninggalkan Ashila.

"Hey tunggu kapan kita bisa bertemu? Kapan kau menemuiku" ujar Ashila meneriakan pertanyaan.

"Kapan kapan saat aku rindu" sahut arlan keras.

kopi milyarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang