Ashila pov
Aku berjalan ke taman yang sudah seminggu ini kudatangi.
Berharap lelaki yang kuketahui bernama Arlandinata, pacarku itu datang menemuiku disini.Aku sendiri pun binggung dengan diriku, bagaimana bisa lelaki yang belum terlalu kukenal, ku terima menjadi pacarku.
Dan ini semua karna aku tertarik dengan ucapannya yang ingin membantuku masuk kedalam kafe kopi milyarder.
"Ashila?!" Panggil seseorang yang berjalan menghampiriku.
"Kau Ashilakan?"ujarnya kembali.
"Ya aku Ashila Diandra! Kau siapa" ucapku balik bertanya, kepada cowok ganteng yang berdiri didepanku.
"Aku Alden Erga, teman SD mu dulu" ujarnya memperkenalkan diri.
Aku pun berpikir sejenak mengingat ingat kembali namanya.
"Oh alden! Kok sekarang ngak mirip ya? Dulu kan.." Ucapku padanya yang langsung dipotongnya.
"Tapi sekarang aku ganteng kan!" Ucapnya songgong. Yang kubalas dengan senyuman.
"Kau cantik" ujarnya.
"Apa?!" Tanyaku kembali agar dia mengulang pernyataannya.
"Kau sudah punya pacar? Cantik!" Tanyanya yang membuat kedua pipiku memerah.
"Jika aku jawab belum? Aku punya Arlan! Jika sudah? Apa iya Arlan itu pacarku" gumanku dalam hati."Kalau tidak mau jawab ngak papah kok, ngak usah tegang juga, ini bukan ujian" ucapnya ngasal.
"Hhm" jawabku sekenanya sambil tersenyum.
Tiba tiba alden memengang tanganku lalu menarikku. Dan aku pun mengikutinya.
"Kau tinggal dimana sekarang?" Tanyaku memecah keheningan diantara kami.
"Aku pindah ke kampung asalku" ucapnya tampa berniat bertanya apapun padaku.
"Kemana kita akan pergi? Dan bisakah kau lepaskan tanganku, semua orang melihat kearah kita" ucapku dan langsung dilepaskannya sambil berujar "maaf".
Tiba tiba ponselku berbunyi dan sebuah pesan mendarat di hpku.
Lo dimana?! Kita semua udah nunggu lo dari tadi, lo niat ngak sih belajar kelompak bareng!!
Misya itulah nama yang tertera diatas pesan. Misya, sigadis cantik yang pintar, teman satu kelompok denganku.
"Astaga sekarangkan sudah jam dua, bisa diomelin mereka semua aku. Ini pasti karna aku keasikan ngombrol sama alden".
Lalu aku pun mengirim balasan pesan padanya.
"Bentar lagi sampai kok" balasku.
"Alden maaf ya! Aku harus pergi,ada tugas kelompok yang harus ku kerjakan" ucapku padanya.
"Ya!" Jawabnya singkat tampa berniat mengantarku.
****
"Teman teman kita kan disuruah buat rumah rumahan. Kalo kita buat dari tangkai eskrim aja gimana?" Ucap misya memberi usulan.
"Ide bagus tu Sya kita setuju setuju aja! Kan disini yang paling pintar elo!" Sahut genta.
"Ya udah kalo gitu kita bagi langsung aja yang bawa alat dan bahannya.
Misya lo bawa gunting aja,
Gen lo bawa lemnya ya! Biar gue yang bawah kardus buat alas rumahnya"terang langit menjelaskan.
"Lah terus sih Ashila bawa apa?!" Ucap misya.
"Ya bawa tangkai esnya lah Sya!" Seru langit.
"Eh kasian Shilanya lang, gimana kalo gue berdua sama Shila bawa tangkai esnya" banta misya.
"Ya kasian elo nya juga dong misya, masak iya lo bawanya dua! Lagiankan ngak berat berat amat Sya! Shil lo keberatan ngak disuruh bawa tangkai eskrim" tanya langit padaku.
"Ngak kok! Lagian kan murah dapetinnya" ucapku.
"Berarti ngak ada masalah ya! Besok kita kumpul lagi disini.
****
Aku pun pulang dengan mengendarai sepeda motorku.
Pandanganku terhenti ketika melihat sosok yang kukenal. Ku parkirkan motorku. Lalu berlari menghampiri sosok yang kukenal itu.
Ya dia adalah arlan, pacarku, dan sepertinya dia sedang bersama teman temannya.
"Arlan! Lan!" Teriakku terus berlari kearahnya, namun tiba tiba sebuah gerobak penjual ikan yang melaju pelan ku tabrak.
Byurr
seluruh tubuhku basah kuyup, dan tidak hanya itu badanku jadi bau ikan, dan membuatku terjatuh.
Bapak bapak yang membawa gerobak itu membantuku. Dan memintah maaf.
Aku pun bingung bukannya tadi aku yang menabraknya yah.
Kuabaikan penjual ikan itu dan fokus kembali pada arlan yang sudah tampak jauh.
Dengan sekuat tenaga kukejar dia tampa peduli akan badanku yang basah.
"Arlan!" Panggilku setelah berdiri tak jauh dari belakangnya.
Yang membuat dia dan temannya menoleh kebelakang melihatku.
"Siapa lan?" Ucap salah satu temannya yang berbadan tinggi sambil menutup hidungnya.
Dan ketika kulihat semua teman temannya pun melakukan hal yang sama.
"Aku Ashila pacarnya! Ucapku sambil mengulurkan tangan pada temannya yang bertanya tadi".
"Arlan! Ngak bisa yah dapet yang lebih dari gue" ucap salah satu teman ceweknya kuakui dia sangat cantik.
"Aku Rhalin mantannya Arlan!" Ucapnya menegaskan kata mantan dia pun menjabat tanganku yang sedari tadi kusodorkan.
"Siapa sih lan masak iya dia pacar lo?" Tanya seseorang temannya lagi padanya.
"Diaa.. aku tak mengenalnya" ucap Arlan kemudian.
"Kau siapa?" Sahutnya lagi.
"Pacarmu" ucapku meyakinkan dengan mata yang berkaca kaca.
Semua teman temannya menertawaiku.
Airmataku sudah tidak dapat ditahan lagi. Aku pun menangis dihadapan mereka semua.
Lalu kutinggalkan mereka yang masih saja tertawa, kecuali Arlan.
"Apa dia lupa dengan apa yang pernah dia ucapkan.
Apa dia sedang berada dialam bawah sadarnya saat mengatakan itu padaku,
bagaimana bisa aku menangis dihadapan orang yang tidak terlalu kukenal.
Apa seminggu sejak aku tak melihatnya dia ditabrak mobil sampai hilang ingatan"terkah batinku lirih.
Jangan lupa vote & commentnya yah😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
kopi milyarder
Humorjika kau bertahta maka mampirlah!! jika kau hanya orang biasa lebih baik kau pulang saja!!