eight

25 4 0
                                    

Setelah insedent aku dipulangkan secara tak sopan dirumah arlan kemarin, hari ini aku sudah berada digerbang rumahnya lagi,

dengan penampilan yang sudah seperti mis universe saja,
maklumlah harus tampil cantik didepan calon minantu.

Hal ini dikarenakan sebuah pesan yang mendarat di hp ku kala itu.

Ashila maafin aku ya
Tadi aku ngusir kau,
Jika kau mau? besok
Datang kerumahku ya!!
Akan kuperkenalkan kau
Pada papa & mama sebagai calon minantunya.

Dalam sekejap saja Pesan tersebut mampu membuatku yang dalam keadaan bersedih hati menjadi senang kembali.

Aku lupakan soal pengusiran dan tak diakui yang kualami kala itu.

Dan pesan itulah yang menjadi penyemangatku saat ini, kubuka tasku untuk mencari hpku, yang tidak kunjung ku temukan.

Aku baru menyadari kalo aku lupa memindahkannya dari tas sekolah ke tas kecilku ini.

"Loh? Kamu yang kemarin datang kesini itu kan?" Ucap satpam itu yang membuatku terlonjak kaget.

"Iya pak, aku Ashila diandra yang kemarin datang kesini" ucapku pada satpam itu.

"Lah! ngapain kesini lagi?" Tanya satpam itu sedikit kebingungan.

"Mau ketemu Arlan pak" ucapku.

"Maaf kamu tidak di izinkan masuk rumah ini sedang dikunjungi tamu penting" ucap satpam itu menegaskan.

"Tapi Arlan yang menyuruhku kesini lagi pak! Kalo bapak ngak percaya saya bisa menghubungi arlan" ucapku sedikit mengancam.

Dan pada akhirnya dipersilakan oleh satpam itu.

Ku langkahkan kakiku memasuki rumah yang lumayan besar itu dan beruntungnya pintu rumah itu terbuka lebar seperti menyambut kedatanganku.

"Rhalin kamu itu kok makin cantik aja sih" ucap seseorang yang kemarin dipanggil arlan tante, memandang takjub pada gadis yang bernama rhalin itu.

Yang membuat gadis itu tersenyum senang.

"Biasa aja kok tan, tante juga makin cantik aja" ujar rhalin melontarkan pujiannya.

"Kalo yang kayak kamu ini biasa terus yang kayak mama ini gimana? Kamu itu cantik lo" ujar seseorang yang tak kukenal.

"Udahlah ma, tan ngak usah dipuji puji terus rhalinnya nanti terbang dia" ucap Arlan.

Ingin sekali ku hampiri dirinya namun ku urungkan karna aku masih ingin mendengar jawaban gadis yang bernama rhalin itu.

"Terbang! Emangnya aku bidadari" ucapnya disela sela tawanya yang membuat yang lainnya pun ikut tertawa.

"Lah kan kamu emang bidadari..."

Hatiku perih, badanku panas dingin jadinya, amara tak dapat lagi kutahan.

"Arlann..." teriakku histeris yang sudah tak tertahan lagi.

Membuat setiap pasang mata menatap tajam padaku, seolah olah aku telah merebut kebahagian mereka.

"Kamu ngapain kesini lagi?" Ucap tante arlan berang.

"Kamu kenal dia sarah?" Ucap seseorang yang tadinya dipanggil mama oleh arlan.

"Dia itu yang ngaku ngakunya pacar Arlan, pas kemaren datang kesini" ucap sarah, tantenya arlan.

"Nama kamu siapa nak?" Tanya mamanya Arlan padaku.

"Ashila Diandra tante, pacarnya Arlan" ucapku dengan ramah.

Semua mata memandang tak suka padaku.

"Kamu cantik, kamu baik, Tapi..."

"Makasih tan, Tapi apa tan?" Tanyaku antusias.

"Tapi akan lebih baik lagi kalo kamu ngak deketin anak saya" ujar mamanya Arlan, bagai menancapkan belati tepat dihulu hatiku.

Sakit itulah yang kurasakan sekarang.

Kulihat rhalin yang sedari tadi menahan tawanya sementara arlan diam seribu bahasa.

Mereka semua membubarkan diri dan hanya arlan denganku yang tertinggal. Arlan menghela napasnya.

"Kenapa kau kesini?" Aku yang mendengarnya semakin bertambah kesal.

"Bukannya kau yang nyuruh aku kesini?!" Bentakku kasar.

"Hha?" Ucapnya kaget.

"Kau yang minta aku untuk ketemu papamu!" Geramku.

"Loh Hha?" Ucapnya lagi terlihat bingung.

"Kau yang bilang ingin perkenalkanku sebagai calon mantukan!" Kesalku.

"Hha??" Ucapnya yang membuatku semakin kesal saja.

"Ngak mau ngaku ya! Kau itu buat hatiku sakit tau ngak?" Seruku padanya.

"Hha!!" Ucapnya yang entah kebeberapa kali.

Yang membuatku menghela napas kasar.

"Emang kau ngak baca pesanku yang tadi siang?" Tanyanya padaku.

"Loh?! Pesan yang mana? Aku lupa bawah hp" ucapku jujur.

"Oh yaudah! Sekarang kau pulang gih, baca pesan dariku! Habis itu kesini lagi!" Ucapnya lalu berbalik hendak meninggalkanku.

"Kau masih hapal jalan pulangkan! Pintuku disebelah sana! Ngak pindah kok dari tadi" tunjuknya lalu berlalu pergi.

Jangan lupa vote & commennya yah

kopi milyarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang