ten

18 3 0
                                    

"Dia panggil aku sayang! Sekarang udah kebuktikan! Kalau dia itu pacarku" ucapku pada tari dengan senyum kemenangan.

"Kenal dia dimana? Kok ngak pernah cerita sih! Oh iya yang namanya genta itu temannya arlan juga yah? Kau dan arlan bisa kan comblangin aku dan genta" minta tari dengan wajah memelas.

"Aku ngak tahu genta itu siapa? Masa iya aku yang harus comblangin! Kau usaha sendiri ajalah yah" ucapku.

"Tari, ashila kalian berdua dari tadi ngak perhatiin saya menerangkan pelajaran yah!" Bentak pak bondan.

"Perhatiin kok pak" ucap tari.

"Kalo gitu kalian berdua maju kedepan selesaikan soal ini, kamu tari jawab yang nomor satu dan ashila kamu jawab yang nomor dua!" Perintah pak bondan.

Aku dan tari pun berjalan kearah papan tulis, dan pak bondan pun menuliskan dua soal untuk aku dan tari.

"Tari, shila silahkan kalian jawab pertanyaan ini" ucap pak bondan setelah selesai menuliskan dua buah soal tersebut.

Tari pun segera menuliskan jawabannya.

Beberapa menit kemudian.

"Sudah pak" ucap tari sumringah.

Tari, teman sebangkuku itu siswa olimpiade matematika, dia walaupun tidak memperhatikan guru yang mengajar didepan, tapi jika ditanya oleh guru pasti dia tahu jawabannya.

Dan dia dijuluki kalkulator berjalan disekolah.

"Jawaban kamu benar" ucap pak bondan setelah memeriksa jawaban tari.

"Ashila cepat tuliskan jawabanmu?!" Sahut pak bondan.

aku pun hanya terdiam menatap papan tulis, aku sama sekali tidak mengerti maksud soalnya.

Keringat dingin bercucuran dibadanku, malu itulah yang kurasakan dan aku yakin semua orang termasuk arlan tengah menjadikan aku pusat perhatian.

Sesekali terdengar suara cekikikan kecil yang kuartikan sebagai ejekan.

"Ashila ayo silakan dijawab! Integral 3x+4 berapa" ucap pak bondan.

"Integral itu apa yah? Inikan materi baru! Tari sih ngajak aku ngobrol tadi! Sialkan aku sekarang" celotehku dalam hati.

"Tidak tahu pak" ucapku akhirnya.

"Ya sudah besok kalo tidak mengerti jangan ngobrol dibelakang perhatiin saya menerangkan! Anak anak ada yang bisa bantu ashila ngerjain soal ini"

"Saya pak" ucap arlan tunjuk tangan ia pun segera kedepan dan mulai membuat jawabannya.

Ia mengerjakannya dengan begitu teliti dan cepat.

"Sudah pak" ucap arlan pak bondan pun segera memeriksa jawabannya.

"Benar, silahkan duduk kembali kebangkumu, dan kamu ashila berdiri disini sampai jam pelajaran saya berakhir" ucap pak bondan sambil melanjutkan pelajaran.

"Belajar yang rajin yah cantik! Biar tambah pintar" bisiknya sebelum kembali ke tempat duduknya.

"Dia memuji sekaligus menghinaku yah?"

Selama jam pelajaran pak bondan berlangsung aku dijadikan pajangan dengan berdiri didepan kelas.

*****

Dihari minggu pagi ini arlan, pacarku telah berada dirumahku, ia mengajakku untuk pergi ketaman dengannya.

Awalnya aku ingin menolak tapi melihat arlan yang begitu menawan hari ini, aku pun ikut dengannya.

"Arlan kita ngapain ketaman?" Ucapku yang bersiap akan menaiki motornya.

"Ya mau pergi aja! Nanti sebelum  ketaman kita kerumah rhalin dulu yah?" Ucapnya yang akan melajukan motornya.

"Ngapain kerumah rhalin?" Ucapku setengah teriak agar arlan tidak samar samar mendengarkan ucapanku.

"Rhalin mau ikut! Minta aku jemput!" Ucapnya.

"Rhalin mau ikut minta dijemput?" Ucapku memastikan pendengaranku tidak salah, karna arlan melajukan motornya sedikit kencang.

"Iya" jawabnya sekenanya.

Aku pun terdiam enggan bicara.

Dan kami pun melanjutkan perjalan dalam keheningan.

Sampai pada akhirnya, sampailah kami didepan sebuah rumah bercat oranye, rumah itu sangat besar bak istana.

Penjaga gerbang dirumah itu langsung membukakan pintu gerbangnya.

"Cari siapa den arlan?" Tanya satpam itu ramah.

"Rhalinnya ada pak?" Tanya arlan.

"Ada silahkan masuk den" ucap satpam itu.

Arlan pun melangkah masuk dan aku mengekorinya dibelakang.

Jangan lupa vote & commentnya yah😀😀

kopi milyarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang